Panji Gereja Roma Yang Kudus (bahasa Latin: Vexillum; bahasa Italia: Gonfalone di Santa Romana Chiesa, kadang-kadang pula disebut Vessilio di San Pietro, "Panji Santo Petrus") adalah panji-panji perang Negara Gereja pada zaman Renaisans, dan termasuk salah satu lambang Gereja Katolik. Jabatan Gonfalonier Gereja mula-mula adalah jabatan pengusung panji-panji tersebut.[1]

Gonfalone Paus Bonifasius VIII

Uraian

sunting
 
Gonfalone bergambar Santo Petrus dan Santo Paulus
 
Gonfalone Paus Inosensius III

Tanda kebesaran ini terbuat dari sehelai kain merah yang mula-mula dihiasi gambar Santo Petrus, dan kemudian hari kadang-kadang ditambahi gambar Santo Paulus. Paus Inosensius III (menjabat tahun 1198–1216) menggantikan gambar Santo Petrus dan Santo Paulus dengan gambar dua anak kunci saling silang bermercukan sebuah salib putih.[1] Tampilannya yang termutakhir ditetapkan oleh Paus Bonifasius VIII (menjabat tahun 1294–1303), yaitu sehelai kain sutra merah kirmizi, bercorak sulaman bintang enam sudut dari benang emas, dan menampilkan gambar dua anak kunci saling silang di bawah naungan payung kebesaran atau tudung berjumbai emas.[1] Panji-panji ini diikatkan pada sebatang tongkat keemasan dan diusung mengikuti gerak langkah Sri Paus, termasuk dalam arak-arakan peribadatan dan pawai-pawai kenegaraan, misalnya kirab Corpus Christi.

Sejarah

sunting

Panji Santo Petrus mulai dikibarkan pada masa jabatan Paus Aleksander II, ketika sengketa Investitur sedang menghangat. Meskipun Kaisar Romawi Suci ketika itu enggan mengakui kewenangan Sri Paus, Aleksander berusaha mengukuhkan wibawanya melalui berbagai tindakan simbolis, misalnya menganugerahkan Panji Santo Petrus dan berkat kepada raja-raja yang bersedia mengaku bertuan kepadanya, seperti yang dilakukan William Penakluk sebelum melancarkan perang penaklukan Inggris. Panji-panji tersebut digunakan di dalam upacara-upacara investitur tataran tertinggi, untuk menandakan bahwa kewenangan Sri Paus mengatasi para penguasa duniawi. Panji-panji yang sama juga dikibarkan di medan Perang Salib dan Pertempuran Lepanto.[1]

Penanganan Panji Gereja Roma Yang Kudus dipercayakan kepada seorang tokoh berkedudukan tinggi yang digelari Vessillifero di Santa Romana Chiesa atau Gonfaloniere di Santa Romana Chiesa atau (Gonfalonier Gereja Roma Yang Kudus). Gonfaloniere merupakan peran paling tinggi yang dapat dianugerahkan Sri Paus kepada tokoh awam, mengingat beberapa gonfaloniere adalah raja-raja, antara lain Raja Aragon Chaime II (lahir tahun 1267, mangkat tahun 1327, menjadi gonfaloniere saat menjabat sebagai Raja Sardinia dan Korsica, dianugerahkan oleh Paus Bonifasius VIII) dan Raja Napoli Ladislao (lahir tahun 1376, mangkat tahun 1414, menjadi gonfaloniere saat menjabat sebagai Raja Napoli Sisilia dan Hongaria, diangkat oleh Paus Inosensius VII). Tugas tersebut juga pernah dianugerahkan kepadaː

Paus Inosensius XI (menjabat tahun 1676–1689) menjadikannya jabatan herediter dan menganugerahkannya kepada Bupati Sempadan Giovanni Battista Naro. Sesudah keluarga Naro punah, jabatan gonfaloniere beralih ke atas pundak keluarga ningrat Montoro. Untuk menegaskan betapa pentingnya jabatan ini, Paus Klemens XI (menjabat tahun 1700–1721) menitahkan supaya pengusung panji-panji dikawal dalam kirab meriah oleh kepala-kepala pasukan Cavalleggeri (kesatuan kavaleri ringan Negara Gereja). Pada tahun 1801, sesudah Cavalleggeri dibubarkan, Paus Pius VII membentuk kesatuan baru, yaitu Garda Mulia Pontifikal, dan menjadikan gonfaloniere sebagai panglimanya dengan pangkat Tenente Generale. Pada akhirnya, Paus Pius IX menitahkan supaya gonfaloniere diberi tanda pangkat khusus berupa seuntai kalung lencana istimewa berterakan tulisan Vexillifer, dan dijadikan anggota seumur hidup majelis istana kepausan.

Baca juga

sunting

Rujukan

sunting