Gebangbunder, Plandaan, Jombang

desa di Kabupaten Jombang, Jawa Timur


Gebangbunder adalah sebuah desa di wilayah Kecamatan Plandaan, Kabupaten Jombang, Provinsi Jawa Timur.

Gebangbunder
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Timur
KabupatenJombang
KecamatanPlandaan
Kode Kemendagri35.17.15.2004 Edit nilai pada Wikidata
Luas183 km²
Jumlah penduduk2522 jiwa
Kepadatan13.8 jiwa/km²
Peta
PetaKoordinat: 7°28′56″S 112°10′25″E / 7.48222°S 112.17361°E / -7.48222; 112.17361

SEJARAH NAMA:

Sejarah Pendirian Desa

I.1. Legenda Desa

Asal mula pemberian nama desa Gebangbunder adalah gabungan dari empat dusun yaitu Dusun Gebang, Dusun Binorong, Dusun Jatisari dan Dusun Bunder dan ini terjadi pada kurun waktu tahun 1914 sampai dengan tahun 1921.

Nama Dusun Gebang diambil dari sebuah nama pohon yang dikeramatkan oleh warga sekitar yang berada pada lokasi tempat sesaji zaman dulu. Pohon itu bernama Pohon Gebang dan nama itu digunakan sebagai nama Dusun untuk mudah dikenali.

Nama Binorong diambil dari nama sesepuh desa yang bernama R Binorong yang mempunyai putri mbok Rondo Binorong yang pekerjaannya menjalankan perahu penyeberangan di Sungai Brantas. Waktu terjadi perang tuban dan kediri seorang prajurit dari tuban menyeberang naik perahu ( Baito Putih) prajurit tersebut memberi nama desa tersebut dusun Binorong.

Nama Jatisari diambil dari sebuah pohon jati yang sangat besar saat babat alas (hutan). Karena besarnya pohon itu dan menjadi kekaguman warga maka tempat itu diberi nama Jatisari, sampai sekarang pohon tersebut terkubur di tanah pemukiman penduduk dusun itu.

Nama dusun Bunder diambil dari cerita awal seperti halnya dusun Binorong. Dusun Bunder merupakan pertemuan (tempuran) aliran sungai Brantas dan sungai Beng. Tempat tersebut merupakan pertemuan arus sungai yang menyebabkan pusaran air yang sangat dahsyat atau deras. Karena pusaran air yang bentuknya Bunder/melingkar maka tempat itu dinamakan Dusun Bunder.

Nama Gebangbunder diambil dari dua dusun yang mengapit dua dusun lainnya karena letaknya yang berjajar, dari arah timur kearah barat yaitu Gebang, Binorong, Jatisari, Bunder, jadi Gebangbunder diambil karena mengapit dusun Binorong dan Jatisari.

Empat dusun tersebut di gabung menjadi satu desa dengan nama Desa Gebangbunder pada zaman Pemerintah Belanda sekitar tahun 1921berdasarkan Peraturan Daerah.

I.2. Sejarah Pemerintahan Desa

Pada zaman Pemerintahan Belanda desa Gebangbunder mula-mula terdiri atas empat kelurahan yang sekarang ini menjadi satu desa.

Empat kelurahan itu sekitar tahun 1921 dijadikan satu oleh Pemerintah Belanda. Kelurahan itu adalah:

   Kelurahan Gebang
   Kelurahan Binorong
   Kelurahan Jatisari
   Kelurahan Bunder

Tiap kelurahan masing-masing memiliki lurah, carik, polo dan lain-lainya, setelah empat kelurahan digabung ( blengketan = istilah waktu itu ) menjadi sebuag desa Gebangbunder yang terdiri atas empat dukuhan, yaitu:

   Dukuhan Gebang
   Dukuhan Binorong
   Dukuhan Jatisari
   Dukuhan Bunder

Adapun urutan Kepala Desa Yang pernah menjabat di desa Gebangbunder yaitu:

   Suro Sentono (dari tahun 1921 s/d tahun 1927)
   To Prawiro (dari tahun 1927 s/d tahun 1935)
   Gaeno (dari tahun 1935 s/d tahun 1940)
   Sobirin (dari tahun 1940 s/d tahun 1945)
   Nitirejo (dari tahun 1945 s/d tahun 1970)
   Wagiso (dari tahun 1970 s/d tahun 1990)
   Jarot Subiyantoro (dari tahun 1990 s/d tahun 2007)
   Andy Kurniawan, SH (dari tahun 2007 s/d tahun 2013)
   Yono (dari tahun 2013 s/d sekarang)