Cukilan, Suruh, Semarang

desa di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah

Cukilan adalah sebuah desa di kecamatan Suruh di Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Terletak disebelah Utara kota Kecamatan Suruh, berjarak sekitar 7 km dari kantor Kecamatan Suruh. Secara administratif letak geografis Desa Cukilan Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang dibatasi oleh 5 desa, 2 kecamatan, dan 1 Kabupaten pada sisi-sisinya. Batas-batas desa Cukilan:

Cukilan
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Tengah
KabupatenSemarang
KecamatanSuruh
Kode pos
50776
Kode Kemendagri33.22.04.2016 Edit nilai pada Wikidata
Luas6,5km²
Jumlah penduduk6.060
Kepadatan150 jiwa/km²
Peta
PetaKoordinat: 7°20′18″S 110°35′48″E / 7.33833°S 110.59667°E / -7.33833; 110.59667
Sebelah Utara : Desa Dadapayam
Sebelah Barat : Desa Krandon Lor dan Desa Terban, Kec. Pabelan
Sebelah Selatan : Desa Reksosari dan Desa Gunung Tumpeng
Sebelah Timur : Desa Kedungringin dan Kab. Boyolali

Luas Wilayah Desa Cukilan Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang memiliki luas secara keseluruhan sebesar 621,18 ha, secara administratif terdiri 7 dusun, 7 RW dan 41 RT.

Pembagian wilayah

sunting

Desa Cukilan terbagi atas 8 dusun:

  1. Dusun Salak
  2. Dusun Krajan
  3. Dusun Patran
  4. Dusun Pakelan
  5. Dusun Banjaran Gunung
  6. Dusun Banjaran cengklik
  7. Dusun Gejugan
  8. Dusun Ngasinan

Geografi

sunting

Ketinggian wilayah Desa Cukilan Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang berada antara 350-550 m di atas permukaan laut (dpl), dengan ketinggian terendah berada di Dusun Gejugan dan tertinggi di Dusun Krajan 1. Berdasarkan tingkat kelandaiannya wilayah Desa Cukilan termasuk wilayah perbukitan.

Dari luas wilayah Desa Cukilan Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang sebesar 621,18 ha dengan penggunaan lahan untuk pertanian sawah seluas 157,91 ha, pertanian bukan sawah seluas 321,49 ha, dan penggunaan bukan pertanian seluas 141,80 ha.

Penggunaan lahan pertanian sawah dengan irigasi seluas 88,50 ha dan tadah hujan seluas 69,41 ha. Penggunaan lahan pertanian bukan sawah untuk tegal/kebun seluas 232,87 ha, perkebunan seluas 34,80 ha, dan hutan rakyat seluas 53,82 ha.

Wilayah Desa Cukilan memiliki iklim tropis dengan curah hujan rata-rata 2000-3000 mm/ tahun, suhu udara berkisar antara 20-30 °C, kecepatan angin 0,37-0,71 knot, dan kelembaban udara 38,5-98%.

Demografi

sunting
Jumlah Penduduk 2024 6,060

Rincian Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama:

Agama
Islam 5,998
Kristen 61
Katholik 1
Hindu 0
Buddha 0
Konghucu 0
Kepercayaan terhadap Tuhan YME 0

Sejarah Perkembangan Agama Islam di Desa Cukilan

sunting

Desa Cukilan, Kecamatan Suruh, memiliki akar sejarah Islam yang kuat yang berkaitan dengan tokoh penyebar agama Islam, Ki Ageng Cukil Wanakusuma. Beliau berasal dari Tuluh Watu, Magelang, dan merupakan orang pertama yang menetap di Desa Cukilan. Sejak kecil, Ki Ageng Cukil Wanakusuma telah mendalami ilmu agama, ilmu peperangan, dan ilmu kanuragan. Ketika dewasa, ia menjadi abdi dalem prajurit Kerajaan Yogyakarta dan mendapatkan nama tambahan Wanakusumo, sehingga dikenal sebagai Ki Ageng Cukil Wanakusuma.

Sebagai penyebar Islam, Ki Ageng Cukil Wanakusuma memiliki pengaruh besar dalam perkembangan agama Islam di Cukilan. Hingga saat ini, makamnya masih dianggap keramat dan banyak dikunjungi peziarah dari berbagai daerah. Peziarah datang untuk berdoa dan menghormati jasanya dalam penyebaran Islam.

Salah satu tradisi Islam yang masih bertahan di Cukilan adalah tradisi Saparan, yang dilaksanakan setiap bulan Safar dalam kalender Islam. Tradisi ini berlangsung selama dua hari, yaitu pada Kamis Pon dan Jumat Wage, dan diikuti oleh masyarakat setempat serta warga dari luar desa. Tradisi ini bertujuan untuk tilik kubur, yaitu ziarah ke makam keluarga yang telah meninggal, sekaligus sebagai bentuk penghormatan kepada Ki Ageng Cukil Wanakusuma sebagai tokoh Islam yang pertama kali tinggal di Cukilan.

