Genkō yōshi (原稿用紙, "kertas manuskrip") adalah jenis kertas Jepang yang digunakan untuk menulis. Kertas ini dicetak dengan desain kotak-kotak, biasanya 200 atau 400 kotak per lembar, setiap kotak dapat memuat satu huruf Jepang atau tanda baca. Genkō yōshi dapat digunakan dengan semua jenis alat tulis (pensil, pena atau kuas tinta), dan dengan atau tanpa shitajiki ("lapisan bawah" pelindung).

Desain populer

Pada masa lalu genkō yōshi digunakan untuk semua jenis penulisan naskah (esai, penulisan kreatif, penulisan berita dan sebagainya), hingga dalam banyak kasus kemunculan komputer menggantikannya sebagai media yang dipilih saat ini, meskipun beberapa perangkat lunak pengolah kata Jepang masih menyertakan templat genkō yōshi. Namun, genkō yōshi masih sangat banyak digunakan, terutama oleh pelajar. Terutama para pelajar sekolah dasar dan menengah yang diharuskan menyerahkan tugas yang ditulis dalam genkō yōshi, dan esai untuk ujian masuk sekolah juga ditulis dalam kertas, membuat pengetahuan tentang cara penulisan yang benar dalam genkō yōshi menjadi penting.

Hal ini juga merupakan bentuk utama dari aturan yang digunakan oleh para pelajar Taiwan sewaktu menulis bahasa Mandarin Taiwan, yang disebut 原稿紙 (Pinyin: yuángǎo zhǐ). Di Taiwan, siswa menggunakan kolom vertikal tipis untuk menuliskan simbol Bopomofo. Beberapa program bahasa Jepang sebagai bahasa asing juga mengharuskan atau mendorong para pelajar dewasa untuk menggunakan genkō yōshi sebagai latihan, tugas formal, atau keduanya, karena penggunaan kertas membantu para pelajar mempelajari spasi yang benar ketika penulisan vertikal.

Bentuk

sunting

Genkō yōshi digunakan untuk penulisan vertikal (walaupun dengan membalik halaman ke samping dapat digunakan untuk penulisan horizontal), dan paling sering dicetak dalam kolom dua puluh kotak, dengan sepuluh kolom per halaman (masing-masing lembar genkō yōshi berukuran B4 terdiri dari dua halaman), tetapi konfigurasi lain juga tersedia. Di antara kolom kotak yang berurutan terdapat ruang kosong yang digunakan untuk menulis furigana (karakter rubi), bōten (sejenis tanda baca yang digunakan untuk memberi penekanan) atau tanda lainnya.

Di tengah masing-masing dua halaman terpisah genkō yōshi (di antara dua set sepuluh kolom) adalah ruang kosong yang lebar, memungkinkan lembaran untuk diikat atau dilipat.

 
Penggunaan genkō yōshi yang benar (lembar 400 kotak ditampilkan):
  1. Judul pada kolom ke-1, karakter pertama pada kotak ke-4.
  2. Nama penulis pada kolom ke-2, dengan satu kotak di antara nama keluarga dan nama pemberian, dan satu kotak kosong di bawahnya.
  3. Kalimat pertama esai dimulai pada kolom ke-3, pada kotak ke-2. Setiap paragraf baru dimulai dari kotak ke-2.
  4. Sebelum dan sesudah subjudul terdapat satu kolom kosong, dan dimulai pada kotak ke-3 dari kolom baru.
  5. Tanda baca biasanya menempati kotaknya sendiri, kecuali jika tanda baca akan muncul pada bagian atas kolom, tanda baca berbagi kotak dengan karakter terakhir dari kolom sebelumnya.

Asal usul

sunting

Sebelum zaman Edo, tulisan tangan yang biasanya merupakan kaligrafi dan materi tertulis sering menggunakan gulungan, yang membuat garis pedoman yang dicetak pada genkō yōshi menjadi penghalang, meskipun kertas terkadang dicetak dengan garis vertikal yang dirancang untuk menjaga kolom penulisan vertikal tetap lurus.

Genkō yōshi mulai umum digunakan pada pertengahan zaman Meiji dengan meningkatnya kepentingan surat kabar dan majalah, dan pegawai harus menghitung karakter dengan tepat.

Aturan

sunting

Meskipun genkō yōshi dapat digunakan untuk penulisan horizontal, kertas ini paling sering digunakan untuk penulisan vertikal, yang dibaca dari kanan ke kiri. Oleh karena itu, halaman pertama dimulai dari sisi kanan lembaran. Judul ditempatkan pada kolom pertama, biasanya menyisakan dua atau tiga spasi kosong sebelumnya. Nama penulis ditempatkan pada kolom ke-2, dengan satu atau dua kotak kosong di bawahnya dan kotak kosong di antara nama pemberian dan nama keluarga. Kalimat pertama dimulai pada kolom ke-3 atau ke-4.

Dalam bahasa Jepang, setiap paragraf, termasuk yang pertama, biasanya menjorok dengan satu persegi. Namun, ketika menulis teks kutipan seperti pidato langsung, tanda kutip buka ( atau dalam penulisan vertikal) ditempatkan pada kotak pertama dari kolom.

Seperti huruf Jepang vertikal yang dicetak, titik, koma, dan kana kecil ditempatkan di sudut kanan atas kotaknya sendiri. Semua tanda baca, tanda lain (seperti tanda kurung), dan kana kecil biasanya menempati kotaknya tersendiri, kecuali jika tanda baca akan ditempatkan pada bagian atas kolom baru, maka tanda baca akan berbagi kotak terakhir dari kolom sebelumnya dengan karakter di dalam persegi tersebut. (Hal ini disebut aturan kinsoku shori.) Tanda titik yang diikuti langsung dengan tanda kutip tutup ditulis dalam satu kotak.[1] Satu kotak kosong dibiarkan setelah tanda baca non-Jepang (seperti tanda seru dan tanda tanya). Tanda elipsis dan tanda pisah menggunakan dua kotak.

Furigana ditulis di sebelah kanan karakter yang bersangkutan, dalam cetakan kecil.

Kata-kata, frasa, dan kalimat dalam karakter Barat (seperti huruf romawi) kecuali akronim seperti AS dan NATO sering, tetapi tidak selalu, ditulis secara vertikal dengan membalik halaman seperempat putaran berlawanan arah jarum jam, sehingga ketika halaman dilihat biasanya terlihat menyamping. Setiap kotak dapat menampung dua karakter Barat.[butuh rujukan].

Genkō yōshi dan manga

sunting

Seniman manga dan ilustrator lain juga menggunakan jenis khusus genkō yōshi yang disebut manga genkō yōshi. Kertas ini dicetak dengan garis berwarna biru yang sangat terang yang tidak muncul saat disalin, dan terdapat beberapa jenis, masing-masing dengan jenis kisi cetak yang berbeda. Kertas ini juga tersedia dalam bobot dan ukuran yang berbeda.

Lihat pula

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ "原稿用紙の使い方 (How to use Genkō yōshi)" (dalam bahasa Jepang). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-05-28. Diakses tanggal 21 August 2012. 

Catatan kaki

sunting
  • Seward, Jack. Easy Japanese: A Guide to Spoken and Written Japanese. 1993 Passport Books, Chicago.
  • New College Japanese-English Dictionary, 5th Edition, Kenkyusha

Pranala luar

sunting