Gereja Masehi Injili Talaud
Gereja Masehi Injili Talaud (disingkat GERMITA) atau Christian Evangelical Church of Talaud adalah sebuah denominasi Kristen Protestan di Indonesia yang beraliran Calvinis dengan sistem pemerintahan Presbiterial Sinodal. Gereja ini bermula di Tanah Porodisa, Sulawesi Utara yang tumbuh dari misi Zendeling Werklieden (Zending Tukang). GERMITA merupakan Gereja Bagian Mandiri dalam persekutuan Gereja Protestan di Indonesia (GPI) yang pada zaman Hindia Belanda bernama de Protestantsche Kerk in Nederlandsch-Indie atau Indische Kerk.[1][2]
Christian Evangelical Church of Talaud | |
Penggolongan | Protestan |
---|---|
Orientasi | Calvinis |
Wilayah | Kepulauan Talaud, Indonesia |
Didirikan | 23 Oktober 1997 |
Umat | 79.809 jiwa |
Nama lain | GERMITA |
Sejarah
suntingMisi Belanda
suntingMisi Pekabaran Injil di Tanah Porodisa berawal sejak tahun 1684 ketika Ds. Comelis de Leeuw yang bertugas di Manado (1680-1689) menaruh banyak perhatian akan iman di Kepulauan Talaud sehingga ia mengutus J. Budiman, Guru Injil pertama dari Siau untuk mengajar dan memberitakan Injil di Talaud.
Menurut Ds. Daniel Brillman yang pernah bertugas di Sagihe Talaud sekitar tahun 1927-1938 yang menulis bukunya berjudul "Onzen Zendingvelden de zending of de Sangi en Talaud eilanden" bahwa pada sekitar tahun 1664, seorang Pater Katolik bernama Jeronimo de Zebreros pernan beberapa waktu tinggal di Lirung, Talaud. Tetapi semua kegiatan misi tidak terurus dengan baik bahkan menjadi beku ketika terjadi penyerahan kekuasaan dari Portugis-Spayol kepada Belanda.
GERMITA tumbuh dari hasil penginjilan Zendeling Werkleiden atau Zendeling Werkman (Zendeling Tukang). Kedatangan para zending di Kepulauan Sangihe dan Talaud terbagi dalam dua rombongan, yaitu rombongan pertama untuk Kepulauan Sangihe, Siau dan Tagulandang yang terdiri dari empat orang, yakni Carl W. L. M. Schroder, E. T. Steller, F. Kelling dan A. Grohe. Dan rombongan kedua untuk Kepulauan Talaud, yang terdiri dari lima orang pemuda, yakni A. C. Van Essen, P. Gunther, W. Richter, K. E. W. Tauffmann dan Fischer. Mereka berangkat dari negeri Belanda pada 23 November 1857 dan tiba di Batavia pada 12 April 1858. Berbeda dengan yang lainnya, Fischer kemudian harus dipanggil kembali ke Belanda karena sikapnya yang kurang selama dalam perjalanan dan harus mengembalikan ongkos perjalanannya kepada pemerintah Belanda sebanyak 536 Gulden.
Pada 1 Oktober 1859 tercatat dalam sejarah Kekristenan di Kepulauan Talaud adalah waktu tibanya keempat orang penginjil tukang tersebut, sehingga tanggal 1 Oktober ditetapkan sebagai Hari Pekabaran Injil di Kepulauan Talaud. Mereka digelari “penginjil tukang” karena diperlengkapi dengan keterampilan khusus, seperti membuat sepatu dan kereta dengan sambil memberitakan Injil.
Pembentukan GERMITA
suntingKarena tantangan dan pergumulan pelayanan karena luasnya wilayah yang secara geografis termasuk daerah Kepulauan dan spesifiknya persoalan yang dihadapi, maka muncul ide untuk memekarkan jemaat-jemaat GMIST di wilayah pelayanan Kepulauan Talaud menjadi satu Sinode yang berdiri sendiri agar pelayanan mudah dijangkau dan lebih efektif.
