Eugenia candolleana
Eugenia Candolleana, atau hutan hujan palm, adalah pohon yang berasal dari hutan hujan Atlantik di Brazil, dikenal didaerah setempat dengan nama portugis cambui roxo ("cambui ungu") atau murtinha ("murad kecil"). Pohon ini sangat jarang dijumpai di alam liar, dan penggunaan dedaunannya yang hijau dan cerah dan buahnya yang ungu kehitaman di alam telah terbatas.
Eugenia candolleana
| |
---|---|
Status konservasi | |
Risiko rendah | |
IUCN | 149210772 |
Taksonomi | |
Superkerajaan | Eukaryota |
Kerajaan | Plantae |
Divisi | Tracheophytes |
Ordo | Myrtales |
Famili | Myrtaceae |
Genus | Eugenia |
Spesies | Eugenia candolleana DC., 1828 |
Spesies pohon ini dinamai oleh ahli botani dari Swiss, Austin Pyramus de Candolle setelah abad ke-19. Nama umumnya cambui, yang bermakna "cabang pohon yang tipis" dalam bahasa Tupi-Guarani dan nama ini dipakai lebih dari 100 spesies yang berbeda.
Deskripsi
suntingPohon dewasa mempunyai tinggi 3–6 m, dengan kanopi bundar atau kerucut yang melebar hingga 2 m. Daun muda dari pohon ini berwarna coklat karat, kuning turning, dan lalu hijau tua.
Kulit pohon ini berwarna coklat kemerahan yang mengelupas secara alami, menunjukan batang pohonnya yang halus kemerah-merahan. Dedaunannya sederhana, berlawanan dengan kesejajaran, dengan tekstur kasar halus, tepi daun yang halus, dan ujung daun yang melengkung ke bawah.
Bunga dari pohon ini bermekaran di bulan November hingga bulan Januari, bunga ini terdapat dalam 20 kelompok tangkai atau lebih. Setiap dua bunga yang mekar, bunga tersebut tumbuh dari ujung tangkai daun.
Buah dari pohon ini masak antara bulan Februari dan Maret. Buah masak ini adalah buah berry yang bulat atau sedikit memanjang, lebarnya hingga 20 mm dan panjangnya 25 mm. Buah ini mempunyai kulit tipis yang hitam keunguan dan daging buah keputihan yang basah, keras, yang tebalnya sekitar 3 – 5 mm, yang mengelilingi biji tunggal yang longgar (jarang yang berkeping dua). Buah ini dapat dimakan, cukup manis, dengan aroma yang mirip (tapi kurang kuat) dengan aroma jabuticaba.
Penanaman
suntingPohon ini dapat diperbanyak melalui bijinya, mudah tumbuh dan buahnya masak setelah dua tahun. Pohon ini tumbuh subur dibawah sinar matahari yang penuh dan membutuhkan pengirigasian yang baik selama musim bunga dan buah.
Penggunaan
suntingBuah dari pohon ini dikonsumsi segar atau dibuat untuk selai. Dalam pengobatan tradisional di wilayah Sergipe, infus dedaunan dari pohon ini telah digunakan untuk pengobatan demam dan nyeri. Minyak esensial yang disuling dari dedaunan pohon ini (berat 0,14% hijau) mengandung isomer guaiol dan cadinol, senyawa δ and dan viridiflorene.
Pranala luar
sunting