Geraldine Roman
Artikel ini sebatang kara, artinya tidak ada artikel lain yang memiliki pranala balik ke halaman ini. Bantulah menambah pranala ke artikel ini dari artikel yang berhubungan atau coba peralatan pencari pranala. Tag ini diberikan pada November 2022. |
Geraldine B. Roman (lahir 23 April 1967) adalah seorang jurnalis dan politikus Filipina. Ia terpilih sebagai Perwakilan Distrik ke-1 Bataan setelah pemilihan Filipina 2016, menjadikannya wanita transgender yang menyatakan diri secara terbuka pertama yang terpilih pada Kongres Filipina.[1][2][3]
Geraldine Roman | |
---|---|
Anggota Dewan Perwakilan Filipina dari Distrik Pertama Bataan | |
Mulai menjabat 30 Juni 2016 | |
Menggantikan | Herminia Roman |
Informasi pribadi | |
Lahir | 23 April 1967 Filipina |
Kebangsaan | Filipina |
Partai politik | Partai Liberal |
Almamater | Universitas Filipina Universitas Negara Basque |
Profesi | Jurnalis, politikus |
Sunting kotak info • L • B |
Biografi
suntingGeraldine Roman lahir pada 1967[4] sebagai anak kedua dari empat bersaudara yang lahir dari sebuah keluarga politik, dari pasangan Herminia Roman dan Antonino Roman, Jr.[5] Ia menjalaniu awal masa kecilnya di Orani, Bataan.[4] Ia ditindas oleh teman sekelasnya namun ayahnya mengajarkannya menjadi percaya diri.[3]
Roman masuk Universitas Ateneo de Manila untuk pembelajaran sekolah dasar dan tingginya. Untuk pembelajaran asramanya, ia masuk Universitas Filipina. Ia meraih beasiswa untuk mempelajari jurnalisme di Universitas Negara Basque di Spanyol dan meraih dua gelar master.[6] Ia bekerja di Spanyol sebagai penyunting senior untuk Agensi Berita Spanyol sebelum kembali ke Filipina pada 2012 untuk merawat ayahnya, yang sakit berat pada waktu itu.[3]
Pada pemilihan Filipina 2016, Roman maju dibawah spanduk Partai Liberal untuk posisi Perwakilan Distrik ke-1 untuk Bataan dalam Dewan Perwakilan. Pemenang dari pemilihan tersebut akan menggantikan petahana Herminia Roman,ibu Geraldine, yang dibatasi masa jabatannya. Ia berkompetisi melawan wali kota Hermosa Danilo Malana dari Aksyon Demokratiko.[5]
Kehidupan pribadi
suntingPada 1990an, Roman melakukan operasi ganti kelamin pada usia 26 tahun di New York dan mengganti namanya. Jenis kelaminnya juga secara sah diubah untuk mengidentifikasikannya.[3][4] Roman menikah dengan seorang warga negara Spanyol di Spanyol, dimana pernikahan sesama jenis disahkan.[5] Ia juga dapat berbahasa Spanyol, Prancis dan Italia.[7] Ia merupakan penganut Katolik.[8]
Referensi
sunting- ^ Robert Sawatzky (10 Mei 2016). "Philippines elects first transgender woman". CNN. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-07-31. Diakses tanggal 2016-05-27.
- ^ Chen, Heather (10 Mei 2016). "Geraldine Roman: First transgender politician elected in the Philippines". BBC News. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-08-17. Diakses tanggal 10 May 2016.
- ^ a b c d "Transgender politician poised for historic win in Catholic Philippines". Rappler. Agence France-Presse. 4 Mei 2016. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-08-11. Diakses tanggal 10 Mei 2016.
- ^ a b c Patel, Romil (14 Mei 2016). "Meet Geraldine Roman, Philippines' first transgender Congress politician with 'a beautiful message'". International Business Times. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-09-24. Diakses tanggal 17 Mei 2016.
- ^ a b c "Transgender bet worries which 'CR' to use in House". Philippine Daily Inquirer. Inquirer Central Luzon. 29 Maret 2016. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-08-29. Diakses tanggal 10 Mei 2016.
- ^ Remoto, Danton (14 Mei 2016). "'The fabulous Geraldine Roman'". The Philippine Star. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-01-24. Diakses tanggal 17 Mei 2016.
- ^ Robinson, Julian (10 Mei 2016). "Transgender politician celebrates victory over 'bigotry, hatred and discrimination' after historic election win in the Philippines". Mail Online. Mail Online, Agence France-Presse. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-06-10. Diakses tanggal 12 Mei 2016.
- ^ "Geraldine Roman "Just another politician who happens to be transgender"". CNN. 17 Mei 2016. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-09-27. Diakses tanggal 17 Mei 2016.
And while some see the influence of the church as a stumbling block, [Geraldine] Roman – a practicing Catholic – says she doesn't believe that to be true.