Eka Tjipta Widjaja

Pengusaha Indonesia
(Dialihkan dari Eka tjipta widjaja)

Eka Tjipta Widjaja atau Eka Tjipta Widjaya (27 Februari 1921 – 26 Januari 2019; Hanzi tradisional: ; Hanzi sederhana: ; Pinyin: Huáng Yìcōng; Pe̍h-ōe-jī: Ûiⁿ E̍k-chhong)[1] adalah pendiri Sinar Mas Group, yang merupakan salah satu konglomerat pada masa Orde Baru berkebangsaan Indonesia.[3]

Eka Tjipta Widjaja
[1]
(Oei Ek-Tjhong)
Lahir(1921-02-27)27 Februari 1921
Quanzhou, Fujian, Tiongkok
Meninggal26 Januari 2019(2019-01-26) (umur 97)
RSPAD, Jakarta Pusat, Indonesia
Tempat tinggalIndonesia
KewarganegaraanIndonesia
PekerjaanInvestor, pebisnis, dan filantropis
Tahun aktif1968–2019
Dikenal atasPendiri Sinar Mas Group
Kekayaan bersihKenaikan 12 Miliar USD (Desember 2020)[2]
Suami/istriTrini Dewi Lasuki
Melfie Pirieh Widjaja
Lidia Herawati Rusli
AnakTeguh Ganda Widjaja
Oei Hong Leong
Indra Widjaja
Muktar Widjaja
Frankle Djafar Widjaja
Franky Oesman Widjaja
Sukmawati Widjaja
Nanny Widjaja
Lanny Widjaja
Jimmy Widjaja
Fenny Widjaja
Inneke Widjaja
Chenny Widjaja
Meilay Widjaja
Jetty Widjaja
Freddy Widjaja
Robbin Widjaja
Sindy Widjaja
Effendi Widjaja
Situs webekatjipta.org
Eka Tjipta Widjaja
Oei Ek-Tjhong
(Nama marga Tionghoa-Indonesia)
Hanzi tradisional:
Hanzi sederhana:

Kehidupan awal

sunting

Eka Tjipta Widjaja lahir dengan nama Oei Ek Tjhong pada tahun 1921 di Quanzhou, Provinsi Fujian (Hokkian), Tiongkok.[4] Orang tua Eka Tjipta Widjaja adalah seorang pedagang yang berpusat di Makassar, Sulawesi.[3] Eka Tjipta pindah ke Hindia Belanda ketika berusia 9 tahun, karena masalah ekonomi, pendidikan terakhir Eka Tjipta adalah lulusan sekolah dasar di Makassar.[5] Eka Tjipta kemudian membantu orangtuanya melunasi utang rentenir.

Eka Tjipta mulai berjualan biskuit,[6] dan kembang gula berkeliling Kota Makassar pada usia 17 tahun. Dalam 2 bulan Eka Tjipta mendapatkan untung Rp 20. Pada masa itu harga beras masih 3-4 sen.[7] Bisnis Eka Tjipta hancur ketika Jepang menyerbu Hindia Belanda dan masuk ke Makassar.[7] Eka Tjipta beralih berjualan terigu, semen, gula, dan barang kebutuhan lainnya setelah tentara Jepang menyerah.[7]

Ketika seorang kontraktor hendak memborong semen untuk membuat kuburan orang kaya, Eka Tjipta beralih profesi menjadi kontraktor pembuat kuburan. Eka Tjipta berhenti jadi kontraktor setelah semen dan beton habis.[7] Berikutnya Eka Tjipta berdagang kopra. Eka berlayar mendatangi berbagai daerah sentra kopra agar mendapatkan kopra yang murah.

Eka Tjipta mencari peluang lain. Eka Tjipta berjualan gula, teng-teng, wijen, dan kembang gula. Ketika bisnis Eka Tjipta mulai laris, harga gula turun dan Eka Tjipta rugi besar. Modal Eka Tjipta habis dan Eka Tjipta terlilit utang. Eka Tjipta menjual jip, sedan, perhiasan keluarga, termasuk cincin kawin untuk melunasi utang-utangnya.[7]

