Doğu Perinçek (pengucapan bahasa Turki: [doːu peɾinˈtʃek]; lahir 17 Juni 1942) adalah politikus, doktor hukum[1] asal Turki dan mantan revolusioner komunis yang menjadi ketua nasionalis sayap kiri Partai Patriotik sejak tahun 2015. Ia juga merupakan anggota Komite Talat Pasha, sebuah organisasi yang menyangkal genosida Armenia.[2][3] Secara politis, dia adalah seorang Eurasia yang menyukai hubungan dekat dengan Tiongkok dan sangat anti-Amerika.[4]

Doğu Perinçek
Perinçek pada Mei 2018
Ketua Partai Patriotik
Mulai menjabat
15 Februari 2015
Sebelum
Pendahulu
Diri sendiri (sebagai Ketua Partai Pekerja)
Pengganti
Petahana
Sebelum
Ketua Partai Pekerja
Masa jabatan
10 Juli 1992 – 15 Februari 2015
Sebelum
Pendahulu
Partai didirikan
Pengganti
Petahana
Sebelum
Ketua Partai Sosialis
Masa jabatan
July 1991 – 10 July 1992
Sebelum
Pendahulu
Ferit İlsever
Pengganti
Petahana
Sebelum
Ketua Partai Buruh dan Tani Turki
Masa jabatan
29 Januari 1978 – 12 September 1980
Informasi pribadi
Lahir17 Juni 1942 (umur 82)
Gaziantep, Turki
Partai politikPartai Patriotik (2015–sekarang)
Afiliasi politik
lainnya
Ketua Partai Buruh dan Tani Turki (1978–1980)
Partai Sosialis (1991–1992)
Partai Pekerja (1992–2015)
Anak4, termasuk Mehmet
Orang tuaSadık Perinçek (ayah)
PendidikanPengacara
X: dogu_perincek Modifica els identificadors a Wikidata
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Referensi

sunting
  1. ^ Perinçek, Doğu. "Doğu Perinçek'in Özgeçmişi". Vatan Partisi. 
  2. ^ "Perinçek v. Switzerland: Between Freedom of Speech and Collective Dignity". Verfassungsblog. 5 November 2015. Diakses tanggal 14 December 2020. 
  3. ^ Ertür, Başak (2019). "Law of Denial" (PDF). Law and Critique. 30 (1): 1–20. doi:10.1007/s10978-019-09237-8. The fact that Perinçek's case went all the way to the ECtHR Grand Chamber was a significant political victory for the so-called Talât Pasha Committee: this successful legal provocation entailed the ECtHR's spectacular instrumentalisation in denialism in the centenary of the Armenian genocide. The high profile of the case allowed Perinçek and his allies to claim in their media campaign that this would be the case that decides whether or not there was a genocide. The campaign was effective: the ECtHR Grand Chamber hearing was widely covered in the Turkish media as the trial that would put an end to the so-called 'hundred year-old genocide lie'... Perinçek and his party celebrated the judgment claiming in bold PR campaigns, 'We put an end to the genocide lie'. 
  4. ^ "Turkish elections: The fringe nationalist facing a polling day pummelling". Middle East Eye (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-08-16. 

Pranala luar

sunting