Gaplek
Gaplek (dari bahasa Jawa: gaplèk)[1] adalah ubi kayu (singkong) yang telah dikupas dan dikeringkan (dijemur).[2] Karena kering, gaplek lebih awet untuk disimpan dalam jangka waktu lama daripada singkong segar, dan karenanya acap digunakan sebagai sumber bahan pangan pokok di wilayah-wilayah yang sulit ditanami padi.[3] Biasanya pengeringan gaplek ini dilakukan melalui penjemuran di bawah sinar matahari, sehingga sering ditumbuhi kapang atau jamur sebelum gapleknya kering benar, dan menjadikan gaplek berwarna kekuningan atau kehitaman.[4]
Menjemur gaplek di salah satu industri pada masa Hindia Belanda | |
Asal | |
---|---|
Wilayah | Jawa Tengah Blora Jawa Timur Ngawi Blitar Pacitan D.I.Yogyakarta |
Negara asal | Indonesia |
Keahlian memasak | masakan Indonesia |
Rincian | |
Jenis | makanan |
Bahan utama | singkong |
Cara pembuatan
suntingProses pembuatan gaplek dari singkong segar adalah kurang-lebih sbb.:[5] [6]
- Singkong dikupas, dibuang kulitnya, dan dicuci bersih
- Setelah bersih, singkong dibelah dua atau, jika berukuran kecil, dibiarkan berbentuk gelondongan
- Keping-keping singkong ini lalu dijemur di bawah terik matahari selama 2 hari
- Setelah itu kepingan singkong ditutup tikar dan diembunkan selama sehari dua malam
- Pada hari ke-4 dan seterusnya kepingan singkong dijemur hingga kering dan keras, menjadi gaplek.
Setelah kering, gaplek dapat disimpan di tempat yang sejuk dan kering, atau diolah menjadi tepung gaplek. Jika cukup kering, gaplek relatif tidak terpengaruh oleh hama dalam penyimpanannya.
Akan tetapi gaplek yang disimpan terlalu lama dapat ditumbuhi jamur Aspergillus flavus dan terkena cemaran aflatoksin. Meskipun demikian, sepanjang waktu penyimpanannya tidak melebihi 9 bulan, kandungan aflatoksin pada gaplek masih berada di bawah ambang batas yang membahayakan kesehatan manusia.[7]
Pemanfaatan dan kandungan gizi
suntingTepung gaplek selanjutnya bisa dijadikan bahan baku pembuatan tiwul,[6] growol, gogik dan gatot,[3] mie lethek,[8] dan juga kerupuk.[9]
Adapun kandungan gizi tepung gaplek (per 100 g BDD/Berat Dapat Dimakan) adalah sbb.:[10]
Lihat pula
suntingReferensi
sunting- ^ KBJI Daring: gaplèk, diakses tgl. 09/i/2025.
- ^ KBBI Daring: gaplek, diakses tgl. 09/i/2025.
- ^ a b Muslikah, S. & C.A.N. Afifah. (2013) "Etnografi pangan pokok gaplek pada masyarakat Desa Joho, Kecamatan Kalidawir, Kabupaten Tulungagung". Jurnal Tata Boga, Vol. 2(1): 90-95 (2013).
- ^ Yulineri, T., R. Hardiningsih, & Suciatmih. (1997). "Keberadaan kapang pada gaplek: pengaruh terhadap kualitas dan daya simpan". Berita Biologi, Vol. 4(1): 27-33, Januari 1997.
- ^ Koswara, S. (2009). Teknologi pengolahan singkong (teori dan praktek). Bogor: Dep. Ilmu dan Teknologi Pangan, Fak. Teknologi Pertanian IPB. (paper tidak diterbitkan).
- ^ a b Koswara, S., dkk. (2017). Tiwul: buku modul produksi pangan untuk industri rumah tangga. Jakarta: Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan, Badan POM RI. ISBN 978-602-6307-91-0
- ^ Saidin, S., & Muhilal. (1985). "Pengaruh lama dan cara penyimpanan terhadap perkembangan kandungan aflatoksin pada gaplek di rumah tangga". Penelitian Gizi dan Makanan, Vol. 8: 37-45
- ^ Cahyo, D.D. (2019). Karakteristik Fisikokimia dan Sifat Fungsional Tepung Gaplek Terfermentasi. Jember: Jur. Teknologi Hasil Pertanian, Fak. Teknologi Pertanian, Universitas Jember. (skripsi tidak diterbitkan).
- ^ Febrianty, A.M., Tamrin, S. Kuncoro, & Warji. (2023). "Mempelajari Sifat Fisik Kerupuk Berbahan Tepung Melinjo dan Tepung Gaplek". Jurnal Agricultural Biosystem Engineering, Vol. 2(2): 298-304, June 25, 2023. DOI: http://dx.doi.org/10.23960/jabe.v2i2.7483
- ^ NilaiGizi.com: Nilai kandungan gizi tepung gaplek, diakses tgl. 09/i/2025.
Pranala luar
sunting- Kontan: China mengincar tepung gaplek Indonesia, diakses tgl. 09/i/2025.
- RumahMocaf: Perbedaan Mocaf, Tapioka, dan Gaplek, diakses tgl. 09/i/2025.