Geragahan, Lubuk Basung, Agam
Garagahan merupakan salah satu nagari tertua yang terdapat dalam kecamatan Lubuk Basung, Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat, Indonesia.
Geragahan | |||||
---|---|---|---|---|---|
Negara | Indonesia | ||||
Provinsi | Sumatera Barat | ||||
Kabupaten | Agam | ||||
Kecamatan | Lubuk Basung | ||||
Kodepos | 26452 | ||||
Kode Kemendagri | 13.06.02.2002 | ||||
Luas | - km² | ||||
Jumlah penduduk | - jiwa | ||||
|
Sejarah Nagari Garagahan
suntingMenurut keterangan yang diperdapat dari nenek – nenek orang nan tuo-tuo secara turun temurun menurut waris nan jawek bajawek dalam Nagari Garagahan adalah asal mulanya Nagari Garagahan ini, telah ada sebelum adanya Banagari Tiku, Pariaman dan Sintuk jo Lubuk Alung, kira-kira pada abad ke 13 msh.
Asal keturunan mula-mula nenek-nenek dari Luak Tanah Datar Pariangan Padang Panjang sebanyak 12 (dua belas) orang, membawa keluarga-keluarga masing-masing (anak kemenakan), yang mula-mulanya bertempat tinggal di dataran Ulak Gunung Tanjung Raya sekarang yang kemudian tempat itu bernama “Simpang Sari Manis”.
Dari Simpang Sari Manis itu nenek-nenek kita nan 12 orang tsb bersimpang turun (jalan) yaitu:
4 (empat) orang Nenek turun ke sekitar daerah Danau Maninjau sekarang, yang bernama gelar:
1. Nenek Rajo Endah.
2. Nenek Rajo Dubalang.
3. Nenek Tumbasa.
4.Nenek Rangkayo Basa.
Keempat orang Nenek tersebut melewangi daerah sekitar Danau Maninjau sekarang.
3 (tiga) orang Nenek turun ke Garagahan Padang Sialang, bernama :
1.Nenek Tuan Pandak Suku Caniago.
2.Nenek Patih Pahlawan Suku Tanjung.
3.Nenek Majo Lelo Suku Piliang.
Ketiga orang Nenek tersebut melewangi daerah semenjak dari Gunung Memelintang hilir, kebarat sampai ke laut nan sedidih dan mearah rantau Pasaman ke Topek Tapian Kandis sekarang.
5 (lima) orang nenek turun ke Kota Bimo, mearah Pasir Laut. Yaitu Nagari-nagari dalam XII Koto Kabupaten Padang Pariaman sekarang, bernama :
1.Nenek Bandaharo.
2.Nenek Tundaro
3.Nenek Sunaro
4.Nenek Mangkudun Sati
5.Nenek Lelo Bangso
Kelima Nenek tsb melewangi pula daerah semenjak dari Gunung Tigo Hilir sampai kelaut (Daerah XII tersebut di atas).
Kedua belas orang Nenek kita tesebut dahulunya masa itu disebut atau dipandang sebagai Raja (Raja 12) dirantau pesisir Nagari-nagari nan diulah gunung, disebutkan Nagari Rantau nan Barajo diluar Luak nan tigo.
Maka anak-anak dan kemenakan-kemenakan dari Nenek kita nan 12 orang itu berkembanglah dalam daerah Nagari Rantau Nan Barajo ini yaitu:
“Hulu Danau – Muaro Tiku, Baramban XII Koto, Garagahan”
P E R K E M B A N G A N N A G A R I
Sesudah beberapa lamanya, anak dan kemenakan sudah mulai banyak berkembang mendiami tempat-tempat dalam daerah rantau ini, banyak pula terdapat olehnya tempat-tempat yang diagah-agahan atau ditakuti, umpanya dipandang sakti.
Batang kayu2an yang besar.
Lubuk air yang dalam.
Batu yang besar-besar.
Maka oleh karena dalam Nagari ini banyak yang agahan, maka bernamalah Nagari Garagahan yang asal katanya Agahan.
Semboyannya ;
Laut sakti – rantau batuah.
Sakti di nan bana – tuah di nan sakato.
