Etnografi realis adalah salah satu pendekatan etnografi yang menjelaskan suatu fenomena kebudayaan tanpa adanya pengaruh dari pengamat.[1] Laporan pengamatan ditulis secara objektif dan informasi yang diperoleh berasal dari peserta penelitian.[2] Pengamat hanya bertugas sebagai wartawan yang menyimpulkan data dan fakta yang ada menjadi sebuah interpretasi dan penyajian budaya secara benar.[3] Oleh karena itu peneliti menggunakan sudut pandang ketiga serba tahu untuk menampilkan fakta sosial yang ada. Hal-hal yang ditelaah dalam penelitian etnografi realis yaitu mengenai kehidupan keluarga, pola komunikasi, pekerjaan, status, hingga peran sosial.[4] Etnografi realis memiliki ciri bahwa fakta penelitian hanya bersumber dari orang ketiga, berdasarkan pengamatan dan partisipasi penelitian. Peneliti mengungkapkan kutipan-kutipan yang disampaikan oleh penutur sebagai sumber data penelitian.[5] Tujuan dari penelitian etnografi tersebut pada hakikatnya untuk melakukan analisis baik kelompok atau individu, dan hasilnya berupa interpretasi terhadap pola yang terlihat dan terdengar.[6]

Langkah-langkah penelitian

sunting

Pemilihan objek etnografi

sunting

Langkah pertama dari penelitian etnografi realis yaitu menentukan objek penelitian, dengan latar belakang penentuan tujuan penelitian, pembuatan desain penelitian, dan mengidentifikasi masalah yang akan dipecahkan. Pada tahapan ini peneliti harus mendapatkan izin dari pihak informan untuk mencari data. Salah satu faktor yang memicu penelitian etnografi berhasil yaitu dari pemilihan informan. Hal ini dikarenakan informan membantu secara penuh dalam penelitian etnografi realis dalam mengumpulkan data.[7]

Pengajuan pertanyaan

sunting

Terdapat tiga unsur penting dalam pembuatan pertanyaan dalam penelitian etnografi realis yaitu, tujuan harus jelas secara eksplisit, pertanyaan dibuat berkaitan dengan unsur etnografi, dan mengadung penjelasan. Pengajuan pertanyaan berkaitan langsung dengan kualitas hasil wawancara. Wawancara ini dilaksanakan sejak proses pengamatan atau tahapan observasi.[7]

Pengumpulan data

sunting

Proses pengumpulan data dalam kegiatan penelitian etnografi realis dengan cara peneliti ikut tinggal bersama dengan partisipan penelitian. Hal itu dilakukan selama penelitian dilakukan. Rentang waktunya cukup lama, hingga peneliti merasa cukup dalam pengumpulan data. Selama tinggal bersama partisipan, peneliti membuat catatan lapangan hasil observasi di lapangan yang diperoleh melalui proses wawancara, proses observasi dan pengamatan secara langsung, serta pengamatan terhadap artefak dan simbol.[7]

Perekaman data

sunting

Tahapan keempat yaitu, perekaman data. Setelah data dikumpulkan melalui hasil wawancara lalu dilanjutkan dengan proses perekaman data tersebut. Perekaman data tersebut dapat dilakukan melalui catatan-catatan lapangan, media foto, media video. Hal ini akan memudahkan peneliti dalam proses analisis data.[7]

Analisis data

sunting

Analisis data memiliki tujuan untuk menentukan dan merumuskan pertanyaan pada saat penelitian. Jawabannya tersimpan dalam rekaman yang sudah dibuat. Ada empat data yang harus dianalisis. Pertama analisis domain yang bertujuan untuk mendapatkan garis besar tentang objek penelitian. Kedua analisis taksonomi merupakan proses penjabaran secara rinci mengenai struktur penelitiannya. Ketiga yaitu analisis komponensial yang bertujuan untuk mencari secara spesifik agar terjalin hubungan antar data yang satu dengan data yang lainnya. Keempat yaitu analisis tema kultural yang bertujuan untuk menyatukan domain penelitian secara keseluruhan.[7]

Pelaporan

sunting

Pembuatan laporan etnografi realis disusun secara etnografi mengenai kelompok sosial yang sudah diteliti. Peneliti harus memiliki kepekaan yang lebih dalam penyusunan laporan penelitian etnografi realis, dikarenakan sering timbul pertanyaan-pertanyaan baru dalam penelitian. Penelitian etnografi realis disusun secara objektif.[7] Hal ini selaras dengan tujuan etnografi realis yaitu kegiatan menulis mengenai aktivitas manusia dan kebudayaan, hingga kelak menemukan pola-pola tersebut dalam pelaporan.[8]

Rujukan

sunting
  1. ^ Rachman, Rio Febriannur (2017). "Menelaah Riuh Budaya Masyarakat di Dunia Maya". Jurnal Studi Komunikasi (Indonesian Journal of Communications Studies). 1 (2): 216. doi:10.25139/jsk.v1i2.131. ISSN 2549-7626. 
  2. ^ Batam, Jurnal Ilmiah Manajemen Universitas Putera (2018). "Pola Konsumsi Penduduk Kota Batam terhadap Produk Makanan Ringan Buatan Malaysia dengan Metode Etnografi". JIM UPB (Jurnal Ilmiah Manajemen Universitas Putera Batam). 6 (1): 133. ISSN 2549-9491. 
  3. ^ Windiani; Rahmawati, Farida Nurul (2016). "Menggunakan Metode Etnografi Dalam Penelitian Sosial". DIMENSI - Journal of Sociology (dalam bahasa Inggris). 9 (2): 90. ISSN 2085-5060. 
  4. ^ Fatimatuzzahro (2021). "Bentuk-Bentuk Penelitian Etnografi dan Metode Pengumpulan Datanya". tirto.id. Diakses tanggal 2021-12-23. 
  5. ^ Febrianti, Praptika Dwi (2019). "Etnografi Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris". Universitas Muhammadiyah Purwokerto. 
  6. ^ Kholidah, Neneng Rika Jazilatul (2019). "Antropologi Budaya" (PDF). Repository IKIP PGRI Bojonegoro. hlm. 13. 
  7. ^ a b c d e f Kamarusdiana (2019). "tudi Etnografi Dalam Kerangka Masyarakat Dan Budaya" (PDF). Repository UIN Jakarta. hlm. 120-121. 
  8. ^ Setyobudi, Imam. "Etnografi dan Genre Sastra Realisme Sosialis". Jurnal Penelitian Seni Budaya. hlm. 112.