Entitas aktual
Entitas aktual atau actual entites (actual occasions) adalah sebuah istilah yang dicetuskan oleh Alfred North Whitehead untuk menunjukan kenyataan dasar yang membentuk segala sesuatu.[1] Secara sederhana entitas aktual dapat dikatakan sebagai satuan-satuan peristiwa.[2] Entitas aktual adalah kenyataan yang paling mendasar dari realitas.[3] Realitas dibentuk dari entitas aktual.[3] Entitas aktual bukanlah substansi.[4] Entitas aktual bukanlah inti dari sesuatu. Entitas aktual adalah peristiwa-peristiwa terjadinya sesuatu tersebut.[4] Peristiwa-peristiwa ini didukung oleh peristiwa-peristiwa yang lainnya.[4] Artinya tidak ada entitas aktual tunggal yang membentuk realitas.[4] Realitas dibentuk dari berbagai macam entitas aktual.[4] Entitas aktual adalah satu kesatuan yang tercipta dari berbagai unsur yang disatukan dan dipadukannya sendiri.[5] Artinya entitas aktual tercipta berdasarkan keberadaan entitas aktual yang lainnya. Unsur-unsur yang membentuk satuan aktual sendiri merupakan satuan aktual tertentu.[1] Oleh karena itu entitas aktual akan dibentuk oleh unsur dari entitas aktual yang adalah entitas aktual sendiri. Suatu entitas aktual akan menjadi unsur bagi pembentuk entitas aktual yang lainnya.[5] Karena segala sesuatu terbentuk dari dan berada sebagai entitas aktual, maka entitas aktual disebut sebagai realitas terakhir.[6] Entitas aktual adalah suatu peristiwa pengalaman, suatu proses organis yang aktif atau bergiat mewujudkan dirinya secara baru berbekalkan masa lalu yang secara objektif diwarisinya.[4]
Entitas aktual dapat dilihat keberadaannya melalui ruang dan waktu.[4] ruang dan waktu di sebut juga sebagai alam semesta.[4] Alam semesta adalah wujud yang tercipta akibat entitas aktual yang bergiat dalam kompleksitas yang tinggi.[6] Jaringan entitas aktual inilah yang membentuk nexus.[1] Nexus adalah kumpulan entitas aktual yang berada di dalam alam semesta.[5] Di dalam filsafat proses istilah nexus di cetuskan Whitehead untuk menunjukan substansi.[4] Nexus adalah hakikat sesuatu.[5] Hakikat sesuatu itu di bentuk dari berbagai entitas aktual yang bermacam-macam.[5]
Entitas aktual mengalami dua proses di dalam alam semesta.[2] Proses pertama, entitas aktual mengalami subjektifikasi.[4] Proses kedua, entitas aktual mengalami objektifikasi.[4] Proses subjektifikasi adalah peristiwa terbentuknya entitas aktual yang baru.[2] Entitas aktual, yang banyak dan tersebar di dalam alam semesta melalui prinsip tertentu, akan berpadu untuk membentuk entitas aktual yang baru.[2] Apa yang tersebar di dalam alam semesta ini adalah informasi-informasi yang disediakan oleh Entitas aktual lainnya.[4] Peristiwa terbentuknya entitas aktual yang baru ini dipengaruhi oleh alam semesta.[4] Entitas aktual yang sudah mencapai kepenuhannya, satisfaction akan mengalami proses kedua.[2] Proses kedua, objektifikasi, adalah proses berubahnya entitas aktual, yang sudah mencapai kepenuhannya, menjadi informasi-informasi bagi terbentuknya entitas aktual yang lain.[2] Whitehead menyebut peristiwa berubahnya entitas aktual menjadi informasi bagi terbentuknya entitas aktual yang lainnya sebagai konkresi (concrescence).[3] informasi-informasi ini Whitehead sebut sebagai datum.[2] Kedua proses ini berlangsung terus menerus di dalam alam semesta.[2] Oleh karena kedua proses ini, entitas aktual memiliki kebebasan untuk menentukan dirinya sendiri berdasarkan informasi-informasi yang banyak tersebut.[6]
Di dalam proses menjadi satu-satuan aktual yang penuh, entitas aktual lainnya - entitas aktual yang menjadi sumber informasi bagi yang lainnya - di bentuk berdasarkan datum dari entitas aktual lainnya.[4] Datum ini diproleh berdasarkan kegiatan yang panjang dalam proses penyeleksian.[4] dalam proses penyeleksian ini datum dapat ditolak atau diterima sebagai sumber yang relevan bagi terbentuknya entitas aktual yang lain.[4] Proses penyeleksian ini, Whitehead sebut sebagai prehensi (prehension).[3] Di dalam prehensi datum-datum mengalami penyeleksian intensif.[2] datum-datum ini bisa diterima dan bisa ditolak dalam proses menjadi entitas aktual.[2] Berdasarkan prehensi, Entitas aktual memiliki datum-datum yang diwarisi oleh entitas aktual sebelumnya.[4] Datum-datum ini adalah proses perjalanan panjang dan kompleks yang terjadi di alam semesta.[4] Karena perjalanan panjang datum-datum, yang entah diterima atau ditolak dalam prehensi, entitas aktual selalu memiliki aspek terkait dengan masa lalu entitas aktual-entitas aktual yang membangun dirinya.[4]
Referensi
sunting- ^ a b c (Inggris)Robert Audi. 1995, The Cambridge Dictionary of Philosophy. Cambridge: The Press Syndicate of the University of Cambridge. Hlm. 851-853.
- ^ a b c d e f g h i j (Indonesia)Sudarminta. 1991, Filsafat Proses, Sebuah Pengantar Sistematik Filsafat Alfred North Whitehead. Yogyakarta: Kanisius. Hlm. 36-37.
- ^ a b c d (Indonesia)Albert North Whitehead. Filsafat Proses, Proses dan Realitas Dalam Kajian Kosmologi. 2009, Kreasi Wacana. Hlm. 30
- ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s (Indonesia)Paulus Budi Kleden. 2002, Dialog Antragama Dalam Terang Filsafat Proses Alfred North Whitehead. Maumere: Ledalero. Hlm. 24-33.
- ^ a b c d e (Indonesia)Emanuel Bria. 2008, Jika Ada Tuhan Mengapa Ada Kejahatan: Percikan Filsafat Whitehead. Yogyakarta: Kanisius. Hlm. 36-38.
- ^ a b c (Inggris)John B. Cobb dan David Ray Griffin. 1976, Process Theology, An Introduction. Philadelphia: The Westminster Press. Hlm. 14-16.
Daftar Pustaka
sunting- Audi, Robert (ed). 1995, The Cambridge Dictionary of Philosophy. Cambridge: The Press Syndicate of the University of Cambridge.
- Bria, Emanuel . 2008, Jika Ada Tuhan Mengapa Ada Kejahatan: Percikan Filsafat Whitehead. Yogyakarta: Kanisius.
- Cobb, John B. dan David Ray Griffin. 1976, Process Theology, An Introduction. Philadelphia: The Westminster Press.
- Kleden, Paulus Budi . 2002, Dialog Antragama Dalam Terang Filsafat Proses Alfred North Whitehead. Maumere: Ledalero.
- Sudarminta. 1991, Filsafat Proses, Sebuah Pengantar Sistematik Filsafat Alfred North Whitehead. Yogyakarta: Kanisius.
- Whitehead, Albert North (terj.). 2009, Filsafat Proses, Proses dan Realitas Dalam Kajian Kosmologi. Kreasi Wacana.