Forum Kota, Forum Komunitas Mahasiswa Se-Jabotabek, atau Forkot adalah salah satu organ gerakan mahasiswa Indonesia 1998.

Aksi mahasiswa Forum Kota

Didirikan pada tanggal 7 Maret 1998, pada awalnya penggerak beranggotakan 16 kampus yang memilki akar sejarah pergerakan mahasiswa seperti Universitas Kristen Indonesia (UKI), Universitas Nasional (UNAS), IKIP Jakarta (sekarang Universitas Negeri Jakarta), UIN Syarif Hidayatullah, Institut Sains dan Teknologi Nasional (ISTN), Atmajaya, Institut Teknologi Indonesia, Universitas Mpu Tantular (UMT), Universitas Jayabaya dan lain sebagainya. Kemudian jumlah itu sempat membengkak menjadi 70-an lebih kampus.

Forum Kota bersama FKSMJ tercatat oleh sejarah sebagai organ gerakan mahasiswa pertama yang memasuki Gedung DPR/MPR pada tanggal 18 Mei 1998.

Setelah jatuhnya Soeharto pada tanggal 21 Mei 1998, tidak membuat aksi-aksi Forum Kota menjadi berhenti. Bahkan sebaliknya berbagi demonstrasi yang mereka lakukan paska Soeharto semakin radikal dan terkesan melayani represivitas yang dilakukan oleh TNI dan Polri. Dalam berbagai aksinya menuntut Pengadilan terhadap Soeharto tak jarang mereka bentrok dengan aparat dan menimbulkan korban. Bentrok dengan aparat dalam aksi-aksinya ini, dirasa menjadi ciri khas tersendiri dari Forum Kota. Hal ini juga terlihat dalam aksi-aksi menuntut penghapusan Dwi funsgsi TNI, menentang Sidang Istimewa MPR 1998 yang berbuntut Tragedi Semanggi I, menolak pemilu 1999, penolakan RUU PKB yang berakhir dengan peristiwa Semanggi II, penolakan kenaikan BBM, ribuan aktivis Forum Kota bersama dengan mahasiswa dari organ lain, berani menghadapi panser dan water canon aparat hanya dengan bersenjatakan tongkat bendera, batu dan molotov.

Puluhan mahasiswa Forum Kota pun kerap mendapatkan tidakan represif dan penangkapan oleh aparat. Tercatat 2 orang, Mixil Minamunir dan John pernah ditahan selama beberapa bulan sebagai tahanan politik karena dengan tuduhan penghinaan terhadap kepala negara.

Struktur

sunting

Mengenai soal struktur, Forum Kota tidak memilki sistem struktur yang baku. Selama ini rekruitmen anggota bersifat cair dan diserahkan kepada simpul di berbagai kampus yang bersangkutan. Sedangkan masalah manejemen organisasi dijalankan secara bersama-sama. Salah satu bentuk manajemen bersama tersebut adalah soal penunjukan koordinator lapangan dan juru bicara suatu aksi yang harus mendapatkan persetujuan langsung dari rapat bersama antar simpul.

Kontroversi

sunting

Namun aksi radikal mereka tersebut tak urung mengundang kecaman dan cibiran sinis dari berbagai organisasi Islam yang mendukung Habibie (KISDI, Pam swakarsa, dll) dan kelompok-kelompok Orde Baru yang sangat anti gerakan mahasiswa memplesetkan kepanjangan Forkot menjadi "Forum Komunis Total" dan menuduh organ ini didukung oleh para pastor Yesuit serta kekuatan nasionalis sekuler. Menurut Adian Napitupulu, salah seorang aktivis senior di Forkot, dalam dunia politik Indonesia hal seperti itu adalah sudah biasa dimana sebuah kekuatan yang kritis terhadap kekuasaan akan dimatikan dengan berbagai stigma dan intrik bernada minor.

Polarisasi

sunting

18 Mei 1998, Unas menyatakan mundur dari Forkot dan bersama Universitas Pakuan Bogor, Universitas Parahyangan Bandung, Akademi Kimia Analis Bogor, Universitas Juanda serta Aldera (Aliansi Demokrasi Rakyat) kemudian mendirikan Front Nasional.

Sekitar awal bulan September 1998 beberapa aktivis senior Forkot seperti Syafiq dari STF Driyarkara, Arie dari ITI, dan Alex dari Atmajaya, menyatakan keluar dan bersama beberapa temannya dari Universitas Moestofo lalu mendirikan FAMRED (Front Aksi Mahasiswa untuk Reformasi dan Demokrasi).

Pada akhir Februari 2000 giliran aktivis senior lainnya Eli Salomo dariISTN.muchlis dari ( Budi Luhur ) yang keluar dari Forkot dan bersama-sama mantan aktivis Forkot lainnya, Faisal Saimima dari ABA ABI, Bopin dari SAHID, Yozep dari UBK, Pahrizal dari BSI dan beberapa kampus lainnya, mereka kemudian mendirikan Front Kota (Fronkot).

Pranala luar

sunting