Dutugamunu dari Sri Lanka
Dutugamunu (bahasa Sinhala: දුටුගැමුණු duṭugämuṇu) atau Dutthagamani (bahasa Pali: duṭṭhagāmaṇī) atau Gamani Abhaya (bahasa Pali: ගාමණී අභය gāmaṇī abhaya, "Gamini yang tak kenal takut") adalah Raja Sinhala dari Sri Lanka yang berkuasa dari 161 SM sampai 137 SM. Dia terkenal ketika mengalahkan Raja Tamil dari kerajaan Anuradhapura, yakni Elara dari India. Dengan menaklukan Anuradhapura, Dutagumunu telah memperluas wilayah kekuasaannya. Dia juga mempercantik kota tersebut dan menyebarluaskan kekuasaan bangsanya melewati pulau Sri Lanka.
Dutugamunu | |||||
---|---|---|---|---|---|
Raja Anuradhapura | |||||
Berkuasa | 161 SM – 137 SM | ||||
Penobatan | 161 SM | ||||
Pendahulu | Elara | ||||
Penerus | Saddha Tissa | ||||
Permaisuri | Ratu Ranmanika | ||||
| |||||
Wangsa | Vijaya | ||||
Ayah | Kavan Tissa | ||||
Ibu | Viharamahadevi |
Karena kehebatannya, dia menjadi salah satu simbol kekuatan bersejarah Sinhala. Kisah kehidupan Dutugamunu bercampur dengan mitos dan legenda.[1] Namun, banyak aspek dalam kehidupannya telah dibuktikan oleh prasasti kontemporer, dan dasar-dasar cerita mengenai hidupnya secara umum diterima sebagai kisah yang akurat,.[2]
Dutugamunu memiliki seekor gajah bernama Kandula, yang menemaninya dalam banyak petualangan dan pertempurannya.
Catatan kaki
sunting- ^ de Silva, C.R.: Sri Lanka - A History. 2nd edition, New Delhi 1997. ISBN 81-259-0461-1. hlm.29f.
- ^ Paranavitana, Senarat (1961). A Concise History of Ceylon. Colombo: Ceylon University Press. hlm. 59. OCLC 465385.
Pranala luar
sunting- (Inggris) Mirisawetiya Stupa Diarsipkan 2010-08-19 di Wayback Machine.
- (Inggris) The Brazen Palace Diarsipkan 2006-09-04 di Wayback Machine.
- (Inggris) Anuradhapura Diarsipkan 2011-01-06 di Wayback Machine.
- (Inggris) Ancient monuments in Sri Lanka Diarsipkan 2006-07-05 di Wayback Machine.
- (Inggris) The Mahavamsa Online
Dutugamunu dari Sri Lanka Lahir: ? ? Meninggal: ? 137 SM
| ||
Gelar | ||
---|---|---|
Didahului oleh: Elara |
Raja Anuradhapura 161 SM – 137 SM |
Diteruskan oleh: Saddha Tissa |