Fukuryu
Fukuryu (伏龍 , Fukuryū) adalah bagian dari Unit Serangan Khusus Jepang yang bertugas untuk melawan invasi pulau-pulau di Jepang oleh pasukan Sekutu. Nama ini secara harfiah berarti "naga jongkok", dan juga disebut "penyelam bunuh diri" atau "katak kamikaze" [1] dalam sumber bahasa Inggris.
Personil
suntingSekitar enam ribu orang telah dilatih dan dilengkapi dengan perlengkapan selam lengkap. Seragam mereka termasuk sebuah jaket selam dan celana panjang, sepatu selam, dan helm selam yang dipasang dengan empat baut. Baju selam fukuryu terbuat dari timbal seberat 9 kg (20 pon) dan ditopang oleh makanan cair dan sistem pemurnian udara dengan dua botol oksigen 3,5 liter bertekanan 150 bar (2.200 psi). Mereka dirancang untuk bisa berjalan di kedalaman 5–7 m (16–23 ft) untuk jangka waktu hingga sepuluh jam. Personil akan diorganisasi ke dalam regu beranggotakan enam orang dengan lima regu dalam satu peleton, lima peleton digabung dengan satu peleton pemeliharaan membentuk satu kompi, dan tiga kompi dalam satu batalyon yang terdiri atas sekitar 650 orang. Arashi ke-71 bermarkas di Yokosuka dengan dua batalyon yang sudah terlatih dan empat batalyon dalam pelatihan. Arashi ke-81 di Kure direncanakan beranggotakan 1000 orang, dengan 250 orang berasal dari Yokosuka. Unit Kawatana yang berisi 1000 orang juga direncanakan untuk Sasebo.[2]
Senjata
suntingPersonil fukuryu dipersenjatai dengan ranjau serbu Tipe-5 yang berisi 15 kg (33 pon) bahan peledak yang dipasang pada tongkat bambu sepanjang 5 m (16 ft). Ketika bersembunyi dibawah air, mereka akan menggunakan tongkat tersebut untuk mendorong bahan peledak yang akan bersentuhan dengan lambung kapal yang lewat di atas kepala mereka. Di setiap lepas pantai yang berpotensi diserang, inventori ranjau akan diceburkan ke dasar laut digunakan oleh personil fukuryu yang sudah menyelam. Tiga untaian ranjau dipisah tiap lima puluh meter karena personil fukuryu ditempatkan enam puluh meter terpisah, sehingga akan ada seorang personil untuk setiap 20 meter panjang pantai.[2]
Konsep
suntingKejutan sangat penting untuk menghindari penanggulangan peledak anti-personil yang sebelumnya digunakan untuk mencegah pasukan katak Italia di Mediterania. Eksperimen tentang ide ini awalnya dilakukan pada lubang perlindungan bawah air yang terbuat dari pipa beton dengan pintu baja. Tes pertama mengindikasikan lubang perlindungan ini akan mengurangi efek ledakan di dekatnya. Rencana selanjutnya dibuatlah sebuah stasiun beton dengan tulang yang lebih besar sehinggam mampu melindungi enam hingga delapan belas orang. Stasiun yang lebih besar ini akan diproduksi di darat dalam berbagai bentuk untuk menghindari deteksi, dan kemudian dicelupkan pada kedalaman kurang dari lima belas meter. Fukuryu adalah bagian dari sistem ranjau tiga tahap, termasuk deretan ranjau dibawah lepas pantai yang akan dilepaskan oleh kabel jepret untuk mengapung di bawah kapal pendarat yang lewat, deretan ranjau magnetik, dan ranjau dengan fusi kontak di air dangkal dekat pantai.[2]
Penerapan
suntingSeribu baju selam telah siap pada 15 Agustus 1945, dan delapan ribu lainnya telah dipesan. Yokosuka memiliki 450 baju selam, dan Kure dan Sasebo memiliki enam puluh baju selam. Namun, tak satu pun dari sepuluh ribu ranjau serangan Tipe-5 yang direncanakan telah selesai, tetapi empat ratus ranjau buatan telah diproduksi untuk kebutuhan pelatihan.[2] Beberapa kematian terjadi selama pelatihan karena kegagalan fungsi ranjau. Hanya 120 orang yang telah dilatih pada saat Jepang menyerah sebelum invasi ke daratan Jepang terjadi. Ada laporan beberapa serangan yang diduga menggunakan taktik militer serupa:
- Kapal pendarat infantri (perahu boat) LCI (G)-404 dirusak oleh penyelam kamikaze di Selat Yoo, Kepulauan Palaus, pada 8 Januari 1945.
- Beberapa penyelam kamikaze mencoba menyerang kapal survei USS Hydrographer (AGS-2) di Pelabuhan Schonian, Grup Palaus, pada 10 Februari 1945.
Referensi
sunting- ^ Zaloga, Steven (2011). Kamikaze: Japanese Special Attack Weapons 1944–45. Osprey Publishing. hlm. 43. ISBN 978-1849083539.
- ^ a b c d Barton, Charles A. (1983). "Underwater Guerrillas". Proceedings. United States Naval Institute. 109 (8): 46&47.