Gereja Salib Suci, Cilincing
Gereja Salib Suci adalah sebuah gereja paroki Katolik yang berlokasi di Jakarta Utara, Indonesia. Gereja ini berada di bawah pengelolaan Keuskupan Agung Jakarta. Secara parokial, Gereja ini merupakan Paroki Cilincing. Gereja Salib Suci dinamai menurut Salib Suci, yakni saat Santa Helena menemukan relik Salib Sejati. Gereja ini dikelola oleh para imam tarekat Kongregasi Misi (CM).
Gereja Salib Suci | |
---|---|
Gereja Salib Suci, Paroki Cilincing | |
Koordinat: 6°7′33.463″S 106°55′11.359″E / 6.12596194°S 106.91982194°E | |
Lokasi | Jalan Raya Tugu No. 12, Tugu Utara, Koja, Jakarta Utara 14260 |
Negara | Indonesia |
Denominasi | Gereja Katolik Roma |
Situs web | www |
Sejarah | |
Dedikasi | Salib Suci |
Tanggal konsekrasi | 28 September 1986 |
Arsitektur | |
Status | Paroki |
Status fungsional | Aktif |
Peletakan batu pertama | 1982 |
Administrasi | |
Paroki | Cilincing |
Dekenat | Utara |
Keuskupan Agung | Jakarta |
Provinsi | Jakarta |
Sejarah
suntingPada awalnya, wilayah Gereja Salib Suci merupakan bagian dari Paroki Tanjung Priok. Pada tahun 1960, TNI Angkatan Laut memberikan hibah sebuah tanah di sekitar Kompleks Angkatan Laut Dewa Ruci dan Dewa Kembar di Semper Barat. Pada perencanaannya, di lokasi tersebut hendak dibangun sekolah dan gereja. Lokasi tersebut menjadi lokasi proyek pembangunan Jalan Raya Cakung-Cilincing, sehingga aula Sekolah Strada Tunas Keluarga Mulia I menjadi lokasi peribadatan umat.[1]
Beberapa tanah kemudian sempat dibeli, namun kembali tidak dapat digunakan karena adanya proyek. Tanah yang dibeli oleh Pater Paap, S.J. terkena proyek perluasan pelabuhan Marunda yang kini menjadi Kawasan Berikat Nusantara (KBN) Marunda. Tanah pengganti di Kampung Bulak, Tugu, juga terkena perubahan dengan adanya pembagian empat sisi jalan raya.[1]
Sebuah lokasi tanah kemudian dibeli pada tanggal 29 Juni 1978 di lokasi yang saat ini menjadi lokasi gereja. Bangunan tersebut dipugar untuk menjadi lokasi pastoran dan kapel kecil untuk misa harian. Pastor Robert F. Baudhuin, M.M. yang saat itu bertugas di Cilincing meminta Romo Y.B. Mangunwijaya untuk merancang bangunan gereja. Rancangan Romo Mangun sempat mengalami penolakan oleh pemerintah melalui Direktorat Pemugaran dan Purbakala.[2]
Pada tahun 1978, sebuah gereja berbentuk pendopo mulai berdiri yang digunakan untuk peribadatan. Kongregasi Misi kemudian memulai reksa pastoralnya pada tahun 1980. Setelah adanya beberapa perubahan pada rancangan bentuk gereja dan tidak ada penolakan dari pemerintah, maka pembangunan gereja dimulai. Dalam perencanaan ini, gereja hendak membangun konsep gereja tanpa dinding dengan empat pilar penyangga. Gereja ini juga mengadopsi bentuk pendopo. Dalam rancangannya, Romo Mangun juga mengimplementasikan tektonika arsitektur Nusantara.[3] Peletakan batu pertama dilakukan pada 1 November 1982. Bangunan tersebut digunakan untuk perayaan Natal tahun 1983 dan Paskah tahun 1984.[2]
Pada tahun 2006, gereja ini mengalami pemugaran secara bertahap. Pemugaran ini selesai pada tahun 2011. Bagian depan gereja juga mengalami renovasi pada November 2016, sementara pastoran juga direnovasi pada Januari 2017.
Galeri
sunting-
Tampak dalam saat malam hari pada tahun 2023.
-
Tampak dalam saat siang hari pada tahun 2024.
-
Altar gereja
-
Patung Maria Dikandung Tanpa Noda.
-
Gedung Karya Pastoral
Lihat juga
suntingReferensi
sunting- ^ a b "Sejarah". paroki-salib-suci. Diakses tanggal 13 Juni 2024.
- ^ a b "Buku Tempat Ibadah Bersejarah di Jakarta Utara - Situs Resmi Dinas Kebudayaan DKI Jakarta". dinaskebudayaan.jakarta.go.id. Diakses tanggal 13 Juni 2024.
- ^ Nugroho, Mohammad Abbyrawa Ganesia (2021). "Tektonika dalam wacana arsitektur nusantara pada Gereja Salib Suci Paroki Cilincing". Universitas Katolik Parahyangan. Diakses tanggal 13 Juni 2024.
Pranala luar
sunting- Situs web resmi
- Gereja Salib Suci, Cilincing di Instagram
- Salura, Purnama (2018). "Spectrum of Meaning in The Architecture of Catholic Church Case Study: Salib Suci Church in Jakarta, and the Church of Bunda Pemersatu Monastery in Semarang, Central Java, Indonesia". International Journal of Engineering & Technology. Universitas Katolik Parahyangan.