Geunchogo dari Baekje
Geunchogo dari Baekje (?-375, bertahta tahun 346-375) merupakan raja ketiga belas Baekje, satu dari Tiga Kerajaan Korea.[1] Ia memerintah di atas puncak kekuasaan Baekje.
Geunchogo dari Baekje | |
Hangul | 근초고왕 |
---|---|
Hanja | 近肖古王 |
Alih Aksara | Geunchogo-wang |
McCune–Reischauer | Kǔnch'ogo-wang |
Latar Belakang
suntingGeunchogo merupakan putra kedua dari Raja ke-11, Biryu dan menjadi raja setelah kematian raja kedua belas, Gye. Pemerintahannya tampaknya telah dianggap sebagai kenaikan tahta permanen keturunan raja kelima, Chogo (dicerminkan dari nama Geunchogo) dari raja kedelapan Goi, dan mengakhiri alternatif kekuasaan kerajaan atas dua garis keturunan.
Menguatkan kekuasaan kerajaan
suntingSetelah naik tahta, ia mengatur untuk menguatkan kekuasaan kerajaan di negara Baekje.
Ia memindahkan ibu kota ke Hansan, yang sekarang diperkirakan bagian dari wilayah Seoul.[1]
Kultur
suntingGeunchogo juga mendukung kebudayaan; karena pasukan Baekje menduduki komando Daebang, banyak pelajar Cina yang diundang dan datang ke istana Geunchogo. Dengan kemajuan kebudayaan Cina yang diadposi dari orang-orang tersebut dan juga kebudayaan impor dari Jin Timur lewat perdagangan, rakyat Baekje menikmati kualitas hidup yang lebih tinggi.
Juga selama masa pemerintahannya, sebuah kisah Baekje yang disebut Seogi (서기, 書記) yang dikompilasi oleh pelajar Go Heung (고흥, 高興). Tujuannya bukan hanya untuk dicatat di dalam sejarah, tetapi juga untuk membenarkan peraturannya dan peraturan keluarganya dan untuk menunjukkan kekuatan. Akan tetapi, hal tersebut tidak selamat.
Lihat Pula
suntingReferensi
sunting- ^ a b Il-yeon: Samguk Yusa: Legends and History of the Three Kingdoms of Ancient Korea, translated by Tae-Hung Ha and Grafton K. Mintz. Book Two, page 120. Silk Pagoda (2006). ISBN 1-59654-348-5