Karier

sunting

Ketika Eka Tjipta berusia 37 tahun, Eka Tjipta pindah ke Surabaya, Jawa Timur. Eka Tjipta memiliki kebun kopi dan kebun karet di Kabupaten Jember yang merupakan hasil kerjanya. Kemudian Eka Tjipta pada 1968 mendirikan pabrik minyak kelapa, yaitu CV Bitung Manado Oil Limited (Bimoli).[8] Pada 1976, Eka Tjipta mendirikan Tjiwi Kimia, perusahaan yang bergerak di bidang bahan kimia.[9] Kemudian pada 1980-1981, Eka Tjipta membeli sebidang perkebunan kelapa sawit seluas 10 ribu hektare, mesin, serta pabrik berkapasitas 60 ribu ton di Riau. Serta perkebunan dan pabrik teh seluas 1.000 hektare berkapasitas 20 ribu ton.[10]

Pada 1982 Eka Tjipta membeli Bank Internasional Indonesia (BII). Bermula dari dua cabang dengan aset senilai Rp 13 miliar. Setelah 12 tahun dikelola Eka Tjipta , BII menjadi 140 cabang, dengan aset bernilai Rp 9,2 triliun.[7] Eka Tjipta melebarkan sayap bisnisnya di bidang real estat. Eka Tjipta juga membangun ITC Mangga Dua, dan Apartemen Green View yang berada di Roxy, serta Mal Ambassador di Kuningan.[5] Menurut Majalah Forbes tahun 2000, aset Eka Tjipta mencapai US$3,12 miliar. Eka Tjipta mempekerjakan kurang lebih 70.000 karyawan. Menurut Globe Asia, pada tahun 2007 aset Eka Tjipta mencapai sekitar US$27,9 triliun.[11] Pada 2006 nama Eka Tjipta masuk ke dalam daftar orang terkaya di Indonesia, menurut majalah bisnis dunia, Forbes. Menurut majalah Forbes, pada 2013 Eka Tjipta menduduki peringkat ke-2 orang terkaya di Indonesia.Eka Tjipta menerima gelar Doktor Kehormatan dalam bidang Ekonomi dari Pittsburgh State University, Amerika Serikat.[12]

Filantropi

sunting

Pada 2006, Eka Tjipta mendirikan Eka Tjipta Foundation (ETF), suatu organisasi nirlaba yang bertujuan untuk meningkatkan pendidikan dan konservasi lingkungan di Indonesia. Pendanaan ETF sepenuhnya berasal dari Keluarga Eka Tjipta . Sebanyak 80% dari anggaran ETF dialokasikan untuk program pendidikan, seperti beasiswa pendidikan sarjana dan fellowship untuk penelitian dan pendidikan master dan doktoral setiap tahunnya.[13]

Beasiswa tersebut diberikan melalui Program Tjipta Sarjana Bangun Desa (TSBD), yaitu program yang dirancang untuk membantu mahasiswa berprestasi yang diutamakan berasal dari sekitar wilayah unit-unit usaha Sinar Mas. Setelah lulus, para penerima beasiswa tersebut diwajibkan kembali ke daerah masing-masing untuk membangun daerah tersebut. Selain TSBD, program beasiswa lainnya adalah Tjipta Pemuda Bangun Bangsa (TPBB). Program ini khusus diberikan bagi mereka yang berprestasi tingkat nasional maupun internasional. Pemegang prestasi nasional akan dibiayai untuk berkuliah di sepuluh universitas ternama Indonesia, serta 15 perguruan tinggi terbaik dunia.[14]

Atas karyanya dalam bidang filantropi, pada Maret 2010 Forbes Asia memasukan Eka Tjipta sebagai satu dari "48 Heroes of Philanthropy".[15][16] Kemudian pada bulan Juli, 2010, ETF meraih rekor dari Museum Rekor Indonesia (MURI) untuk kategori "Pemberi Beasiswa S1 terbanyak untuk kurun waktu tertentu" (2007/2008 - 2008/2009). Selama periode tersebut, ETF telah memberikan beasiswa kepada 2.018 mahasiswa berprestasi di 30 universitas mitra ETF di seluruh Indonesia.[17]

Kematian

sunting

Eka Tjipta Widjaja meninggal Sabtu, 26 Januari 2019 pukul 19:43 WIB, pada usia 97 tahun di kediamannya, Menteng, Jakarta Pusat. Jenazahnya disemayamkan di Rumah Duka RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta.[18] Eka dikuburkan di makam keluarganya pada 2 Februari 2019, yang terletak di Kabupaten Karawang, Jawa Barat.[19]

Kehidupan pribadi

sunting

Eka Tjipta mempunyai 15 anak dari pernikahan dengan mendiang istri pertamanya, yaitu Trinidewi Lasuki, dan istri kedua Melfie Pirieh Widjaja.[20] Hingga akhir hayatnya, Eka Tjipta Widjaja diketahui memiliki empat orang istri, dan 28 orang anak berdasarkan akta wasiat nomor 60 yang di buat oleh Notaris Winanto Wiryomartani, S.H., M.Hum, di Jakarta Barat pada tanggal 25 April 2008.[20]Memiliki anak angkat Lorensia Intan Widjaja

