Gerakan Seni Rupa Baru Indonesia

(Dialihkan dari Gerakan Seni Rupa Baru)

Gerakan Seni Rupa Baru Indonesia (GSBR) adalah sebuah gerakan yang muncul dari sebuah keinginan untuk bereksperimen di dunia seni rupa dengan lebih bebas tanpa ikatan baku. Gerakan ini muncul pada Agustus 1975, delapan bulan setelah Peristiwa Desember Hitam. Hampir semua pendukung gerakan ini adalah para aktivis mahasiswa dari Yogyakarta dan Bandung. Mereka adalah Anyool Subroto, Bachtiar Zainoel, Pandu Sudewo, Nanik Mirna, Jim Supangkat, B Munny Ardhy, Hardi, Ris Purnama, Siti Adiati, Muryotohartoyo dan Harsono.[1]

Pendukung gerakan ini menyelenggarakan pameran perdana pada 2-7 Agustus 1975 di ruang pameran Jakarta Biennale di Taman Ismail Marzuki, Jakarta. Pameran ini menampilkan keanekaragaman karya yang tidak pernah ada di Indonesia sebelumnya. Meskipun pameran ini sulit diterima oleh banyak orang dan dicemooh oleh sejumlah kritikus, pengaruhnya terhadap seniman-seniman muda dan mahasiswa seni rupa tidak pernah pudar. Pameran tersebut diselenggarakan karena keinginan berkomunikasi.

Gerakan Seni Rupa Baru bubar pada tahun 1979. Idealisme gerakan ini dilanjutkan kembali dengan dibantu oleh para pendukung baru. Konsep pemikirannya disempurnakan kembali dengan manifesto Seni Rupa Baru 1987. Proyek pertama yang digarap adalah pameran dengan nama Pasaraya Dunia Fantasi. Diantara pendukung baru yang belatar belakang pendidikan STSRI "ASRI" adalah Dadang Christianto dan Wienardi. Pameran kedua pasca 1979 mengambil tema masalah AIDS. Pameran ini dimotivasi oleh undangan dari Panitia Pameran Seni Rupa Eksperimental ARX (Australian and Regions Artists Exchange) 89 yang bertempat di Perth, Australia.

Terlampir ada lis dari artis yang ada asosiasi dengan GSBR.[2]

Referensi

sunting
  1. ^ Pers., Rajawali (2009). Sejarah kebudayaan Indonesia. Jakarta: Rajawali Pers. ISBN 9789797692698. OCLC 465193408. 
  2. ^ "1979 GSRB Excerpt" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 9 May 2017. Diakses tanggal 9 May 2017.