Foramen spinosum adalah sebuah rongga yang berbentuk melingkar dan berukuran kecil yang terletak di sayap besar dari tulang sfenoid. Letaknya berdekatan atau di pangkal tonjolan tulang sfenoid, belakang samping dari foramen ovale. Melalui lubangnya lewat arteri meningea media menuju fossa kranium media. Bentuk dan ukuran foramen spinosum berbeda-beda. Pada 0,4% populasi, foramen spinosum bisa tidak dijumpai ketika arteri meningea media bercabang dari arteri ophtalmikus. Terkadang pembentukan ligamen dekat dengan foramen ovale membuatnya terbagi dalam 2 sampai 3 bagian. Dalam keadaan lainnya, foramen spinosum ditemukan ganda.[1]

Foramen spinosum
Permukaan dalam tulang sfenoid, dengan foramen spinosum ditandai di sebelah kiri, kedua dari bawah.
Permukaan dalam dasar tengkorak, dengan tulang sfenoid berwarna kuning. Foramen spinosum tampak di dasar sebelah kanannya.
Rincian
Pengidentifikasi
Bahasa LatinForamen spinosum
TA98A02.1.05.038
TA2624
FMA53156
Daftar istilah anatomi tulang

Struktur dan fungsi

sunting

Foramen spinosum berperan dalam menghubungkan fossa infratemporal dengan fossa kranium bagian tengah bersama dengan foramen lainnya seperti foramen ovale dan foramen rotundum. Pembuluh darah dan saraf melewati foramen spinosum termasuk arteri meningea media, cabang mandibula dari nervus mandibula atau nervus spinosus dan vena meningea media. Cabang depan dari arteri meningea media berjalan melewati foramen spinosum, kemudian berjalan di bawah pterion. Foramen spinosum berperan penting dalam praktek klinis dikarenakan ia mudah ditandai dalam pembedahan saraf dan prosedur diagnostik radiografi.[2]

Foramen spinosum biasanya berbentuk lonjong atau bundar dan memiliki diameter 1-4,3 mm (rata-rata 2 mm). Pada 0,4-1% kasus foramen spinosum hanya ditemukan di sebelah sisi. Ketiadaannya pada kedua sisi jarang ditemukan. Foramen spinosum juga dapat ditemukan ganda pada sebelah sisinya.[3]

Keragaman ini penting artinya bagi pengaliran darah ke duramater dikarenakan arteri meningeal media dalam keadaan ini dapat memasuki melalui foramen ovale atau melalui celah tulang mata bagian atas sebagai cabang dari bagian sfenomaksilla dari arteri maksilaris. Arteri meningea media juga dapat bercabang dari arteri oftalmikus, arteri lakrimalis atau dari petrous (berasal dari tulang stapes), kavernosa atau bagian supraklinoid dari arteri karotis interna.[3]

Embriologi

sunting

Dalam perkembangannya dalam janin, foramen spinosum berasal dari lengkung faring pertama, yang juga dikenal sebagai lengkung rahang bawah yang berada di dalam tulang sfenoid. Ia mulai menjadi tulang delapan bulan setelah kelahiran dan dapat mengambil waktu selama 7 tahun untuk berkembang secara penuh dalam bentuknya seperti cincin. Lengkung faring awal terbentuk selama minggu keempat perkembangan dan terletak di antara stomodeum dan alur faring pertama. Saraf trigeminal mempersarafi lengkung faring pertama. Tulang sfenoid berasal dari sel puncak saraf.[2]

Cabang mandibula dari nervus mandibula melewati foramen spinosum dan mempersarafi bagian belakang duramater dari fossa kranium tengah. Saraf ini dikenal sebagai nervus spinosus. Nervus spinosus juga mempersarafi bagian tulang rawan dari saluran Eustachius. Cabang mandibula kemudian berlanjut antara bagian skuamosa dan petrosa dari tulang temporal di mana ia selanjutnya memasuki dan mempersarafi sel udara mastoid dan antrum mastoid.[2]

Manfaat Klinis

sunting

Jarak yang dekat dari foramen spinosum ke foramen ovale dan saraf trigeminal membuat foramen spinosum penting secara klinis. Foramen spinosum berperan sebagai penanda anatomi selama tindakan bedah saraf. Beberapa contoh tindakan misalnya pembedahan untuk tatalaksana neuralgia trigeminal, tumor dan epilepsi. Terdapat berbagai teknik yang digunakan untuk menatalaksana neuralgia trigeminal seperti dekompresi mikrovaskular, pembedahan radio stereotaktik dan prosedur perkutaneus termasuk rhizotomi radiofrekuensi atau dekompresi balon.

Sumber

sunting
  1. ^ Khan, Aaijaz Ahmed; Asari, Mohd Asnizam; Hassan, Asma (2012-06). "Anatomic Variants of Foramen Ovale and Spinosum in Human Skulls". International Journal of Morphology. 30 (2): 445–449. doi:10.4067/s0717-95022012000200015. ISSN 0717-9502. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-23. Diakses tanggal 2020-01-24. 
  2. ^ a b c White, Hunter J.; Mesfin, Fassil B. (2019). StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing. PMID 30571053. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-23. Diakses tanggal 2020-01-23. 
  3. ^ a b Krayenbühl, Niklaus; Isolan, Gustavo Rassier; Al-Mefty, Ossama (2008-08-02). "The foramen spinosum: a landmark in middle fossa surgery". Neurosurgical Review. 31 (4): 397–402. doi:10.1007/s10143-008-0152-6. ISSN 0344-5607. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-23. Diakses tanggal 2020-01-24.