DuoDivaa (grup musik)
TEA atau sekarang lebih dikenal dengan nama DuoDivaa adalah grup musik Indonesia yang pada awalnya bernama Tita&Ellis, Tita&Ellis terbentuk tanggal 11 November 2008 di Yogyakarta. Pada tanggal 09 Februari 2015 beralih nama menjadi Duo EsKrim dan pada tanggal 01 Mei 2016 berganti nama menjadi TEA. Pada awal tahun 2017 TEA kembali bereinkarnasi menjadi DuoDivya dan di pertengahan tahun 2018 grup ini kembali membungkus diri dengan nama baru, DuoDivaa. Perubahan nama bertujuan untuk mendapatkan karakter nama yang tepat serta membawa keberuntungan dan memberi makna positif.[1] Pada awalnya grup ini hanya merupakan duo vokalis yang sering secara bersamaan mengisi di acara-acara wedding party, gathering dan sejenisnya. Tita&Ellis di permulaan berdirinya ketika tampil selalu menggandeng musisi lain, seperti pemain keyboard ataupun gitar.[2][3][4][5]
DuoDivaa | |
---|---|
Asal | Yogyakarta, Indonesia |
Tahun aktif | 2011 - sekarang |
Label | Anthero Production (2011-sekarang) Indie |
Anggota |
Proses kreatif
suntingLangkah awal mengeluarkan single adalah pada tahun 2011, Ellis mendapat tawaran dari Denny DeLian untuk menjadikan salah satu lagu ciptaannya yang berjudul "Hati Yang Lain" sebagai soundtrack novel De Lian yang berjudul "Takkan Ada Hati Yang Lain".[6]
Gayung bersambut, Ellis menerima tawaran De Lian dan menghubungi seorang musisi bernama Heri Machan dari Anthero Studio untuk mengolah dan memproduksi dan terciptalah "OST Takkan Ada Hati Yang Lain" dinyanyikan oleh Tita, pasangan duet Ellis. Di sini Ellis hanya mengambil porsi sebagai komposer saja.
Pada tahun 2011 Tita&Ellis mengajak seorang pemain gitar yang tak lain adalah suami Tita, bernama Nophe dan tampil dalam sebuah pentas bernama Festivla#7, yang merupakan ajang para pencipta lagu muda. Mereka menamakan diri Lieratakustik yang kini tumbuh menjadi sebuah grup akustik tersendiri. Di ajang Festivla tersebut mereka menyanyikan 3 lagu ciptaan Ellis, Yaitu Takkan, OST Takkan Ada Hati Yang Lain dan Denting Kaca. Lagu OST Takkan Ada Hati Yang Lain ternyata menarik minat penonton sehingga Lieratakustik harus menyanyikan ulang di akhir acara.
Pada tahun 2015, Tita dan Ellis secara resmi membentuk grup Duo dengan formasi Ellis sebagai Lead Vokal dan Tita bermain keyboard sekaligus vokal. Sedangkan Lieratakustik berkembang menjadi sebuah grup akustik secara terpisah, namun DuoDivaa terkadang tampil sebagai vokalis Lieratakustik. DuoDivaa saat ini banyak diundang dan tampil di berbagai event di Yogyakarta. Selain itu OST Takkan Ada Hati Yang Lain dirilis ulang dengan komposisi Duo. DuoDivaa juga banyak mengcover lagu-lagu populer baik lagu baru maupun tembang lawas, persada ataupun manca.
Diskografi
sunting- Single OST Takkan Ada Hati Yang Lain (2012)
- Single Aku Mau Bebas (2014)
- Repackage Single OST Takkan Ada Hati Yang Lain (2015)
- Single Mimpiku (2015)
- Repackage Single OST Takkan Ada Hati Yang Lain dan Single Mimpiku dalam album Kompilasi milik Roro Elis (2020)
- Repackage single Aku Mau Bebas di bawah label Euforia Music Publisher (2020)
Referensi
sunting- ^ Ganti Nama TEA, Hoki Melambung, Kedaulatan Rakyat, 2016
- ^ Duo EsKrim Si Manis Buat Segar-Kedaulatan Rakyat,2015[pranala nonaktif permanen]
- ^ Festivla#7 digelar di Balai Budaya Samirono[pranala nonaktif permanen]
- ^ Harian Umum Kedaulatan Rakyat: Lieratakustik Menyatukan Perbedaan, Edisi Sabtu, 14 Februari 2015 di Rubrik Panggung
- ^ Koran Merapi: Lieratakustik Konsisten Mengusung Tema Cinta, Edisi 17 Maret 2015
- ^ Denny DeLian[pranala nonaktif permanen]
Pranala luar
sunting- Duo EsKrim Si Manis Buat Segar-Kedaulatan Rakyat,2015[pranala nonaktif permanen]
- Festivla#7 digelar di Balai Budaya Samirono[pranala nonaktif permanen]
- Kedaulatan Rakyat, Lieratakustik Menyatukan Perbedaan, Edisi Sabtu, 14 Februari 2015 di Rubrik Panggung
- Koran Merapi, Lieratakustik Konsisten Mengusung Tema Cinta, Edisi 17 Maret 2015