Gempa bumi Bali 1917
Gempa bumi Bali 1917 terjadi pada pukul 07:11 waktu setempat pada tanggal 21 Januari. Gempa ini diperkirakan berkekuatan 6,5 dan memiliki intensitas X (Ekstrem) pada skala intensitas Mercalli. Gempa ini berpusat di daratan, dan menyebabkan kerusakan yang luas di seluruh Bali, terutama di bagian selatan pulau. Gempa ini memicu banyak tanah longsor, yang menyebabkan 80% dari 1.500 korban jiwa. Peristiwa ini adalah salah satu yang terbesar dalam jumlah korban jiwa terkait dengan gempa bumi di Indonesia.[4]
Waktu UTC | 1917-01-20 23:11:34 |
---|---|
ISC | 913396 |
USGS-ANSS | ComCat |
Tanggal setempat | 21 Januari 1917 |
Waktu setempat | 07:11 WITA |
Kekuatan | 6.5 Mw[1] |
Kedalaman | 15 km (9 mi) |
Episentrum | 8°29′31″S 115°11′53″E / 8.492°S 115.198°E[2] |
Wilayah bencana | Hindia Belanda, Bali |
Intensitas maks. | X (Ekstrem) |
Korban | 1,500 tewas[3] |
Latar belakang tektonik
suntingPulau Bali merupakan bagian dari Busur Sunda, yang terbentuk di atas batas konvergen di mana Lempeng Australia yang subduksi di bawah Lempeng Sunda. Laju konvergensi di Parit Sunda–Jawa adalah 7,5 cm per tahun.[3]
Gempa bumi
suntingGempa yang tercatat oleh seismograf Wiechert di Batavia (sekarang Jakarta), menunjukkan pusat gempa di tenggara pulau. Ada penurunan umum dalam intensitas dari selatan ke utara. Gempa ini juga dirasakan di bagian timur pulau Jawa dan Sumbawa, dan terasa sangat kuat di Lombok. Tsunami kecil terpantau di pantai tenggara Bali, tetapi tidak menimbulkan kerusakan.
Kerusakan
suntingGempa ini memicu banyak tanah longsor. Diperkirakan ada sekitar 1.500 korban jiwa, dimana 80% diantaranya akibat dari tanah longsor, tanah longsor tersebut mengubur ribuan rumah dan manusia. Sekitar 2.431 rumah hancur atau rusak parah,[5] termasuk Pura Ulun Danu Batur.[6]
Di Kabupaten Tabanan gubuk-gubuk bambu yang terletak di tanah gembur di sebelah selatan pulau roboh; rumah batu retak dan sebagian roboh. Getaran gempa terasa kuat di Pulau Lombok, dari Kota Mataram hingga Selong, Lombok Timur dan intensitas lemah di Pulau Sumbawa dan timur Pulau Jawa (di Bondowoso, Djember, dan Kraksann). Gempa pada 21 Januari didahului oleh gempa pendahuluan yang sedikit terasa di Kota Denpasar pada 7 Januari, dan diikuti dengan gempa susulan dalam jumlah yang cukup besar. Gelombang pasang kecil terpantau di pesisir tenggara Pulau Bali dari Kabupaten Klungkung hingga Benoa. Gelombang tsunami tersebut tidak menimbulkan kerusakan.[7]
Galeri
suntingLihat juga
suntingReferensi
sunting- ^ National Geophysical Data Center. "Significant Earthquake". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-02-18. Diakses tanggal 10 November 2012.
- ^ Utsu, T. "Catalog of Damaging Earthquakes in the World (Through 2009)". International Institute of Seismology and Earthquake Engineering. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-03-06. Diakses tanggal 10 November 2012.
- ^ a b McCaffrey, R.; Nabelek J. (1987). "Earthquakes, gravity, and the origin of the Bali Basin: an example of a nascent continental fold-and-thrust belt" (PDF). Journal of Geophysical Research. National Academy of Sciences. 92 (B1): 441–460. doi:10.1029/jb092ib01p00441. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2013-12-11. Diakses tanggal 10 November 2012.
- ^ "Significant Earthquake: INDONESIA: BALI: TABANAN, DENPASAR, BULELENG". 21 Januari 1917. Diakses tanggal 30 November 2024.
- ^ Hooykaas, C. (1973). Religion in Bali. Iconography of Religions Section 13. 10. BRILL. hlm. 2. ISBN 9789004037977. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-30. Diakses tanggal 11 November 2012.
- ^ Lansing, J.S. (2012). Perfect Order: Recognizing Complexity in Bali. Princeton Studies in Complexity. Princeton University Press. hlm. 176. ISBN 9780691156262. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-30. Diakses tanggal 11 November 2012.
- ^ "Significant Earthquake: INDONESIA: BALI: TABANAN, DENPASAR, BULELENG". 21 Januari 1917. Diakses tanggal 30 November 2024.