GERMITA resmi dinyatakan berdiri sendiri pada 23 Oktober 1997 sebagai hasil pemekaran dari Sinode Gereja Masehi Injili Sangihe Talaud (GMIST). Kepulauan Talaud terdapat 17 pulau besar dan kecil (yang berpenghuni dan tidak berpenghuni), mempunyai tradisi budaya tersendiri, seperti bahasa, tari-tarian, nilai-nilai solidaritas, budaya mene’e (tradisi menangkap ikan dengan menggunakan janur), memiliki sistem kepercayaan tradisional dan pandangan hidup (filosofi) sansiotte sampate-pate, suirene suwaide, yang masih berpengaruh sampai sekarang ini. Sejak tahun 2002 wilayah Kepulauan Talaud telah dimekarkan menjadi satu Kabupaten, lepas dari Kabupaten Kepulauan Sangihe.
Gereja Protestan di Indonesia
suntingKarena didorong oleh rasa seazas, rasa persaudaraan dan keesaan, maka pada tahun 2002 Sinode Gereja Masehi Injili Talaud menyatakan diri bergabung menjadi bagian dari Gereja Bagian Mandiri (GBM) dalam persekutuan Gereja Protestan di Indonesia (GPI) atau Indische Kerk.
Statistik
sunting- Jumlah gereja: 123 Jemaat
- Jumlah Pos kebaktian: tidak tercatat
- Jumlah Wilayah: 13 Wilayah
- Jumlah jemaat: 123 jemaat
- Jumlah anggota jemaat: 79.809 jiwa
- Jumlah pendeta: 157 orang
- Jumlah calon pendeta: 23 orang
- Jumlah pelayan lainnya: 3.609 orang ( guru agama, Penatua dan Syamas)
- Jumlah sukarelawan SD: tidak ada data
- Jumlah sukarelawan SMP: tidak ada data
- Jumlah sukarelawan SMA: 200 Orang
Wilayah pelayanan
suntingMeliputi wilayah kabupaten kepulauan Sangihe, kabupaten kepulauan Talaud, kabupaten Minahasa, kota Bitung dan kota Manado serta sebuah gereja di Morotai dan sebuah gereja lagi di kota Davao, Filipina.
Kantor sinode
suntingKantor Sinode GERMITA berlokasi di
- Jl. Latumahina,
- desa Gauni, kecamatan/pulau Lirung,
- kabupaten Talaud – Sulut 95871
Telp. 0433-311.407 Fax. 0433-313.489 ; 0433-231.407
Kepengurusan sinode
suntingKepengurusan sinode dijalankan oleh Badan Pelaksana Harian Sinode GERMITA/BPHS. Berikut susunan BPHS GERMITA periode 2017-2022:
- Ketua Umum: Pdt. Dr. A. A. Abbas, M.Teol
- Wakil Ketua Umum I: Pdt. Ny. A. J. Larinse, S.PAK, M.Teol
- Wakil Ketua Umum II: Pnt. Ir. Ch. F. Udang, M.BA, M.M
- Sekretaris Umum: Pdt. R. W. Sasauw, M.Teol
- Wakil Sekretaris Umum I: Pdt. A.T. Manangkabo, S.Th
- Wakil Sekretaris Umum II: Pnt. S. Losoh, S.Sos
- Bendahara Umum: Dkn. P. A. Pasoi
- Koordinator Bidang I: Pdt. Ny. M. Y. Matoneng, M.Th
- Koordinator Bidang II: Pnt. J. Parapaga, S.T, M.M
- Koordinator Bidang III: Dkn. M. Pasoi, S.Sos
- Koordinator Bidang IV: Pnt. S. Adam, S.IP, M.M
Referensi
sunting- ^ "Profil GERMITA". Gereja Masehi Injili Talaud.
- ^ "Profil GERMITA di PGI". Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia.