Permainan

aktivitas bermain dengan peraturan tertentu
(Dialihkan dari Gim)

Definisi Permainan

sunting
 
Papan permainan Mesir kuno ditulis untuk Amenhotep III dengan laci geser terpisah, dari tahun 1390–1353 SM, terbuat dari fayans berkaca, dimensi: 5,5 × 7,7 × 21 cm, di Museum Brooklyn di New York

Permainan sesuatu yang digunakan untuk bermain (sebuah mainan), sebuah barang atau sesuatu yang pada umumnya digunakan untuk hiburan atau kesenangan, dan kadang-kadang digunakan sebagai alat pendidikan.[1] Permainan berbeda dari pekerjaan, yang biasanya dilakukan untuk mendapatkan upah, dan dari seni, yang lebih sering merupakan ekspresi elemen estetika atau ideologis. Namun, perbedaannya tidak jelas, dan banyak permainan juga dianggap sebagai karya (seperti pemain profesional olahraga atau permainan penonton) atau seni (seperti puzzle atau permainan yang melibatkan tata letak artistik seperti mahyong, solitaire, atau beberapa permainan video).

Menurut Johan Huizinga, seorang sejarawan dan ahli teori budaya Belanda, permainan merupakan suatu fungsi yang penuh makna sebab dalam permainan ada sesuatu yang turut bermain, sesuatu yang melampaui hasrat yang langsung untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan yang memasukkan suatu makna kedalamnya.Lebih lanjut ia menyebutkan bahwa manusia merupakan Homo Ludens yaitu istilah yang merujuk pada ide bahwa manusia adalah mahluk yang bermain. [2] .

Diuji sejak 2600 SM,[3][4] permainan adalah bagian universal dari pengalaman manusia dan hadir dalam semua budaya. Permainan Kerajaan Ur, Senet, dan Mancala adalah beberapa permainan tertua yang diketahui.[5]


Jenis Permainan

sunting

Permainan anak-anak

sunting
 
permainan anak-anak

Di lingkungan yang masih terlihat keakraban antar anggota masyarakat, banyak permainan yang dilakukan oleh anak-anak secara beramai-ramai dengan teman-teman mereka di halaman atau di teras rumah. Mereka berkelompok, berlarian, atau duduk melingkar memainkan salah satu permainan dan tercipta keakraban. Beberapa permainan ini karena tercipta pada masa yang lama berlalu disebut dengan permainan tradisional, sedangkan di sisi lain beberapa permainan yang lebih akhir (dan biasanya menggunakan peralatan yang canggih) disebut permainan modern.

Permainan dewasa

sunting

Bermain identik dengan aktivitas yang lekat dengan anak-anak, tapi sebetulnya usia bukan penghalang untuk bermain. Tak sekadar menghabiskan waktu luang, ada manfaat lain yang didapatkan orang dewasa dari bermain.ada beberapa manfaat bermain bagi orang dewasa> Pertama, membuat badan lebih sehat. Kedua, bermain juga bisa menjadi sarana mengekspresikan emosi karena seseorang melakukan kegiatan yang dapat membuatnya tertawa girang hingga berteriak penuh semangat. Bagi anak, bermain adalah salah satu cara mengembangkan kemampuan sosial, sementara bagi orang dewasa, bermain bisa jadi sarana mengeratkan hubungan dengan orang lain.[6]

 
double dutch playing

Melalui permainan, utamanya permainan yang bisa dilakukan sendirian seperti puzzle, seseorang bisa punya waktu berkualitas sendirian. Selain itu, bermain bisa membuat Anda mengenal lebih dalam tentang diri sendiri. Sementara permainan yang membutuhkan strategi bukan cuma menghibur, tapi dapat mengasah kecerdasan.