Seiring waktu, ajaran Islam yang disebarkan oleh Ki Ageng Cukil Wanakusuma terus berkembang dan menjadi bagian dari identitas budaya dan spiritual masyarakat Cukilan, menjadikan desa ini sebagai salah satu pusat keislaman yang memiliki tradisi keagamaan yang kuat dan lestari hingga kini.

Sejarah Pengkabaran Injil di Desa Cukilan

sunting

Desa Cukilan dilayani oleh 2 Gereja Yaitu:

  1. Gereja Baptis indonesia Gejugan, Desa Cukilan
  2. GKMI Salatiga Cabang Cukilan, Banjaran Gunung Desa Cukilan

Sejarah Penginjilan di Cukilan dan Jangglengan

sunting

Penginjilan di Cukilan dan Jangglengan berawal dari persekutuan kecil yang diinisiasi oleh mahasiswa Kristen di Salatiga pada akhir 1960-an. Dalam upaya memperluas jangkauan Injil, pelayanan semakin berkembang pada 1970-an, dengan fokus pada daerah-daerah yang masih kuat dengan tradisi Islam Kejawen, termasuk Cukilan dan Jangglengan.

Para penginjil memulai pelayanan mereka melalui ibadah dari rumah ke rumah, membangun hubungan dengan masyarakat sekitar, dan memberikan pemahaman tentang ajaran Kristen. Pendekatan yang digunakan tidak hanya berfokus pada aspek teologi, tetapi juga merangkul budaya lokal dan kehidupan sosial, mengikuti model penginjilan yang pernah dilakukan oleh Kiai Sadrach, di mana tradisi Jawa masih diakomodasi dalam penyebaran ajaran Kristen.

Seiring berjalannya waktu, beberapa warga mulai tertarik dan mengikuti kegiatan persekutuan dan pengajaran Alkitab. Misi ini cukup berhasil, terutama di Cukilan, di mana beberapa orang memilih untuk dibaptis dan menjadi jemaat tetap. Sementara itu, Jangglengan juga mengalami pertumbuhan, meskipun lebih lambat dibanding daerah lain.

Kehadiran dan Manfaat Gereja di Cukilan dan sekitarnya

sunting
  • Pembauran Sosial: Aktif dalam kegiatan sosial seperti pernikahan, kematian, dan kerja bakti lingkungan.
  • Kegiatan Gereja:
    • Sekolah minggu terbuka untuk warga kristen dan umum
    • Bazar Pasar Murah Gereja, dengan bazar ini membantu masyarakat sekitar gereja memenuhi kebutuhan pokoknya
    • Pembagian bingkisan Natal dan Lebaran ke rumah warga, sehingga kerukunan masyarakat terjalin dan terjaga.
    • Bantuan perlengkapan sekolah untuk TK Kristen dan sekolah negeri, biasaanya berisi perlengkapan baca tulis sekolah, doa-doa rohani dan cerita-cerita dongeng anak-anak berdasarkan alkitab.
    • Bantuan sosial bagi jemaat dan masyarakat sekitar yang terkena musibah.
    • Perayaan hari besar Kristen terbuka bagi anak-anak desa sekitar gereja, ada yang terlibat sebagai penari, penyaji hidangan, keamanan dan membantu mensukseskan acara. Remaja dan anak-anak di Banjaran Gunung sangat tertarik dalam kegiatan-kegiatan gereja, mereka yang non kristen pun ketika Natal tiba ikut merasakan keceriaan dan kedamaian Natal.
    • Dalam Kegiatan sosial seperti pernikahan, Kegiatan Doa untuk peringatan kematian, baik warga Kristen dan Non Kristen ikut serta baik di acara warga Islam maupun sebaliknya.
    • Pendidikan: TK Kristen dibuka di Banjaran Gunung, Gejugan, Jangglengan Dadapayam, Sumberejo, dan Brangkongan Ujung Ujung, meski mayoritas siswanya adalah Non Kristen.
    • Jemaat Gereja juga sering mengumpulkan dana untuk membantu masyarakat kurang mampu seperti memberikan bantuan sembako, beasiswa dan bantuan berobat untuk warga sekitar gereja
    • Aktif dalam partisipasi mensukseskan pembangunan Dusun dengan kolaborasi antara Gereja dan Pemerintah Desa.

Tantangan dan Kendala Pengkabaran

sunting
  • Kesulitan penginjilan di Daerah Cukilan dan Jangglengan Dadapayam karena ketakutan masyarakat untuk secara terbuka menerima iman Kristen, dan ketakutan akan dikucilkan masyarakat dan keluarga.
  • Kepercayaan hanya sebatas identitas KTP, tanpa komitmen penuh terhadap ajaran yang mereka yang yakini.
  • Hambatan sosial dan budaya, di mana masyarakat setempat masih ragu untuk berpindah agama secara terbuka.


Pranala luar

sunting