Frischa Aswarini

penulis, penyair, presenter, dan penyiar asal Indonesia


Frisca Aswarini atau Ni Made Frisca Aswarini (lahir 17 Oktober 1991) adalah seorang penyair, presenter, dan penyiar. Selain itu ia juga menulis karya jurnalistik, karya ilmiah, esai, puisi maupun cerita pendek.[1] Kini, ia bekerja sebagai asisten riset sejarah dan presenter di TVRI Bali. Tulisannya pernah dimuat di media cetak lokal dan nasional, seperti Tempo, Kompas, Bali Post, serta Pikiran Rakyat.[2]

Frischa Aswarini
LahirNi Made Frischa Aswarini
17 Oktober 1991 (umur 33)
Indonesia Bali, Indonesia
PekerjaanPenulis
BahasaIndonesia
KebangsaanIndonesia Indonesia
GenrePuisi
Karya terkenalTanda Bagi Tanya

Proses kreatif

sunting

Frisca telah gemar menulis sejak SD, namun ia secara fokus belajar menulis puisi ketika bergabung menjadi anggota Komunitas Sahaja pada 2007. Puisi berjudul Penantian yang ditulisnya sewaktu SMP dimuat di majalah sekolahnya. Inilah yang membuat Frischa termotivasi untuk terus menulis puisi. Ketika menginjak masa SMA, ia belajar menulis puisi secara serius.[3] Diakui Frisca karya Chairil Anwar dan Sitor Situmorang berpengaruh dalam proses menulisnya. Salah satu kiat ia dalam menulis yaitu memiliki lingkungan pergaulan penulis. Pergaulannya dengan kawan-kawan komunitas sastra sangat berpengaruh bagi perkembangan dan eksistensinya. Di sana, ia bisa bertukar pikiran tentang segala hal baik itu tentang dan di luar sastra.[2]

Karya yang ditulis Frisca tergabung dalam antologi Temu Penyair Muda Lima Kota (2008), antologi puisi Temu Sastrawan Indonesia II Pedas Lada Pasir Kuarsa (2009), antologi Temu Sastrawan Indonesia IV Sauk Seloko (2012), Dendang Denpasar Nyiur Sanur (2012), antologi Coleur Femme, Forum Jakarta-Paris, Alliance Francaise (2011).[4] Puisi-puisinya disiarkan di pelbagai media termasuk diterjemahkan ke bahasa Perancis untuk jurnal Le Banian (2016) dan antologi puisi Couleur Femme (Forum Jakarta-Paris dan AF Denpasar, 2010); diterjemahkan ke bahasa Inggris dalam antologi Happiness, The Delight-Tree 2 (United Nations SRC Society of Writers, 2016).[5] Dua buku puisinya berjudul Potret di Atas Meja (2012) dan Tanda bagi Tanya (GPU, 2017).[4][6] Ia juga turut menyusun biografi perupa Made Wianta yang berjudul Waktu Tuhan (2008).[3]

Apresiasi

sunting

Melalui jejak kepenulisannya, ia menjadi salah satu pembicara di Ubud Writers & Readers Festival 2013, serta pembicara dialog budaya di Publika, Kuala Lumpur. Ia pernah terpilih mengikuti Canada World Youth (Kemenpora RI, 2014-2015).[2] Tanda bagi Tanya (2017) adalah buku kumpulan puisinya yang termasuk dalam 10 besar kategori Karya Pertama atau Kedua, Kusala Sastra Khatulistiwa 2017-2018.[3]

Referensi

sunting
  1. ^ "Ni Made Frischa Aswarini - BASAbaliWiki". dictionary.basabali.org. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-07-20. Diakses tanggal 2020-07-20. 
  2. ^ a b c "Ni Made Frischa Aswarini, "Penyair yang Penyiar"". Majalah M&I Online (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-07-20. Diakses tanggal 2020-07-20. 
  3. ^ a b c JawaPos.com (2019-04-29). "Frischa Aswarini: Pusi adalah Cara Berbagi yang Menyenangkan". baliexpress.jawapos.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-07-20. Diakses tanggal 2020-07-20. 
  4. ^ a b Agnes, Tia. "Buku Puisi 'Tanda bagi Tanya' Ajak Pembaca Bernostalgia hingga Berandai-andai". detikcom. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-10-06. Diakses tanggal 2020-07-20. 
  5. ^ Agnes, Tia. "Buku Kumpulan Puisi 'Tanda bagi Tanya' Tonjolkan Sisi Tenang Penulis". detikcom. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-10-06. Diakses tanggal 2020-07-20. 
  6. ^ Hartati, Dian (11 Mei 2018). "Pembacaan Awal Tanda bagi Tanya Karya Frischa Aswarini". Buruan.co. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-07-20. Diakses tanggal 20 Juli 2020.