Kira-kita abad ke 15 masehi datanglah daulat2 dari Pagaruyuang menjalani daerah Rantau Geragahan ini, bertemu dengan Nenek-nenek kita di Garagahan. Oleh karena anak kemenakan (rakyat) sudah mulai banyak, maka disuruhlah Nenek-nenek kita dalam Nagari ini mendirikan Penghulu-penghulu untuk mengatur rakyat Nagari.
Perintah Daulat itu diterima oleh Nenek-nenek kita, maka didirikanlah Penghulu-penghulu dan diaturlah Nagari-nagari menurut Adat asal dari Luak Tanah Datar Pariangan Padang Panjang yaitu:
“A d a t K o t o P i l i a n g”
1.Rajo adat 3 Selo (3 orang).
2.Basa adat 4 Balai (4 orang).
3.Penghulu handiko dalam nagari.
Maka berdirilah Penghulu-penghulu dan Nagari-nagari didaerah Rantau Garagahan ini sebanyak 4 (empat) buah nagari.
1. Nagari Garagahan sebagai Tiang panjang dalam adat.
2. Nagari Manggopoh sebagai Batu sandi dalam adat.
3. Nagari Bawan sebagai rasuak palanca dalam adat.
4. Nagari Tiku sebagai tonggak bubungan dalam adat.
Keempat Nagari tersebut bagaikan sebuah rumah gadang tempat bersidang nenek-nenek kita nan 12 memberi pengarahan, menghukum dan meng-adilkan menurut sepanjang adat.
Tersebut Bawan selebar Bawan.
12 Bimba di dalamnya.
Maksud/artinya, di Nagari Bawan itu dahulunya pernah nenek-nenek kita bertempat rapat musyawarah memberikan pengarahan/lewangan adat pada Nagari-nagari sekitarnya (arah Rantau Pasaman).
Demikianlah mulanya Nagari-nagari dalam daerah Rantau Garagahan ini, dahulunya dibawah lindungan Nenek-nenek kita sebagai Rajo Alam di Rantau ini bergala “Alam Bagaga”.
Keempat (4) Nagari-nagari tersebut diataslah yang mempunyai hak Ulayat Hutan-tanah, air/sungai-sungai sekarang, yang berbatas sepadan yaitu:
a. Sebelah Utara dengan daerah Pasaman Tompek tapian Kandis
b. Sebelah Selatan dengan daerah XII Koto Kabupaten Padang Pariaman sekarang.
c. Sebelah Timur dengan Bukit Barisan Gunung Silayang dan daerah XII Koto Kabupaten Padang Pariaman sekarng.
d. Sebelah Barat dengan Pantai Lautan Hindia.
Raja-raja adatnya sebagai Pucuk Adat yang disebutkan sebagai Rajo-rajo nan 3 (tigo) selo, yaitu:
I. Di Nagari Garagahan :
1. Datuk Siaga
2. Datuk Rangkayo Tanpalawan
3. Datuk Mudo
II. Di Nagarai Manggopoh :
1. Datuk Rajo Bandaro
2. Datuk Basa
3. Datuk Tambijo
III. Di Nagari Bawan :
1. Datuk Rangkayo Kacik
2. Datuk Palimo Dirajo
3. Datuk Bagindo Basa
IV. Di Nagari Tiku :
1. Datuk Rangkayo Basa
2. Datuk Rangkayo Bungsu
3. Datuk Rangkayo Kacik
Oleh karena daerah Rantau ini sudah menjadi 4 (empat) Nagari, maka tanah-tanah Ulayat dibagi empat pula, Kok Gadang dibagi baumpuk – Kok ketek diagiah baonggok/sebagaimana hutan-tanah ulayat-ulayat nagari nan 4 tersebut diatas sampai sekarang.
I. Ulayat adat Nagari Garagahan.
a. Sebelah Timur berbatas dengan Gunung Silayang, dan daeraha XII Koto Padang Pariaman sekarang.
b. Sebelah Barat berbatas dengan Nagari Manggopoh.
c. Sebelah Utara berbatas dengan Nagari Bawan.
d. Sebelah Selatan berbatas dengan daerah XII Koto Kabupaten Padang pariaman (Nagari III Koto Aur Malintang) sekarang.
