Faizullah Khojaev
Fayzulla Ubaydullayevich Khodzhayev (bahasa Uzbek: Файзулла Убайдуллоевич Хўжаев, Fayzulla Ubaydullayevich Xoʻjayev; bahasa Rusia: Файзулла Убайдуллаевич Ходжаев), juga dapat dieja sebagai Faizullah Khojaev, adalah seorang politisi asal Bukhara yang merupakan pemimpin pertama Republik Soviet Rakyat Bukhara, yang kemudian menjadi bagian dari Republik Sosialis Soviet Uzbekistan. Pada masa RSS Uzbekistan, beliau memegang dua posisi penting, yakni sebagai Ketua Komite Eksekutif Sentral Uni Soviet dari RSS Uzbekistan serta Ketua Dewan Komisariat Rakyat RSS Uzbekistan.
Kehidupan pribadi
suntingKhojaev lahir dan besar di keluarga saudagar di Bukhara, Keamiran Bukhara, pada 1896. Saat masih belia, pada 1907, beliau pergi ke Moskow atas perintah ayahnya. Di sana, Khojaev menyadari adanya ketimpangan besar antara sistem dan kemajuan masyarakat di Moskow dan di tanah kelahirannya.[1]
Pada 1916, beliau ikut serta dalam gerakan Jadidisme dalam naungan Pan-Turkisme, yang saat itu berkembang di Kekaisaran Rusia, dan mendirikan Partai Pemuda Bukhara. Setelah kaum Bolshevik mendirikan pemerintahan Soviet di Kokand, Khojaev memimpin upaya pendirian Pemerintah Pemuda Bukhara dengan Amir Bukhara sebagai pimpinannya. Pada awalnya, kelompok pemuda tersebut merasa sukses, tetapi kemudian disadari bahwa mereka telah "diperdaya" oleh kelompok ulama dan penguasa yang setia terhadap rezim Bukhara sebelumnya.[2] Akhirnya terjadi pembantaian terhadap para pendukung Pemerintahan Pemuda Bukhara. Khojaev sendiri melarikan diri ke Tashkent dan dijatuhi hukuman mati tanpa kehadiran fisiknya di Bukhara. Beliau baru dapat kembali ke Bukhara setelah Tentara Merah menggulingkan pemerintahan Amir Bukhara serta menduduki dan menghancurkan kota tersebut.
Karier politik
suntingSetelah bergabung dalam Partai Komunis Uni Soviet, pada September 1920, Khojaev ditunjuk sebagai kepala pemerintahan untuk Republik Soviet Rakyat Bukhara. Pada masa pemerintahannya, kemerdekaan negara tersebut diakui secara sementara oleh Pemerintah RSFS Rusia di Moskow yang mengirimkan duta besar dan para "penasihat" untuk mendukung pemerintahan Khojaev. Salah satu diplomat Rusia, Alexander Barmine, menulis tentang Khojaev:
Pemerintah baru (Bukhara) bekerja dengan cara yang sama dengan yang dilakukan oleh pemerintahan Bukhara selama ratusan tahun. Aku melihat Nazir, atau menteri, yang berjongkok di atas karpet dan membacakan dekret kepada seorang penulis yang akan menuliskannya dalam aksara Persia kuno pada sebuah papan yang ditopang oleh kedua lututnya. Fayzulla Xo'jaev, dipanggil "Lenin bangsa Uzbek", bertubuh kecil, kurus, dan penuh energi yang besar, ... Dia memahami rakyatnya, seorang orator hebat, dan sangat dicintai.[3]
Dengan reorganisasi sebagian Soviet Asia Tengah menjadi RSS Uzbekistan dan setelah persekusi politik yang menargetkan kaum nasionalis Uzbek pada 1923 hingga 1924, pada 5 Desember 1924, Khojaev menjadi Ketua Komite Revolusioner RSS Uzbekistan, sebuah jabatan yang setara dengan kepala pemerintahan. Dengan posisinya tersebut, Khojaev sering kali disebut sebagai Perdana Menteri Uzbekistan pertama. Pada 21 Mei 1925, Khojaev menjadi salah satu ketua Komite Eksekutif Sentral Uni Soviet ketika RSS Uzbekistan mulai dimasukkan sebagai bagian Uni Soviet.
Seiring berjalannya waktu pada rezim Stalin, Khojaev mulai menunjukkan penentangannya terhadap kebijakan rezim tersebut, terutama dalam hal monokultur kapas yang menjadi komoditas utama Uzbekistan kala itu. Walaupun masih tetap menjabat di pemerintahan, sejak tahun 1929, pengaruh Khojaev dan aksesnya terhadap pemerintah pusat didahului oleh Akmal Ikramov, Sekretaris Pertama Partai Komunis Uzbekistan.
Akhir hayat
suntingPada Juni 1937, walaupun masih menjadi kepala pemerintahan di RSS Uzbekistan, Khojaev tidak menjadi delegasi dalam Kongres Ketujuh Partai Komunis Uzbekistan. Pada 27 Juni tahun yang sama, sepuluh hari setelah kongres selesai, Khojaev dipecat; kemudian dipenjara pada 9 Juli. Pada bulan September, seorang anggota Politburo, Andrey Andreyev, tiba di Tashkent dan mulai melakukan Pembersihan besar-besaran di Uzbekistan. Khojaev beserta sejumlah tokoh lainnya pada 8 September kemudian diumumkan sebagai "musuh rakyat".[4] Andrew Forbes menulis bahwa Khojaev juga dituduh "menguburkan saudara laki-lakinya dengan cara Islam."[5]
Pada Maret 1938, Khojaev beserta Ikramov menghadapi dakwaan Perkara "Blok Kaum Kanan dan Pengikut Trotsky" Anti-Soviet di Moskow. Beliau dijatuhi hukuman mati dan dieksekusi pada 13 Maret 1938[6] untuk kemudian dimakamkan di Pemakaman Kommunarka di Moskow.[7]
Referensi
sunting- ^ Foltz, Richard (2019-06-27). A History of the Tajiks: Iranians of the East. Bloomsbury Publishing. ISBN 978-1-78831-651-4.
- ^ Xo'jaev, Fayzulla. "История революции в Бухаре" [Sejarah Revolusi di Bukhara]. Saint-Juste (dalam bahasa Rusia). Diakses tanggal 2024-05-08.
- ^ Barmine, Alexander (1945). One Who Survived. New York: G.P.Putnam's Sons. hlm. 103–04.
- ^ Conquest, Robert (1971). The Great Terror. Harmondsworth, Middlesex: Penguin. hlm. 517.
- ^ Forbes, Andrew D.W. (1986-10-09). Warlords and Muslims in Chinese Central Asia: A Political History of Republican Sinkiang 1911-1949. CUP Archive. hlm. 154. ISBN 978-0-521-25514-1.
- ^ "Бухаринско-троцкистский процесс". www.hrono.ru (dalam bahasa Rusia). Diakses tanggal 2024-05-08.
- ^ uz, Daryo (2018-08-11). "Fayzulla Xo'jayevning nomi Rossiyada ochilgan Repressiya qurbonlari xotira devoridan joy oldi". Daryo.uz (dalam bahasa Uzbek). Diakses tanggal 2024-05-08.