Anis buru

spesies burung
(Dialihkan dari Geokichla dumasi)
Buru Thrush
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Filum:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Genus:
Spesies:
G. dumasi
Nama binomial
Geokichla dumasi
(Rothschild, 1898)
Sinonim

Zoothera dumasi

Anis buru ( Zoothera dumasi ) adalah spesies burung di keluarga Turdidae . Burung ini adalah endemik di pegunungan hutan hujan di Pulau Buru di Indonesia . Burung ini secara tradisional kadang dijadikan satu dengan jenis termasuk Anis Seram (Zoothera joiceyi) sebagai subspesies, dalam hal ini nama umum dari 'spesies gabungan' adalah burung Anis Maluku.[2]

Deskripsi

sunting

Badan Anis buru berukuran agak kecil dengan panjang tubuh sekitar 17 cm dan berat tubuhnya sekitar 25 sampai 30 gram. Tubuh bagian atas berwarna coklat zaitun yang seragam, dengan punggung bawah hitam yang melebar sampai ke dahi, sisi kepala dan leher; bintik-sayap tunggal putih; palang lebar hitam pada perut dan sisi tubuh tidak teratur; penutup ekor bawah putih.

Penyebaran

sunting

Anis buru adalah burung endemik Indonesia khususnya Pulau Buru. Burung pengicau dari famili Turdidae hanya bisa dijumpai di pulau buru dan pulau seram.[3]

Tempat hidup dan Kebiasaan

sunting

Burung ini umum ditemui di kawasan hutan pegunungan lebat di Pulau Buru Maluku pada rentang ketinggian antara 725 – 1500 m dpl. Sendirian atau berpasangan mencari makanan di atas permukaan tanah pada bagian dalam hutan. Kerena persebaran Anis Buru yang terbatas maka badan Internasional IUCN memasukkan burung ini ke Daftar merah IUCN dengan status Hampir Terancam (Near Threatened).

Makanan

sunting

Menyukai makanan serupa dengan sepupu-sepupunya, seperti cacing, jangkrik, belalang, kroto dan jenis ulat-ulatan. Burung ini juga menyantap buah-buahan, seperti pisang, pepaya dan lain-lain[3]

Catatan Kaki

sunting
  1. ^ BirdLife International (2012). "Zoothera dumasi". IUCN Red List of Threatened Species. Version 2013.2. International Union for Conservation of Nature. Diakses tanggal 26 November 2013. 
  2. ^ "Perubahan Status Burung di Maluku". 4 March 2012. [pranala nonaktif permanen]
  3. ^ a b Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama :0

Pranala luar

sunting