Penghargaan

sunting

Lihat pula

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ a b 黄奕聪慈善基金会
  2. ^ "Eka Tjipta Widjaja". Forbes. 
  3. ^ a b Studwell, Joe (2008). Asian Godfathers: Money and Power in Hong Kong and Southeast Asia (dalam bahasa Inggris). Grove/Atlantic, Inc. hlm. 255–256. ISBN 0-87113-968-5. Diakses tanggal 14 September 2015. 
  4. ^ "Top 10 Richest people in indonesia". Top10rich.com (dalam bahasa Inggris). Top10rich.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 8 Mei 2015. Diakses tanggal 14 September 2015. 
  5. ^ a b Nurdyansa (2 Juni 2016). "Biografi Eka Tjipta Widjaja – Pengusaha Sukses Pemilik Sinar Mas Group". Biografiku.com. Diakses tanggal 26 Januari 2019. 
  6. ^ Damayanti, Aulia. "Hebatnya Eka Tjipta: Dari Jualan Biskuit Bisa Bangun Kerajaan Sinar Mas". detikcom. Diakses tanggal 2021-12-14. 
  7. ^ a b c d e f Prabowo, Dani (27 Januari 2019). Alexander, Hilda B, ed. "Bisnis Eka Tjipta Widjaja Moncer Saat Orde Baru (IV)". Kompas.com. Diakses tanggal 23 November 2021. 
  8. ^ Prabowo, Dani (27 Januari 2019). Alexander, Hilda B, ed. "Eka Tjipta Widjaja, Tamatan SD yang Jadi Taipan Properti (II)". Kompas.com. Diakses tanggal 23 November 2021. 
  9. ^ "PT. Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk". APP Sinarmas (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 22 September 2015. [pranala nonaktif permanen]
  10. ^ "Profil Eka Tjipta Wijaya". Merdeka.com. Diakses tanggal 26 Januari 2019. 
  11. ^ Setyautama, Sam (2008). Tokoh-tokoh etnis Tionghoa di Indonesia. Kepustakaan Populer Gramedia. hlm. 261–262. ISBN 978-97-99101-25-9. 
  12. ^ "Eka Tjipta Widjaja" (dalam bahasa Inggris). Bloomberg LP. Bloomberg. Diakses tanggal 13 Mei 2015. 
  13. ^ "Tahun 2011 Eka Tjipta Foundation Anggarkan Dana Program Rp 36 Miliar". SWA.co.id. 4 Mei 2011. Diakses tanggal 13 Mei 2015. 
  14. ^ "4,7 Juta Siswa Miskin Dapat Uang Jajan". Waspada. Issuu.com. 3 Agustus 2010. hlm. 9. Diakses tanggal 13 Mei 2015. 
  15. ^ a b "In Pictures: 48 Heroes of Philanthropy". Forbes (dalam bahasa Inggris). 5 Maret 2010. Diakses tanggal 13 Mei 2015. 
  16. ^ "Ini Jajaran Orang Kaya yang Baik Hati di Indonesia". detikcom. 30 Mei 2013. Diakses tanggal 13 Mei 2015. 
  17. ^ Nurfuadah, Rifa Nadia (30 Juli 2010). "Eka Tjipta Foundation Raih Rekor MURI". Okezone.com. Diakses tanggal 13 Mei 2015. 
  18. ^ Prabowo, Dani (27 Januari 2019). Hilda B. Alexander, Hilda B, ed. "Eka Tjipta, Orang Terkaya Ketiga Indonesia, Tutup Usia". Kompas.com. Diakses tanggal 27 Januari 2019. 
  19. ^ "Eka Tjipta Widjaja Akan Dikebumikan di Makam Keluarga di Karawang". INews.id. 27 Januari 2019. Diakses tanggal 27 Januari 2019. 
  20. ^ a b Saleh, Muhammad (13 Juli 2020). "Anak-Anak Bos Sinarmas Grup Saling Gugat Hak Warisan Di PN Jakarta Pusat, Sidang Digelar Pagi Ini". www.abadikini.com. Diakses tanggal 2019-02-04. 
  21. ^ "150 Richest Indonesians" (PDF). Globe Asia (dalam bahasa Inggris). Vol. 12 no. 6. Juni 2018. 

Pranala luar

sunting