Dewa Cawu
Dewa cawu (meninggal April atau Mei 1673) adalah seorang pangeran di Pulau Bali, yang mungkin memerintah sebagai raja untuk sementara waktu di tahun 1650-an. Ia lahir dari sebuah dinasti yang mengklaim keturunan dari Hindu-Jawa Majapahit, dan istananya (puri) berada di Gelgel, dekat pantai selatan Bali. Menurut historiografi Bali yang ditulis jauh kemudian, ia adalah salah satu dari empat belas anak-anak raja Dalem Seganing, dan lahir dari istri rekan/selir (penawing).[1] Ia tampaknya telah memegang posisi tinggi selama pemerintahan saudaranya Dalem Di Made (1623 -1642 ??). Sumber-sumber Belanda dari tahun 1630-an menyebutkan seorang saudara dari penguasa saat ini disebut T'jouw atau Tchau yang bernegosiasi dengan Perusahaan Hindia Belanda atas nama penguasa.[2]
Menurut sebuah teks entri tahunan di Bali berjudul Pawawatekan menyebutkan Kerajaan Gelgel runtuh pada tahun 1651, pada saat yang sama Dewa Cawu bertahta sebagai raja. Pecahnya pertempuran internal di Bali pada tahun 1651 juga disebutkan dalam sumber-sumber Belanda. Dewa Cawu tidak disebutkan sebagai penguasa disana namun disebutkan kemudian secara terpisah di historiografi Bali. Juga, waktu sebagai penguasa atau pura-pura-penguasa, tampaknya hanya berselang pendek dan terhambat oleh perang internal yang masih berlangsung. Pada tahun 1665, menteri utama kerajaan lama, Anglurah Agung, memiliki kekuatan merebut tahta, yang ia pertahankan sampai kematiannya pada 1686. Sebuah teks menyatakan bahwa Dewa Cawu meninggal di Guliang, Kabupaten Bangli, pada tahun 1673.
Teks abad ke-18 M, Babad Dalem juga berbicara tentang seorang penguasa yang meninggal di pengasingan di Guliang, meskipun penguasa ini diidentifikasi sebagai saudara tuanya Dalem Di Made.[3] kondisi dinasti di Bali saat ini karena itu sebagian jelas, dengan sumber sebagian besar kontradiktif.[4]
Referensi
sunting- ^ I Wayan Warna et al. (tr.), Babad Dalem; Teks dan Terjemahan. Denpasar: Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Daerah Tengkat I Bali 1986, p. 94.
- ^ H.T. Colenbrander, Dagh-Register, gehouden int Casteel Batavia. 's-Gravenhage: Departement van Koloniën 1898, p. 177-82.
- ^ H. Hägerdal, 'Bali in the Sixteenth and Seventeenth Centuries; Suggestions for a Chronology of the Gelgel Period', Bijdragen tot de Taal-, Land- en Volkenkunde 151 1995, p. 119-20.
- ^ H. Creese, Balinese Babad as Historical Sources; A Reinterpretation of the Fall of Gelgel, Bijdragen tot de Taal-, Land- en Volkenkunde 147 1991.