Lokomotif DSM 38 adalah lokomotif yang menjadi tulang punggung perkeretaapian tanah Deli. Lokomotif ini didatangkan pada tahun 1913-1914 sebanyak 8 unit dari Pabrikan Sächsische Maschinenfabrik vormals Richard Hartmann AG dengan nomor DSM 31 - DSM 38, dan batch kedua dengan nomor 39 - 44 sebanyak 6 unit di tahun 1915 dari pabrikan Koninklijke Nederlandsche Fabriek van Werktuigen en Spoorwegmaterieel atau disingkat Werkspoor N.V, lokomotif-lokomotif ini diberikan nomor urut sesuai kedatangannya, berbeda dengan lokomotif-lokomotif milik Staatsporwegen dan perusahaan kereta api di Jawa, yang oleh perusahaan kereta api , nomor lokomotif selain diurutkan sesuai tahun kedatangan juga dibagi dari tipe lokomotif , bila lokomotif tipe C selalu diberikan nomor lokomotif dengan awalan huruf C.
Lokomotif DSM 38
Lokomotif Uap DSM 38 yang kini menjadi monumen di Stasiun Medan
Lokomotif Uap Tipe C 2-6-4T ini digunakan untuk menarik rangkaian kereta penumpang atau gerbong barang. Biasanya, lokomotif uap ini digunakan untuk menarik gerbong barang bermuatan sawit atau karet dari daerah Stasiun Tebingtinggi atau Stasiun Kisaran disebelah Timur Medan , di mana Stasiun Tanjung Balai berada . Adanya kereta api telah mendorong pertumbuhan di sektor perkebunan dan pertumbuhan ekonomi di sektor lain yang pada akhirnya membuat Deli kini Kota Medan menjadi daerah yang maju dan berkembang pesat, lokomotif uap tipe C 2-6-4T Hartmann (dengan nomor lokomotif uap DSM 31–38) ini telah dilengkapi dengan rem tangan dan rem vakum. Tangki air berada di samping boiler. Kabin didesain cukup luas dan juga telah didesain untuk beroperasi daerah tropis serta dilengkapi dengan atap ganda dan jendela berada di samping. Loko Uap ini memiliki dua silinder luar berdimensi 390 mm X 550 mm dengan roda berdiameter 1300 mm. Berat keseluruhan 48,3 ton. Lokomotif ini dapat melaju hingga kecepatan maksimum 68 km/jam dan sebagai bahan bakar menggunakan kayu jati.
Diantara ke 14 Loko Tipe C 2-6-4T inilah yang kemudian hari dijadikan Monumen Loko di Medan , yaitu Loko Uap Hartmann dengan no 38 , yang didatangkan oleh DSM pada tahun 1914, Secara fisik tidak banyak berbeda , tetapi lokomotif uap Werkspoor dengan berat 51,3 ton lebih berat 3,1 ton bila dibandingakan dengan lokomotif uap Hartmann , Menurut beberapa informasi , sebenarnya lokomotif uap yang dijadikan Monumen adalah Loko no 35 bukan no 38 , tetapi mengingat keduanya adalah sama2 dari pabrik Hartmann Tipe C 2-6-4T yang didatangkan pada 1914 , tidak menjadi masalah . Yang menjadi masalah bila Loko Uap ini bagian dari Werkspoor Tipe C 2-6-4T dengan nomor Loko 39 s/d 44 tahun 1915 , atau Loko no 50 s/d 55 tahun 1920 atau Loko no 57 s/d 59 . Seperti disebut diatas , biarpun tidak banyak perbedaan , Loko Tipe C 2-6-4T dari kedua pabrik mempunyai bobot yang berbeda sekitar 3,1 Ton Kini lokomotif ini telah menjadi monumen di samping Stasiun Medan. Ada hal unik ketika lokomotif uap Hartmann no 38 ini dijadikan Monumen , sampai dengan akhir tahun 1990 an posisi Loko Uap sempat menghadap kearah Utara (membelakangi Stasiun Medan) , kemudian dirubah menjadi kearah Selatan seperti keadaan sekarang.[1]