II. Ualayat Nagari Manggopoh
a. Sebelah Timur berbatas dengan Nagari Garagahan dan Nagari Bawan.
b. Sebelah Barat berbatas dengan Nagari Tiku.
c. Sebelah Utara berbatas dengan daerah Pasaman (Sungai Masang Kanan).
d. Sebelah Selatan berbatas dengan daerah XII Koto Kabupaten Padang Pariaman sekarang.
III. Ulayat Nagari Bawan
a. Sebelah Timur berbatas dengan Daerah Bukit Barisan Gunung Silayang dan Nagari Sitalang sekarang.
b. Sebelah Barat berbatasan dengan Ulayat Nagari Manggopoh.
c. Sebelah Utara berbatas dengan Nagari Tapian Kandis (Silaras Air).
d. Sebelah Selatan berbatas dengan Nagari Geragahan.
IV. Ulayat Adat Nagari Tiku
a. Sebelah Timur berbatas dengan Nagari Manggopoh dan daerah XII Koto Kabupaten Padang Pariaman sekarang.
b. Sebelah Barat berbatas dengan Laut nan Sedidih.
c. Sebelah Utara berbetas dengan daerah Pasaman Nagari Tiagan (Sungai Masang).
d. Sebelah Selatan berbatas dengan Laut.
Kemudian kira-kira pada abad ke 17 masehi Nagari Garagahan menjadi 2 Nagari yaitu Garagahan lama dan Garagahan baru, yaitu Nagari “Lubuk Basung” sekarang.
Disebutkan Garagahan baru karena penduduknya yang baru datang nenek-nenek 7 suku, dinanti pula oleh nenek-nenek nan 7 suku di Nagari Garagahan yang lama. Secara menurut adat. Kok datangnyo tampak muko, dan kok perginyo tampak punggung – kan pergi bertanya dan pulangnyo berberito dengan nenek-nenek nan 7 suku di Nagari Garagahan lama, yaitu pendatang berasal dari tanah Daek, Sitingkai Tilatang Kamang dan Padang Gadut.
Kira-kira pada abad ke 18 masehi datang pula penduduk dari Tanah Darek Sianok – Koto Gadang, meminta diam pula di Nagari Garagahan ini cara menurut adat.
Maka oleh Nenek-nenek mamak Garagahan lama dan Garagahan baru, semufakat pula menerimanya, dan diunjukan pulalah tanah-tanah kosong yang akan didiaminya, yaitu tanah-tanah sekitar Bukik Caliak dan Batang Piarau, yang sekarang menjadi Nagari “Kampung Pinang”.
Dengan demikian maka Nagari Garagahan sekarang sudah menjadi 3 Nagari, yaitu :
1. Garagahan,
2. Lubuk Basung,
3. Kampung Pinang.
Ketiga-tiga Nagari tersebut berada dalam Lingkungan Ulayat adat hutan tanah Nagari Garagahan, dan karena demikian antara Nagari Garagahan lama dengan Garagahan baru (Lubuk Basung) sekarang diadakan kesatuan rapat adat yang anggotanya nenek-nenek mamak orang nan 14 suku, yaitu:
1. Dari garagahan lama 7 suku
2. Dari garagahan baru 7 suku
Jumlahnya 14 suku
14 suku
Kemudian ke 3 dari Kampung Pinang 7 suku pula
Berjumlah 21 suku
Maka bernama “Rapat Adat Sebuah Bimba”
Dengan cara perkembangan adat dan Nagari seperti demikianlah mulanya tumbuh Nagari-nagari di alam Garagahan yang dapat kita nikmati bersama sampai masa sekarang ini.
Garagahan, 4 Maret 1988
Penyusun tulisan
(Yubahar Dt. Siaga)
Kemudian disalin/dikutip sesuai dengan aslinya oleh:
Tata Usaha Kerapatan Adat Nagari Garagahan
Kecamatan Lubuk Basung
Darlenen St. Jamil
NPAG.03030006969
(karakterdes)
Pembagian Wilayah
suntingNagari Geragahan terdiri dari 4 (empat) Jorong, yaitu:
Pranala luar
sunting- (Indonesia) Situs web resmi Kabupaten Agam Diarsipkan 2023-06-23 di Wayback Machine.