Dodol Garut

variasi makanan khas Indonesia

Dodol Garut (Aksara Sunda Baku: ᮓᮧᮓᮧᮜ᮪ ᮍᮛᮥᮒ᮪) adalah camilan khas Sunda yang berasal dari Kabupaten Garut, Jawa Barat. Pada umumnya produk Dodol Garut yang ada di pasaran memiliki karakteristik yang serupa antara satu merek dengan merek lainnya baik dari bentuk, aroma, cita rasa, harga dan kemasan, akibatnya konsumen menemui kesulitan dalam membedakan mana produk dodol yang berkualitas baik dan mana produk dodol yang berkualitas rendah[1]. Dodol Garut merupakan salah satu komoditas yang mampu mengangkat citra Kabupaten Garut sebagai penghasil Dodol yang berkualitas.

Dodol Garut

Terdapat banyak sekali toko-toko atau warung-warung yang menyajikan dodol sebagai barang dagangannya. Di sepanjang jalan Kota Garut banyak penjual yang menjajakan Dodol Garut, terutama di jalan-jalan yang dijadikan sebagai pintu gerbang menuju ke daerah lain di sekitar Kota Garut.

Banyak orang yang menyukai Dodol Garut ini karena rasanya yang khas yang membedakannya dengan dodol-dodol sejenis dari daerah lainnya di Indonesia. Dinamakan dodol Garut karena penganan ini diproduksi di Kabupaten Garut, Jawa Barat.

Sejarah

sunting

Berdasarkan situs resmi Kemdikbud, industri dodol di kabupaten ini mulai berkembang sekitar tahun 1926 atau hampir satu abad yang lalu. Salah satu orang yang mengembangkan industri dodol saat itu adalah Karsinah. Pada saat itu, dodol Garut masih menggunakan bahan baku yang sederhana, yaitu tepung beras ketan, susu, gula putih, dan santan kelapa tanpa bahan pengawet. Selain itu, proses pembuatannya pun masih terbilang sederhana. Seiring berjalannya waktu, industri dodol di Garut pun semakin berkembang. Sampai akhirnya bermunculan pengusaha dodol Garut lain pada sekitar tahun 1950-an.

Kemudian dodol Garut mengalami berbagai modifikasi pada segi bahan baku dan varian rasa. Mulai muncul dodol Garut yang berbahan baku kentang, kacang, sirsak, nanas, waluh, wijeh, srikaya, durian dan sebagainya. Perkembangan dodol Garut semakin meluas karena minat dari masyarakat yang cukup tinggi. Bahkan, dodol Garut juga dipasarkan ke mancanegara, seperti Brunei, Jepang, Malaysia, Arab Saudi, Singapura, dan bahkan Inggris.[2]

Cara Pembuatan

sunting

Proses pembuatan dodol Garut diawali dengan mendidihkan beberapa bahan baku sampai kental dan berminyak. Bahan baku tersebut di antaranya:

1. Tepung beras ketan yang ditumbuk atau digiling halus,

2. Gula merah aren

3. Gula putih

4. Santan kelapa

Kini, bahan baku dodol Garut dapat dimodifikasi dengan berbagai varian rasa pilihan. Meskipun begitu, dodol yang masih banyak diminati masyarakat adala dodol Garut yang berbahan baku tepung beras ketan.

Proses pendidihan atau pemanasan bahan baku di atas membutuhkan waktu sekitar 7-8 jam agar adonan menjadi kental, berminyak, dan tidak lengket.

Selama masa pemanasan, adonan harus diaduk secara terus-menerus untuk mencegah terjadinya pengendapan, memudahkan penghantaran panas, dan menghindari adonan menjadi hangus.

Kemudian dinginkan adonan yang dirasa sudah kental, berminyak, dan tidak lengket. Setelah dingin, adonan tersebut akan memiliki tekstur yang padat, kenyal, dan dapat diiris. Dodol Garut pun siap dinikmati.[3]

Lihat pula

sunting
Buku resep Wikibooks memiliki artikel mengenai

Referensi

sunting
  1. ^ Hamid, Satim (2016). "ANALISIS PROGRAM PEMASARAN PRODUK UMKM DODOL GARUT". Jurnal Manajemen & Bisnis Kreatif. 2 (1). doi:10.36805/manajemen.v2i1.164. ISSN 2580-5428. 
  2. ^ Raihan, Muhammad Fadhil. "Dodol Garut, Sejarah dan Asal Usul Buah Tangan Khas Garut". detikjabar. Diakses tanggal 2023-02-12. 
  3. ^ Raihan, Muhammad Fadhil. "Dodol Garut, Sejarah dan Asal Usul Buah Tangan Khas Garut". detikjabar. Diakses tanggal 2023-02-12.