Delapan Jam Pertempuran di Mangkang
Delapan Jam Pertempuran di Mangkang adalah sebuah peristiwa perlawanan pasukan Corps Mariners C.A. IV bertugas di daerah Pekalongan, Batang dan Pemalang yang dikenal sebagai Sub Wehrkreise Slamet V (SWKS V) terhadap Sekutu yang terjadi di Mangkang, Semarang, Jawa Tengah. dibawah pimpinan Letnan. Moekijat.
Delapan Jam Pertempuran di Mangkang | |||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Bagian dari Perang Kemerdekaan Indonesia | |||||||
| |||||||
Pihak terlibat | |||||||
Indonesia | Belanda | ||||||
Tokoh dan pemimpin | |||||||
Letnan. Moekijat | Infanteri Belanda |
Kronologi peristiwa
suntingSalah satu aksi heroik Letjen KKO (Purn) Moekijat (Alm) adalah dalam pertempuran delapan jam di Mangkang Semarang. Dalam perang kemerdekaan pasukan Corps Mariners C.A. IV bertugas di daerah Pekalongan, Batang dan Pemalang yang dikenal sebagai Sub Wehrkreise Slamet V (SWKS V) di bawah pimpinan Mayor R Soehadi. Dalam susunan organisasi Corps Mariners C.A. IV selain Staf Komando dan Administrasi, terdapat empat grup yaitu:
- Group A dipimpin Kapten M. Joenoes
- Group B dipimpin Kapten Moekijat
- Group C dipimpin Kapten Soewadji
- Group D dipimpin Kapten Wiranto Soewono.
Sejak tentara Sekutu mendaratkan pasukan-pasukannya di berbagai tempat di Indonesia, di Kota Pantai Utara Jawa, timbullah medan-medan pertempuran. Sejak kwartal pertama tahun 1946 sampai dengan 21 Juli 1947 CM IV Tegal melaksanakan tugas-tuga operasi pertahanan. Ltn Moekijat pernah memimpin Rombongan ke-2 untuk maju ke front pertempuran Semarang. Kedudukan pos pertahanannya berada di Kampung Mangkang bagian Timur. Peristiwa yang sangat menarik dari Rombongan ke-2 ini adalah diserangnya Pos Pertahanan Pasukan C.M. Pada pagi hari sekitar jam 08 pagi tentara Belanda melaksanakan penyerangan ke Pusat Pertahanan pasukan C.M. dengan pesawat pemburu type Mustang P.51 dan sebuah pesawat pembom type B 25. Hampir semua bangunan hancur dibombardir. Dalam gerakannya di darat Belanda juga menggunakan senjata bantuan dengan menggunakan Hauwitzer caliber 155 mm. Namun demikian Ltn Moekijat dengan tenang memberikan perintah dan petunjuk kepada anak buahnya yang dalam keadaan panik agar siap di posnya masing-masing untuk menghadapi serangan infanteri Belanda.
Tak lama kemudian Belanda yang didahului dengan gerakan beberapa pansernya mulai masuk ke Kampung Mangkang. Kekuatan pasukan infanteri Belanda kira-kira berkekuatan satu batalyon, secara frontal menggempur pos pertahanan terdepan. Pertempuran pun terjadi dengan sengitnya. Pasukanpasukan C.M. pada setiap lini berjuang mati-matian dengan segala kemampuan untuk membendung arus maju pasukan Belanda yang bersenjata lebih baik. Karena situasi sangat memaksa, maka pasukan C.M. terpaksa mengundurkan diri dari batas Kampung Mangkang Timur dan membuat lini baru untuk pertahanan di sepanjang pematang persawahan kurang lebih 100 meter dari Kampung Mangkang Barat. Garis pertahan Pasukan C.M. berhasil menghentikan gerakan lawan. Pertempuran berlangsung sampai dengan pukul 16.30 sore. Belanda menarik pasukannya mundur ke induk pasukan yang berada di Kampung Djrakah. Kesempatan tersebut digunakan oleh Ltn Moekijat untuk konsulidasi dan reorganisai pasukan dan kembali ke Pos Pertahanan di Kampung Mangkang. Dalam pertempuran tersebut 14 anggota gugur, 3 anggota luka-luka berat dan 4 anggota luka ringan. Di pihak lawan juga jatuh banyak korban.
Pranala luar
sunting