Front Perjuangan Pemuda Indonesia
Front Perjuangan Pemuda Indonesia disingkat FPPI merupakan organisasi pergerakan pemuda yang lahir sebagai respon terhadap kuatnya hegemoni, korporatisme negara, ketidakadilan global, dan menampik penetrasi yang memandulkan daya kritis dan radikalisme kaum muda. FPPI digagas di akhir November 1998 dalam pertemuan di Muntilan, Magelang, Jawa Tengah setelah diskusi panjang "Menghitung Kekuatan Elemen Pergerakan Pasca Semanggi" antar elemen lintas jaringan Jawa-Bali.
Program kerja yang didasarkan pada gagasan (Nasional Demokrasi Kerakyatan (NADEMKRA)) merupakan langkah-langkah yang selama ini dilakukan oleh FPPI. Pembelaan Kasus tanah Probolinggo, Blitar, Gresik, Kendal, Kasus Buruh Jombang, Pasar Wonosobo, Yogyakarta serta kasus perampasan tanah rakyat Barumun [SUMUT] merupakan sebagian dari aksi FPPI. Selain hal tersebut, penyikapan terhadap situasi politik yang masih mencerminkan kekuasaan yang tidak berujung pangkal dan tidak mempunyai keberpihakan terhadap rakyat juga menjadi program politik FPPI.
Saat ini FPPI telah menyelanggarakan kongres nasional yang ke empat. Setelah Muhaji Arbiyah, Syafik Alielha, Muhamad Reza Sahib, Rahmat Pasau menjadi ketua umum nasional—kini mulai Ferry Widodo menjadi ketua pimpinan nasional dengan periodik waktu selama tiga tahun. Merespon pemilihan umum di Indonesia yang akan diselenggarakan pada tahun 2009, FPPI mengambil sikap sebagai gerakan ekstra parlementer.
Jaringan FPPI hingga Akhir 2021 tercatat di berbagai kota:
1.Yogyakarta
2.Jakarta
3. Semarang
4. Salatiga
5. Purwokerto
6. Pandeglang
7. Gresik
8. Kediri
9. Surabaya
10. Majene
11. Mamuju
12. Medan
13. Makassar
14. Ambon
15. Polewali