Gisik penghalang

bentuk lahan berupa gisik tipis dan memanjang antara dua tubuh air

GIsik penghalang (bahasa Inggris: barrier beach) adalah sejenis bentuk lahan asal proses marin (laut) berupa gisik (beach) atau kompleks gumuk yang tipis dan memanjang sebagai suatu kenampakan yang dapat dibatasi dari daratan utamanya, serta terhadap suatu tubuh air. Gisik penghalang merupakan bentuk lahan marin kelompok gisik yang terbentuk sebagai endapan atau melalui proses marin yang bersifat deposisional, serta lahannya dapat ditumbuhi oleh vegetasi pantai. Sebagai bagian dari kompleks gumuk, gisik penghalang dapat berperan sebagai peredam bencana kepesisiran seperti badai ataupun tsunami.[1][2]

Gisik penghalang antara Teluk Youtefa (kiri) dan Teluk Yos Sudarso (kanan) yang telah ditumbuhi vegetasi dan dihuni manusia, Jayapura, Papua.
Bura Kuron di barat Lituania dan Rusia (Kaliningrad) memisahkan lagunanya dan Laut Baltik.
Sistem gumuk pasir di gisik penghalang Bura Kuron di bagian Lituania.

Pembentukan

sunting

Gisik penghalang terakumulasi melalui proses marin ingsutan litoral (littoral drift) oleh arus susur pantai.[1] Bentuk lahan ini terbentuk dari material bertekstur pasiran serta sedimen lainnya melalui gelombang air, angin pesisir, arus pasang surut, maupun endaapat badai. Bentuk gisik penghalang dipengaruhi dan dapat terus berubah seiring dengan keadaan material sedimennya serta proses-proses marin tersebut yang terus terjadi yang membuat gisik dapat tampak "berpindah" ke arah daratan maupun tererosi atau terendam oleh naik turunnya muka air laut.[3][4]

Naik turunnya muka air laut

sunting

Tinggi muka air laut di Bumi berubah-ubah seiring terjadinya periode glasial. Periode glasial terakhir berakhir sekitar 15.000 tahun yang lalu.[5] Saat periode glasial terjadi, tinggi muka air menjadi lebih rendah lalu saat periode glasial beralih menjadi periode interglasial, tinggi muka air pun naik. Proses peralihan ini dapat terjadi selama ribuan tahun dan air laut yang naik membawa material sedimen. Material ini juga dapat berasal dari endapan delta atau dataran banjir. Material sedimen diendapkan oleh air laut menjadi gisik yang kemudian dipengaruhi oleh proses-proses marin yang dapat membentuk gisik pengalang.[4]

Karakteristik

sunting

Gisik penghalang diapit oleh dua tubuh air yang dapat berupa laut dan rawa, laut dan laguna, maupun tubuh air lainnya. Seberapa lebar suatu gisik penghalang tergantung dari banyaknya material bawaan dari proses marin pembentuknya. Bentuk lahan ini dapat tergabung atau terpisah dari daratan utamanya dan bentuknya dapat terus berubah seiring proses-proses tersebut terus terjadi. Gisik penghalang dapat hanya berupa gisik dengan sistem gumuk maupun yang telah ditumbuhi vegetasi atau hingga yang telah dihuni oleh manusia. Terdapat beberapa jenis gisik penghalang yang dijelaskan dalam tabel di bawah ini.[2][3]

Gambar contoh Ket. gambar contoh Nama Keterangan
  Kota kecil Culburra Beach dan Danau Wollumboola, New South Wales, Australia Penghalang teluk (bay barrier) Gisik di antara dua tubuh air yang memisahkan keduanya dengan "menghalangi" yaitu membentang dan tersambung di kedua ujungnya dengan daratan utamanya.
 
Kuala Parek, Aceh Timur, Aceh Bura penghalang (spit, barrier spit) Serupa dengan penghalang teluk namun gisik hanya terhubung dengan daratan utamanya di salah satu ujungnya saja.
  Pulau Matakana, Bay of Plenty/Te Moana-a-Toi, Selandia Baru Pulau penghalang (barrier island) Gisik penghalang yang tidak terhubung dengan daratan utamanya di kedua ujungnya sehingga membentuk sebuah atau beberapa pulau.
  "Jalan Malaikat" di Pulau Shōdo, Kagawa, Jepang Tombolo Gisik penghalang yang menyambungkan suatu pulau ke daratan utamanya.

Sumber:[3]

Referensi

sunting
  1. ^ a b Sunarto (2008). "Hakikat Bencana Kepesisiran dalam Perspektif Geomorfologi dan Upaya Pengurangan Risikonya" (PDF). Jurnal Kebencanaan Indonesia. 1 (4): 211–228. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-06-01. 
  2. ^ a b The Massachusetts Barrier Beach Task Force (1994). Guidelines for Barrier Beach Management in Massachusetts (PDF). The Massachusetts Barrier Beach Task Force. Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2023-05-11. Diakses tanggal 2022-09-02. 
  3. ^ a b c Massachusetts Coastal Zone Management Office (1983). Smith, Lester B., Jr., ed. Barrier Beach Management Sourcebook. Boston: Massachusetts Coastal Zone Management Office. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-09-21. 
  4. ^ a b Dolan, Robert; Lins, Harry (1987). "Beaches and Barrier Islands". Scientific American. 257 (1): 68–77. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-09-03. Diakses tanggal 2022-09-03. 
  5. ^ Severinghaus, Jeffrey P.; Brook, Edward J. (1999). "Abrupt Climate Change at the End of the Last Glacial Period Inferred from Trapped Air in Polar Ice". Science. 286 (5441): 930–934. doi:10.1126/science.286.5441.930. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-06-01. Diakses tanggal 2022-09-03.