Debasement adalah praktik merendahkan nilai mata uang. Praktik tersebut biasanya dilakukan berkenaan dengan uang komoditas seperti koin emas atau perak. Koin dikatakan debased jika kadar emas, perak, perunggu atau nikel dikurangi.

Contoh

sunting

Contohnya, nilai denarius dalam mata uang Romawi secara bertahap berkurang sepanjang waktu saat pemerintah Romawi mengubah ukuran dan kadar perak dari sebuah koin. Awalnya, perak yang digunakan nyaris murni, dengan berat sekitar 4.5 gram. Dari waktu ke waktu, nilainya berkurang. Pada masa dinasti Julio-Claudia, Denarius memiliki kadar sekitar 4 gram perak, dan kemudian berkurang menjadi 3.8 gram di bawah masa pemerintahan Nero. Denarius makin berkurang ukuran dan kemurniannya, sampai pada paruh kedua dari abad ketiga, kabarnya hanya sekitar 2% perak, dan digantikan oleh Argenteus.[1]

Karena peningkatan kekayaan, kekaisaran Wijayanagara mengeluarkan koin emas dalam jumlah besar. Harihara-I dan Bukka (pendiri kekaisaran Wijayanagara di India Selatan) mencetak koin-koin emas menggunakan emas debased. Fanam emas (sebuah jenis dari koin) dan turunan-turunannya dicetak untuk media transaksi akhir.[2]

Lihat pula

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ "Archived copy". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-11-28. Diakses tanggal 2015-12-01. 
  2. ^ http://www.forumancientcoins.com/india/vijayngr/vij_coinage.html