Diokletianus
Diokletianus (bahasa Latin: Gaius Aurelius Valerius Diocletianus Augustus, lahir 22 Desember 244 – meninggal 3 Desember 311) adalah seorang kaisar Romawi yang memerintah dari tahun 284 hingga 305 M. Diokletianus dikenal sebagai salah satu tokoh yang paling berpengaruh dalam sejarah Kekaisaran Romawi, terutama karena reformasi yang dilakukannya dalam bidang pemerintahan, ekonomi, militer, dan agama. Ia juga dikenal sebagai kaisar yang memulai penganiayaan besar terhadap umat Kristen.
Diokletianus | |||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Kaisar Romawi | |||||||||
Kekuasaan tunggal |
| ||||||||
Pendahulu | Carinus | ||||||||
Penerus | |||||||||
Kaisar Bersama | Maximianus (di Romawi Barat) | ||||||||
Kelahiran | Diokles 22 Desember c.242-243[1] Salona, Dalmatia, Kekaisaran Romawi | ||||||||
Kematian | Aspalathos, Dalmatia, Kekaisaran Romawi | ||||||||
Pemakaman | |||||||||
Pasangan | Aurelia Prisca | ||||||||
Keturunan | Valeria | ||||||||
|
Kehidupan Awal
suntingDiokletianus lahir dengan nama Diocles di Dalmatia (sekarang wilayah Kroasia) dari keluarga petani rendah. Informasi tentang masa kecil dan kehidupannya sebelum naik tahta sangat terbatas. Sebagai seorang prajurit, Diocles meniti karier di militer Romawi dan mencapai pangkat tinggi berkat kemampuannya yang menonjol. Ia diangkat menjadi kaisar setelah pembunuhan Kaisar Numerianus pada tahun 284.
Pemerintahan
suntingPembagian Kekaisaran: Tetrarki
suntingSalah satu pencapaian terbesar Diokletianus adalah sistem Tetrarki, yaitu pembagian kekuasaan kekaisaran menjadi empat bagian yang diperintah oleh dua Augusti (kaisar senior) dan dua Caesari (kaisar junior). Diokletianus sendiri memerintah sebagai Augustus di wilayah timur, sementara Maximianus memerintah di barat. Tetrarki didirikan untuk mengatasi tantangan dari wilayah yang luas dan ancaman eksternal, terutama dari serangan barbar dan Persia.
Reformasi Administratif
suntingDiokletianus melakukan reformasi besar dalam sistem pemerintahan Romawi. Kekuasaan administratif dan militer dipisahkan, dan provinsi-provinsi diperbanyak serta dikelompokkan dalam unit-unit yang lebih kecil yang disebut dioceses. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi pemerintahan dan memperkuat pengawasan terhadap wilayah yang luas.
Reformasi Militer
suntingReformasi di bidang militer juga dilakukan untuk memperkuat pertahanan kekaisaran. Diokletianus meningkatkan jumlah tentara secara signifikan dan membentuk unit militer yang lebih kecil namun lebih fleksibel untuk menghadapi ancaman invasi di sepanjang perbatasan. Di bawah pemerintahannya, perbatasan kekaisaran diperkuat dengan benteng-benteng dan pos-pos militer.
Reformasi Ekonomi
suntingDi bidang ekonomi, Diokletianus memperkenalkan sejumlah langkah untuk mengatasi inflasi yang merajalela dan ketidakstabilan ekonomi. Pada tahun 301 M, ia mengeluarkan Edictum de Pretiis Rerum Venalium (Edik Harga Maksimum), yang membatasi harga barang dan upah untuk mengendalikan inflasi. Meski demikian, kebijakan ini sebagian besar tidak efektif dan sulit diterapkan secara merata di seluruh kekaisaran.
Penganiayaan Terhadap Kristen
suntingDiokletianus juga terkenal karena memulai penganiayaan besar-besaran terhadap umat Kristen, yang dikenal sebagai Penganiayaan Diokletianus. Pada tahun 303, ia mengeluarkan serangkaian edik yang memerintahkan penghancuran gereja, pembakaran kitab suci Kristen, dan pemaksaan terhadap umat Kristen untuk beribadah kepada dewa-dewa Romawi. Banyak umat Kristen yang ditangkap, disiksa, dan dieksekusi selama periode ini. Penganiayaan ini adalah salah satu yang paling keras dalam sejarah Kekaisaran Romawi, meskipun tidak sepenuhnya berhasil dalam memberantas agama Kristen.
Abdikasi dan Kehidupan Akhir
suntingPada tahun 305 M, Diokletianus melakukan tindakan yang sangat jarang dilakukan oleh seorang kaisar Romawi: ia mengundurkan diri dari jabatannya. Ia adalah kaisar pertama dalam sejarah Romawi yang secara sukarela menyerahkan kekuasaannya. Diokletianus pensiun ke sebuah istana megah di Spalatum (sekarang Split, Kroasia) di mana ia menghabiskan sisa hidupnya bertani dan menikmati kehidupan sederhana.
Diokletianus wafat pada 3 Desember 311, beberapa tahun setelah menyaksikan runtuhnya sistem Tetrarki yang ia bangun. Kekaisaran Romawi kembali mengalami ketidakstabilan akibat perebutan kekuasaan di antara kaisar-kaisar yang tersisa.
Lihat Pula
suntingReferensi
sunting- ^ Barnes 1982, hlm. 30, 46; CAH, hlm. 68.
- Barnes, Timothy D. The New Empire of Diocletian and Constantine. Cambridge, MA: Harvard University Press, 1982.
- Corcoran, Simon. The Empire of the Tetrarchs. Oxford University Press, 1996.
- Jones, A.H.M. The Later Roman Empire, 284-602: A Social, Economic, and Administrative Survey. Oxford: Blackwell, 1964.