Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran
Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (disingkat FITRA), berdiri pada September 1999, adalah lembaga swadaya masyarakat yang fokus menjalankan fungsi kontrol proses penganggaran negara. Pendirian dimaksudkan untuk mendorong elemen-elemen masyarakat dalam terlibat dalam proses penganggaran mulai dari perencanaan, penyusunan hingga pelaksanaan anggaran.[1]
Struktur organisasi dan jaringan
suntingSecara organisasi, FITRA dipimpin oleh seorang sekretaris jenderal, yang didukung oleh tiga pimpinan, yakni kepala divisi politik anggaran negara, direktur resources center, dan kepala divisi pengembangan jaringan daerah. Keputusan strategis diambil melalui rapat pimpinan yang melibatkan sekjen dan tiga pimpinan di atas. Divisi resource center memiliki dua unit, yakni unit research and development dan unit database dan informasi. Adapun divisi politik anggaran negara dan divisi pengembangan jaringan daerah tidak memiliki unit pendukung.[2]
Secara organisasi, struktur Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA) berada di tingkat nasional berbentuk sekretariat nasional[3] dan simpul jaringan di daerah-daerah dinamakan Simpul Jaringan (Sijar) yang beranggotakan 14 organisasi. Jaringan Sijar tersebar di Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Riau, Depok, Sukabumi, Cilacap, Kebumen, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat.[4]
Sumber pendanaan
suntingDalam menjalankan fungsinya, FITRA memperoleh dukungan pendanaan dari sejumlah lembaga donor. Pada periode 2009-2010, The Ford Foundation memberikan dukungan pendanaan sebesar US$ 531.594 terkait program strategic alliance poverty alleviation, di enam daerah dan tingkat nasional. The Asia Foundation, juga memberikan dukungan terhadap FITRA sejak tahun 2002 melalui program gender budget responsive dan advokasi anggaran. Pada tahun 2012, FITRA memperoleh pendanaan dari The Asia Foundation sebesar US$ 234.554 US$ untuk melakukan program local budget index di 41 daerah.
Pada tahun 2008 hingga 2009, FITRA juga mendapatkan kepercayaan untuk menjalankan program “Encourage Transparency And Accountability of Election Budget And Logistic Management In KPU (Indonesian National Election Comission)” dari DRSP-USAID sebesar US$ 85.990. Selain lembaga-lembaga donor di atas, FITRA juga mendapatkan dukungan pendanaan dari Partnership, Yayasan Tifa, HIVOS, UNMC dan Uni Eropa.[5]
Pada periode 2007-2011, pendapatan FITRA mengalami kenaikan 2000%, dari Rp 461.938.450 menjadi Rp 8.045.431.245. Aset bersih (pendapatan dikurangi beban) juga mengalami kenaikan sebesar 1600%. Total aset melonjak tajam dari Rp 104.886.990,00 menjadi Rp 3.110.517.247. Kenaikan ini disebabkan semakin kuatnya kepercayaan dari lembaga donor.[6]
Daftar referensi
sunting- ^ "Tentang Kami | Seknas FITRA". Seknasfitra.org. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-02-12. Diakses tanggal 2020-03-11.
- ^ "Sumberdaya Manusia | SEKNAS FITRA". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-11-30. Diakses tanggal 2020-03-11.
- ^ "Sejarah Singkat Organisasi | SEKNAS FITRA". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-11-30. Diakses tanggal 2020-03-11.
- ^ "Jangkauan Kerja | Seknas FITRA". Seknasfitra.org. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-11-30. Diakses tanggal 2020-03-11.
- ^ "Latar Belakang Pendirian". Seknasfitra.org. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-11-30. Diakses tanggal 12 Maret 2020.
- ^ "Kerangka Finansial | Seknas FITRA". Seknasfitra.org. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-11-30. Diakses tanggal 2020-03-11.