Dodo (Manchu: ; 2 April 1614 – 29 April 1649), secara resmi dikenal sebagai Pangeran Yu, merupakan seorang pangeran Manchu dan jenderal militer dari awal Dinasti Qing.

Dodo
Pangeran Yu dari Peringkat Pertama
Potret Dodo dari Arsip Museum Istana
Pangeran Yu dari Peringkat Pertama
Berkuasa1636–1649
PendahuluTidak ada
PenerusDuoni (sbg Pangeran Xin)
Kelahiran2 April 1614
Kematian29 April 1649 (usia 35)
Beijing, Tiongkok
PasanganPasangan utama:
Nyonya Borjigit
Nyonya Borjigit Dazhe
Nyonya Nara
Pasangan kedua:
Nyonya Tunggiya
Nyonya Irgen Gioro
tidak bernama
Pasangan Tersier:
Nyonya Tunggiya
Nyonya Nara
Nyonya Gūwalgiya
Nyonya Gūwalgiya
Selir:
Selir Nara
Selir Liang
KeturunanJulan
Doni
Bakedu
Cani
Dorbo
Zhakedu
Dunggo
Fiyanggu
Nama lengkap
Aisin Gioro Dodo
(愛新覺羅 多鐸)
Nama anumerta
Pangeran De Yu dari Peringkat Pertama (德豫親王)

Tahun 1652
Pangeran Yu dari Peringkat Kedua (豫郡王)

Tahun 1671
Pangeran Yu Tong dari Peringkat Kedua (多羅豫通郡王).

Tahun 1778
Pangeran Yu Tong dari Peringkat Pertama
(和碩豫通親王)
WangsaAisin Gioro
AyahNurhaci, Kaisar Gao
IbuUla-Nara Abahai, Permaisuri Xiao Lie Wu
Dodo
Hanzi tradisional: 多鐸
Hanzi sederhana: 多铎

Latar belakang keluarga

sunting

Dodo berasal dari marga Manchu Aisin Gioro sebagai putra ke-15 Nurhaci, pendiri Dinasti Qing. Ibundanya adalah pasangan utama Nurhaci, Lady Abahai, yang juga melahirkan saudara kandung Dodo, Ajige dan Dorgon.

Karier

sunting

Pemerintahan Huang Taiji

sunting

Pada tahun 1620, Dodo dianugerahkan gelar ejen. Dia menjadi beile pada usia 13 tahun dan ditugaskan ke Panji Putih, dan mulai mengatur urusan di Kementerian Ritus dan Kementerian Pertahanan. Pada tahun 1628, Dodo mengikuti Hong Taiji (Huangtaiji) pada penaklukan Chahar, Mongolia, dan diberi gelar eerkechuhuer (額爾克楚虎爾) untuk prestasinya. Tahun berikutnya, ia mengikuti Huangtaiji lagi pada penaklukan Dinasti Ming, melintasi Tembok Besar dan mendekati ibu kota Ming, Beijing.

Pada tahun 1631, Dodo terlibat dalam mengepung pasukan Ming di Dalinghe. Dia kehilangan pijakannya dan jatuh dari kudanya selama pertempuran dan hampir mati di Jinzhou. Tahun berikutnya ia ikut serta dalam sebuah kampanye melawan Ligdan Khan dari Chahar, dan pada tahun 1635 ia ditunjuk sebagai panglima tertinggi untuk pertama kalinya dalam Pertempuran Dalinghe.

Pada tahun 1636, Dodo dipromosikan ke qinwang dengan gelar "Pangeran Yu dari Peringkat Pertama". Dia mengikuti Huangtaiji pada kampanye melawan Dinasti Joseon dan mengalahkan musuh di Gunung Nanhan. Dua tahun kemudian, ia diturunkan pangkatnya ke beile karena membawa prostitusi bersamanya di pasukannya. Pada tahun 1641, Dodo berpartisipasi dalam Pertempuran Song-Jin dan memimpin pasukan Qing mengepung Jinzhou di bagian pertama pertempuran. Dia memimpin penyergapan untuk memusnahkan sisa-sisa musuh di Gunung Song dalam pertempuran terakhir dan bergabung dengan pasukan Hooge mengepung Gunung Song dan menangkap jenderal Ming, Hong Chengchou. Dia dipromosikan satu kelas ke junwang untuk prestasinya.

Pemerintahan Kaisar Shunzhi

sunting

Pada tahun 1644, Dodo memasuki Tiongkok sebenarnya setelah jenderal Ming Wu Sangui membuka Shanhaiguan untuk tentara Qing. Mereka mengalahkan pasukan pemberontak di bawah Li Zicheng di Shanhaiguan dan menduduki ibu kota Ming, Beijing, setelah itu Dodo dipulihkan sebagai qinwang dan menunjuk "Jenderal Besar yang Menegakkan Negara" (定國大將軍). Bersama dengan Kong Youde dan Geng Zhongming, Dodo memimpin pasukan sebesar dua ratus ribu orang, terdiri dari baik tentara Manchu dan Han, untuk menyerang sisa-sisa pasukan pemberontak Li Zicheng, mengalahkan dan mengusir musuh dari Henan, ke Shaanxi.

