Dadi adalah sindiran dalam bahasa Lampung memiliki arti yang sangat mendalam ,bahasa yang di gunakan pun halus dan bermakna ambigu atau memiliki dua atau lebih makna.Kegiatan Dadi biasanya disiapkan dalam pertemuan khusus ,dadi biasanya dilantunkan saat pergantian tahun , panen raya ,pertemuan bujang gadis atau kegiatan gawi.

Dadi dilantunkan oleh beberapa pasang bujang dan gadis ,dibelakang mereka ada guru yang mengajarkan jawaban - jawaban dan menirukan kosakata yang diajarkan.antara bujang dan gadis terdapat lelit / kebung yang memiliki arti tirai pembatas ,apabila dalam kegiatan dadi ini ada salah satu bujang gadis melakukan pindah pematang (makna bait yang baru dilantunkan tidak sesuai dengan bait sebelumnya),maka dianggap kalah .Dadi memiliki enam irama yaitu ,lagu dibi (irama senja),lagu tengah bingi ,lagu kuwasan ,lagu puniah nano ,lagu salah undogh dan lahu ngelumpat,ini merupakan tradisi dalam masyarakat Lampung Tengah[1]

Rujukan

sunting
  1. ^ Dwiari Rahmawati, Lien (2018). Penetapan Warisan Budaya Takbenda Indonesia Tahun 2018. Jakarta: Direktorat jendral Kebudayaan , Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan republik Indonesia. hlm. 95.