Doa Azarya dan Lagu Pujian Ketiga Pemuda

Doa Azarya dan Lagu Pujian Ketiga Pemuda adalah bagian pasal yang muncul pada Kitab Daniel Yunani. Bagian ini muncul setelah Daniel 3:23 dalam Alkitab Katolik dan Ortodoks Timur, sebagaimana dalam terjemahan Septuaginta Yunani kuno. Artikel VI pada 39 Artikel Gereja Inggris mencantumkannya dalam daftar non-kanonik (tetapi, dengan teks-teks Apokrifa lainnya, "Gereja [Inggris] membacanya untuk teladan hidup dan pengajaran tata krama",[1] dan Gereja Anglikan menggunakannya dalam liturgi). Bagian ini ditiadakan dari beberapa Alkitab Protestan, dikategorikan sebagai suatu penambahan apokrif.

Bagian ini mencakup tiga komponen utama. Yang pertama adalah doa penitensial dari teman Daniel yang bernama Azarya (disebut Abednego di Babel, menurut Daniel 1:6–7) saat ketiga pemuda berada dalam perapian yang menyala-nyala. Komponen kedua merupakan suatu penjelasan singkat mengenai sosok bercahaya yang menemui mereka dalam perapian, lagi ia tidak hangus terbakar. Dikatakan bahwa sosok tersebut adalah seorang malaikat, atau ditafsirkan oleh orang Kristen sebagai suatu pertanda awal atau teofani Yesus Kristus, dalam kerangka pemikiran yang sama sebagaimana Melkisedek. Komponen ketiga adalah himne atau kidung pujian yang mereka nyanyikan ketika mereka menyadari pembebasan yang mereka alami. Himne tersebut mengandung refren, "Nyanyikanlah dan tinggikanlah Dia selama-lamanya", diulang berkali-kali, masing-masing menyebutkan suatu atribut dunia ini.

"Lagu Pujian Ketiga Pemuda" merupakan bagian dari himne yang disebut sebagai suatu kanon yang dinyanyikan saat Matutinum dan ibadat lainnya dalam Ortodoksi. Buku Doa Umum Gereja Inggris mencantumkannya sebagai kidung yang disebut "Benedicite" dan merupakan salah satu kidung tradisional yang dapat dinyanyikan setelah bacaan pertama dalam Orde Doa Pagi. Liturgi-liturgi Lutheran juga menggunakannya sebagai salah satu lagu opsional saat Matutinum. Baik versi lengkap ataupun singkat dari Lagu Pujian ini ditampilkan sebagai Kidung Perjanjian Lama dalam liturgi Laudes hari Minggu dan Pesta dalam Ibadat Harian di Gereja Katolik Roma.

Lirik "Lagu Pujian Ketiga Pemuda"

sunting

Lirik "Lagu Pujian Ketiga Pemuda" yang didaraskan/dinyanyikan saat Ibadat Pagi (Laudes) dalam Ibadat Harian di Gereja Katolik Roma:[2][3]

Pujilah Tuhan, segala karya Tuhan,*
pujilah dan luhurkanlah Dia selama-lamanya.
Pujilah Tuhan, semua malaikat Tuhan,*
pujilah dan luhurkanlah Dia selama-lamanya.
Pujilah Tuhan seluruh isi surga,*
pujilah dan luhurkanlah Dia selama-lamanya.
Pujilah Tuhan, segala air di atas langit,*
angkasa raya Tuhan, luhurkanlah Dia.
Pujilah Tuhan, matahari dan bulan,*
segala bintang di langit, luhurkanlah Dia.
Pujilah Tuhan, hujan dan embun,*
angin dan taufan, luhurkanlah Dia.
Pujilah Tuhan, api dan panas-terik,*
hawa sejuk dan dingin, luhurkanlah Dia.
Pujilah Tuhan, kabut dan gerimis,*
halilintar dan awan, luhurkanlah Dia.
Pujilah Tuhan, siang dan malam,*
terang dan gelap, luhurkanlah Dia.
Pujilah Tuhan, seluruh bumi,*
pujilah dan luhurkanlah Dia selama-lamanya.
Pujilah Tuhan, gunung dan bukit,*
segala yang tumbuh di bumi, luhurkanlah Dia.
Pujilah Tuhan, segala mata air,*
lautan dan sungai, luhurkanlah Dia.
Pujilah Tuhan, segala yang hidup di dalam air,*
unggas di udara, luhurkanlah Dia.
Pujilah Tuhan, binatang buas dan jinak,*
semua manusia, luhurkanlah Dia.
Pujilah Tuhan, umat Israel,*
pujilah dan luhurkanlah Dia selama-lamanya.
Pujilah Tuhan, para Imam,*
semua pelayanNya, luhurkanlah Dia.
Pujilah Tuhan, orang yang takwa,*
semua yang suci dan rendah hati, luhurkanlah Dia.
Pujilah Tuhan, Ananya, Azarya dan Misael,*
pujilah dan luhurkanlah Dia selama-lamanya.

Catatan:

  • Jika tidak dinyanyikan, ayat didaraskan silih berganti ayat demi ayat oleh dua kelompok umat atau oleh pemimpin dan umat.
  • Tanda * menunjukkan jeda di tengah satu ayat, artinya alur pendarasan/nyanyian diputus sejenak.

Lihat pula

sunting

Referensi

sunting

Pranala luar

sunting