Pada bulan pertama tahun 1645, Dodo menaklukkan Tongguan dan Xi'an, dan pada bulan kedua ia menyerang Dinasti Ming Selatan (sisa-sisa Dinasti Ming yang jatuh). Pada bulan keempat, Dodo merebut kota Yangzhou dan mengeksekusi pejabat bertahannya Shi Kefa, setelah itu dia memerintahkan pembantaian untuk dilakukan. Pada bulan berikutnya, pasukan Dodo telah menyeberangi Sungai Yangtze dan menduduki ibu kota Ming Selatan Nanjing dan menangkap penguasa Ming Selatan, Kaisar Hongguang. Pada bulan keenam, Dodo menaklukkan Zhejiang dan kembali ke Beijing, setelah itu ia menerima gelar "Pangeran Deyu dari Peringkat Pertama" (和碩德豫親王).

Pada tahun 1646, Dodo diangkat sebagai "Jenderal Besar Yang Menyebar Kekuasaan" (揚威大將軍) dan muncul sebagai pemenang dari penindasan pemberontakan oleh Sonid Mongol. Setahun kemudian, ia dianugerahkan gelar "Paman yang Membantu dalam Pemerintahan dan Pangeran Deyu dari Peringkat Pertama" (輔政叔和碩德豫親王).

Kematian

sunting

Dodo meninggal karena cacar pada tahun 1649 di usia 36 tahun. Dodo dikatakan memiliki hubungan yang sangat dekat dengan saudaranya Dorgon. Dorgon menyerang Jiang Xiang (姜瓖) di Shanxi ketika dia mendengar bahwa Dodo sakit parah, jadi dia segera berbalik dan bergegas kembali ke Beijing, tetapi ketika dia tiba di Juyong guan, dia menerima kabar bahwa Dodo telah meninggal. Dorgon sangat sedih dan dia berganti mengenakan jubah polos dan menangis ketika dia kembali ke Beijing.

Penurunan pangkat anumerta dan restorasi

sunting

Pada tahun 1652, Kaisar Shunzhi secara anumerta menurunkan status Dodo ke junwang karena afiliasinya dengan Dorgon, yang dianggap oleh kaisar memiliki niat merebut takhta. Pada tahun 1671, pada masa pemerintahan Kaisar Kangxi, Dodo diberi nama anumerta "Tong" (通), sehingga gelarnya menjadi "Pangeran Yutong dari Peringkat Kedua" (多羅豫通郡王). Pada bulan lunar pertama tahun 1778, Kaisar Qianlong secara anumerta mengembalikan status Dodo ke qinwang dan menciptakan tempat bagi Dodo di kuil leluhur Qing. Tujuh bulan kemudian, sebuah kuil dibangun untuk Dodo di Istana Mukden.

Keluarga

sunting

Orang tua dan saudara kandung

sunting

Pasangan

sunting
  • Pasangan utama:
    • Lady Borjigin (博爾濟吉特氏), putri Ming'antaiji (明安台吉).
    • Lady Borjigit, nama pribadi Dazhe (達哲). Ibundanya adalah permaisuri utama Manggusi (莽古斯), Pangeran Mongol Khorchin. Namun identitas ayahandanya diperdebatkan karena ibundanya menikah lagi setelah Manggusi meninggal. Dia melahirkan Duoni dan Duo'erbo.
    • Lady Nara (那拉氏), putri Yanda'erhan (衍達爾漢).
  • Pasangan kedua:
    • Lady Tunggiya (佟佳氏), putri Yakeqin (雅克秦), qingche duwei. Dia melahirkan Chani dan Dong'e.
    • Lady Irgen Gioro (伊爾根覺羅氏), putri Adahai (阿達海), komandan pasukan kerajaan.
    • Pasangan kedua, nama tidak diketahui. Dia minta dimakamkan bersama suaminya saat kematiannya.
  • Pasangan Tersier:
    • Lady Tunggiya (佟佳氏), putri Sudasai (素達塞), seorang komandan militer. Dia melahirkan Feiyanggu.
    • Lady Nara (那拉氏), putri Feiyanggu.[1] Dia melahirkan Zhulan.
    • Lady Gūwalgiya (瓜爾佳氏), putri Ganchuhan (甘楚漢). Dia melahirkan Bakedu.
    • Lady Gūwalgiya (瓜爾佳氏), putri Taketai (塔克泰). Dia melahirkan Zhakedu.
  • Selir:
    • Lady Nara (那拉氏), putri Faha (法哈).
    • Lady Liang (良氏), putri Liang Guozhu (良國柱).

Keturunan

sunting
  • Julan (珠蘭; 1635-1665), putra sulung Dodo.
  • Doni (多尼; 1636-1661), putra kedua Dodo.
  • Bakedu (巴克度; 1640-1668), putra ketiga Dodo.
  • Cani (察尼; 1641-1681), putra keempat Dodo.
  • Dorbo (多爾博; 1643-1672), putra kelima Dodo.
  • Zhakedu (扎克度; 1644-1689), putra keenam Dodo.
  • Dunggo (董額; 1647-1706), putra ketujuh Dodo.
  • Fiyanggu (費揚古; 1649-1723), putra kedelapan Dodo.

Lihat pula

sunting

Catatan

sunting
  1. ^ This Feiyanggu was from the Nara clan, and was not the same person as Dodo's eighth son.

Referensi

sunting
  • Ebrey, Patricia (1993). Chinese Civilization: A Sourcebook. Simon and Schuster.
  • Voices from the Ming-Qing Cataclysm: China in Tigers' Jaws, Struve, Lynn A. Publisher:Yale University Press, 1998 ISBN 978-0-300-07553-3978-0-300-07553-3. 312 pages
  • Struve, Lynn A. "Voices from the Ming-Qing Cataclysm: China in Tiger's Jaws. London: Yale University Press, 1993.
  • Liu Xiaomeng. "Twelve Princes of the Qing Dynasty" 正說清朝十二王. Zhonghua Publishers, 2006.