Elastisitas penawaran

Dalam ilmu ekonomi, elastisitas penawaran didefinisikan sebagai derajat kepekaan jumlah penawaran suatu barang dengan harga barang itu sendiri.[1] Elastisitas penawaran mengukur persentase perubahan jumlah penawaran yang terjadi akibat persentase perubahan harga. Sebagai contoh, jika harga sebuah barang naik 10%, jumlah penawarannya naik 20%, maka koefesien elastisitas penawarannya adalah 20%/10% = 2.[2][3]

Kurva elastisitas penawaran (Inelastis sempurna)

Jumlah barang yang ditawarkan, dalam jangka pendek, berbeda dengan jumlah barang yang diproduksi, karena sebuah perusahaan biasanya tidak langsung menawarkan semua produknya ke konsumen, melainkan menyimpan sebagian produknya untuk dijual dikemudian hari (atau biasa disebut sebagai stok barang). Meskipun demikian, dalam jangka panjang, jumlah barang yang ditawarkan dianggap sama dengan jumlah barang yang diproduksi.[2][4]

Koefisien Elastisitas Keterangan Contoh
n = 0 Inelastis sempurna Walaupun terjadi perubahan harga, perubahan barang yang ditawar tetap sama (tidak berubah) Tanah, air
0 < n < 1 Inelastis Penjual kurang peka terhadap perubahan harga sebesar 1%, sehingga terjadi perubahan barang yang ditawar sebesar <1% Kebutuhan primer/pokok
n = 1 Elastis uniter Setiap perubahan harga sebesar 1%, terjadi perubahan barang yang ditawar sebesar 1% Kebutuhan sekunder
1 < n < ∞ Elastis Penjual peka terhadap perubahan harga sebesar 1%, sehingga terjadi perubahan barang yang ditawar sebesar >1% Barang-barang elektronik dan mewah
n = ∞ Elastis sempurna Walaupun tidak terjadi perubahan harga, perubahan barang yang ditawar selalu berubah-ubah BBM, Sembako

Definisi matematis

sunting

Rumus yang dapat digunakan untuk menghitung koefisien elastisitas penawaran adalah.[2]

 

atau menggunakan kalkulus turunan:

 

atau bisa juga:

 

dimana:

  = harga
  = jumlah
  = jumlah penawaran
  = harga penawaran
 
 

Contoh perhitungan

sunting

Suatu barang memiliki harga Rp10.000 berubah menjadi Rp15.000, sehingga jumlah barang yang ditawar berubah dari 5 unit menjadi 8 unit, maka elastistasnya sebesar.[5]

 

 

 

 

 ; Dapat diambil kesimpulan bahwa barang tersebut memiliki elastisitas penawaran sebesar 1,2 dan termasuk ke kategori elastisitas elastis.

Faktor

sunting

Faktor-faktor yang mempengaruhi elastisitas penawaran antara lain:[4][6]

  • Akses barang. Bahan-bahan yang digunakan untuk menciptakan barang sewajarnya terjangkau agar penjual dapat menjualkan barangnya kepada pembeli dengan mudah. Akses bahan yang susah akan mengakibatkan harga barang yang ditawarkan semakin meningkat.
  • Jumlah barang di pasar. Semakin banyak barang di pasar akan mengakibatkan perubahan harga barang yang ditawarkan.
  • Teknologi yang semakin maju dapat meningkatkan produksi barang yang akan ditawarkan ataupun menghasilkan bahan-bahan yang mudah diakses.
  • Daya tahan barang. Setiap barang memiliki daya tahan waktu yang berbeda-beda. Semakin lama daya tahan barangnya, semakin elastis. Sedangkan semakin cepat daya tahan barangnya, semakin inelastis.
  • Waktu. Semakin panjang waktu yang diperlukan untuk menyesuaikan keseimbangan pasar, maka semakin elastis permintaan suatu barang.

Lihat pula

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ Anindya Utami, Fajria (21 Desember 2020). "Apa Itu Elastisitas Penawaran?". wartaekonomi.co.id. Warta Ekonomi. Diakses tanggal 16 Oktober 2023. 
  2. ^ a b c Fair, Ray C., Karl E. Case. (1999). Principles of economics. Jakarta: Prehalindo. 
  3. ^ "Apa itu Elastisitas Penawaran? | SimulasiKredit.com". www.simulasikredit.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-10-09. 
  4. ^ a b "Elastisitas Penawaran - Pengertian dan Contohnya | Tokopedia Kamus". Tokopedia. Diakses tanggal 2020-10-09. 
  5. ^ Nurcahyaningtyas (2009). Ekonomi. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. hlm. 322. 
  6. ^ Kusumawardani, Dewi (2009). Ekonomi. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. hlm. 202. ISBN 978-979-068-199-6.