Permainan elektronik

sunting
 
permainan elektronik

Seiring dengan perkembangan teknologi maka model permainan pun berkembang. Dengan sentuhan teknologi wajah permainan berubah dengan idiom baru yang mengikutinya yaitu digital game atau lebih dikenal dengan nama game komputer. Menurut Christ Crawford, game komputer merupakan permainan video yang dimainkan pada komputer pribadi, konsol permainan, maupun mesin ding-dong. Peran komputer dalam sebuah game bisa antagonist maupun sebagai penengah antara gamer dengan game yang dimainkannya. Bentuk yang paling umum dari game komputer adalah permainan keterampilan dan tindakan (skills and action) yang menekankan koordinasi mata dengan kecepatan tangan.[7]Terdapat tujuh kategori permainan elektronik, yaitu permainan petualangan, strategi, aksi, olahraga, simulasi, puzzle, dan simulasi.[8] Permainan elektronik dapat dimainkan oleh siapa saja, secara umum terdapat empat kategori pemain, yaitu U3+ (Kelompok pemain berusia tiga tahun atau lebih), U7+ (Kelompok pemain berusia tujuh tahun atau lebih), U13+ (Kelompok pemain berusia tiga belas tahun atau lebih), dan U18+ (Kelompok pemain berusia delapan belas tahun atau lebih).[8] Mengasah kemampuan mendidik anak dengan game tebak-tebakan bisa menjadi cara yang menyenangkan dan efektif untuk mengajarkan anak-anak keterampilan berpikir kritis, kreativitas, dan kerjasama.

Berikut adalah beberapa ide permainan tebak-tebakan di smartphone yang dapat membantu mengasah kemampuan mendidik anak [9] :

  • Tebak Gambar: Anda dapat menunjukkan gambar objek atau binatang pada anak-anak dan meminta mereka menebak namanya atau ciri-cirinya. Ini akan membantu anak-anak mengasah kemampuan memperhatikan detail dan mengembangkan kosakata mereka.
  • Tebak Kata: Anda dapat memberikan beberapa petunjuk tentang kata tertentu, dan anak-anak harus menebak kata apa yang dimaksud. Ini membantu anak-anak mengasah kemampuan berpikir kritis dan memahami hubungan antara kata-kata.
  • Tebak Angka: Anda dapat memberikan beberapa petunjuk tentang angka tertentu, dan anak-anak harus menebak angka apa yang dimaksud. Ini membantu anak-anak mengasah kemampuan berpikir logis dan matematika .
  • Tebak Siapa: Anda dapat mengajukan pertanyaan tentang seseorang dan meminta anak-anak menebak siapa orang itu. Ini dapat membantu anak-anak mengasah kemampuan mengingat dan memperhatikan detail.
  • Tebak Lagu: Anda dapat memainkan beberapa baris lagu atau melodi dan meminta anak-anak menebak judul atau artisnya. Ini akan membantu anak-anak mengasah kemampuan musik dan memori.

Dalam memainkan game tebak-tebakan, pastikan untuk memberikan dukungan positif dan memberikan pujian ketika anak-anak dapat menjawab dengan benar. Hal ini dapat meningkatkan rasa percaya diri mereka dan memotivasi mereka untuk belajar lebih banyak. Selain itu, pastikan juga untuk mengubah tebak-tebakan agar tetap menarik dan menantang bagi anak-anak.

Lihat pula

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ [kbbi.kemdikbud.go.id/entri/permainan/game "Definisi "permainan""] Periksa nilai |url= (bantuan). Diakses tanggal 2021-04-21. 
  2. ^ Huizinga, Johan (1998). Homo Ludens (dalam bahasa Inggris). Taylor & Francis. ISBN 978-0-415-17594-4. 
  3. ^ Soubeyrand, Catherine (2000). "The Royal Game of Ur". The Game Cabinet. Diakses tanggal 2008-10-05. 
  4. ^ Green, William (2008-06-19). "Big Game Hunter". 2008 Summer Journey. Time. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-08-22. Diakses tanggal 2008-10-05. 
  5. ^ "History of Games". MacGregor Historic Games. 2006. Diakses tanggal 2008-10-05. 
  6. ^ antaranews.com (2020-07-25). "Orang dewasa juga perlu bermain, ini manfaatnya". Antara News. Diakses tanggal 2024-12-06. 
  7. ^ Crawford, Chris (1997). The Art of Computer Game Design (PDF). Vancouver: Washington State University. 
  8. ^ a b Direktorat Jendral Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat (2017). Mendampingi Anak dalam Permainan Interaktif Elektronik (Games) (PDF). 
  9. ^ "Mengasah Kemampuan Mendidik Anak Dengan Game Tebak-Tebakan Di Smartphone". www.blogs.unpad.ac.id/maharani. Diakses tanggal 2023-04-16. 

Bacaan lanjutan

sunting