Gerakan Anti-Penyerahan Sarawak
Gerakan Anti-Penyerahan Sarawak adalah gerakan di Sarawak yang menentang upaya Britania untuk memerintah Sarawak sebagai koloni mahkota dan bukan sebagai protektorat yang dipimpin oleh Rajah Putih. Pergerakan ini berlangsung dari 1 Juli 1946 hingga Maret 1950.[1]
Gerakan Anti-Penyerahan Sarawak | |||||
---|---|---|---|---|---|
Demonstrasi yang menentang penyerahan Sarawak | |||||
| |||||
Pihak terlibat | |||||
Orang-orang Sarawak (sebagian besar orang Melayu dan Iban termasuk Abang Haji Abdillah, Lily Eberwein dan Rosli Dhobi) *Rukun 13 |
Britania Raya Asosiasi Melayu Muda | ||||
Tokoh dan pemimpin | |||||
Anthony Brooke Abang Haji Abdillah Lily Eberwein Rosli Dhobi ☠ |
Charles Arden-Clarke Duncan George Stewart † |
Faktor
suntingGerakan anti-penyerahan Sarawak bermula akibat pelanggaran pasal dalam Konstitusi Sarawak 1941, yang menyatakan bahwa Rajah Charles Vyner Brooke akan memberikan hak untuk memerintah sendiri kepada Sarawak. Malahan, ia memutuskan untuk menyerahkannya kepada Britania pada 8 Februari 1946.[2] Kedua, orang Sarawak meyakini bahwa kekuasaan keluarga Brooke akan mengarah pada kemerdekaan, tetapi puta mahkota Anthony Brooke tidak diangkat menjadi Rajah berikutnya.[3] Selain itu, keputusan ini diambil tanpa persetujuan penduduk asli. Britania mendiskusikannya dengan penduduk lokal, tetapi tetap memutuskan untuk menyatakan Sarawak sebagai koloni mahkota pada 1 Juli 1946 dengan dukungan dari perwira Britania dan penduduk non-asli.[4]
Referensi
sunting- ^ "Pergerakan Anti-Cession". Unofficial PKMS website. 21 October 2009. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-06-29. Diakses tanggal 2016-03-23. (Melayu)
- ^ "Sarawak C.V.Booke White Rajah". CACHE Historical and World Coins. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-26. Diakses tanggal 2016-03-23.
- ^ "SARAWAK: End of Absolutism". Time Magazine. 6 October 1941. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-10-22. Diakses tanggal 2016-03-23.
- ^ Reece 1993, hlm. 72.[kutipan diperlukan]