Tembaga(II) asetat

senyawa kimia
(Dialihkan dari Cu2(CH3COO)4)

Tembaga(II) asetat, atau kupri asetat adalah senyawa kimia dengan rumus Cu2(CH3COO)4, atau disingkat Cu2(OAc)4 di mana AcO- adalah ion asetat (CH3CO2-). Secara komersial senyawa ini biasanya tersedia dalam bentuk hidratnya, yang mengandung dua molekul air. Cu2(OAc)4 berwujud padatan kristal berwarna hijau gelap, sedangkan hidratnya Cu2(OAc)4.2H2O berwarna hijau-kebiruan. Sejak dahulu kala, beberapa senyawa tembaga asetat digunakan sebagai fungisida dan zat warna hijau. Sekarang Cu2(OAc)4 digunakan dalam sintesis anorganik dan sebagai katalis maupun agen oksidator pada sintesis organik. Senyawa ini memiliki warna nyala biru-hijau.

Hidrat dari tembaga(II) asetat

Sintesis

sunting

Dulunya senyawa ini disintesis di tempat pembuatan anggur, mengingat asam asetat merupakan salah satu produk samping fermentasi. Namun metode ini menghasilkan produk yang tidak begitu murni. Tembaga (II) asetat dengan kemurnian tinggi dapat disintesis di laboratorium melalui serangkaian reaksi (3 tahap). persamaan totalnya adalah sebagai berikut:

CuSO4 + 4 NH3 + 4 CH3COOH → Cu2(OAc)4(H2O)2 + (NH4)2SO4

(CuSO4 (tembaga sulfat) juga biasanya terdapat dalam bentuk hidrat)

Reaksi ini menghasilkan tembaga(II) asetat dalam bentuk hidrat. Untuk mendehidrasinya, hasil reaksi dipanaskan dalam suhu 100 °C di vakum.[1]

Cu2(OAc)4.2H2O → Cu2(OAc)4 + 2 H2O

Penggunaan dalam sintesis kimia

sunting

Tembaga(II) asetat lebih banyak digunakan sebagai katalis atau agen pengoksidasi dalam sintesis-sintesis organik. Contohnya Cu2(OAc)4 digunakan untuk memasangkan dua alkuna terminal (alkuna yang memiliki ikatan rangkap 3 pada atom C ujung) untuk membentuk 1,3-diuna:[2]

Cu2(OAc)4 + 2 RC≡CH → 2 CuOAc + RC≡C-C≡CR + 2 HOAc

Reaksi tersebut berjalan melalui zat antara tembaga(I) asetilida (Cu2C2), yang kemudian teroksidasi menjadi tembaga (II) asetat menghasilkan radikal asetilida.

Struktur

sunting
 
Struktur dwiinti (binuclear) dari tembaga(II) asetat

Molekul Cu2(OAc)4.2H2O memiliki struktur "lampion Tiongkok", seperti halnya Rh(II) dan Cr(II) tetraasetat.[3][4] Atom tembaga terikat pada satu atom oksigen dari tiap asetat dengan panjang 1.97 Å (angstrom). Bola koordinasi ini dilengkapi dengan dua ligan air, dengan jarak Cu-O 2.20 Å. Dua atom tembaga yang memiliki 5 koordinasi berjarak 2.65 Å, yang hampir sama dengan jarak Cu-Cu pada logam tembaga.

Catatan kaki

sunting
  1. ^ S. J. Kirchner, Q. Fernando "Copper(I) Acetate" Inorganic Syntheses, 1980, volume XX, hal. 53-55.
  2. ^ P. Vogel, J. Srogl "Copper(II) Acetate" in "EROS Encyclopedia of Reagents for Organic Synthesis" Copper(II) Acetate, 2005 John Wiley & Sons.
  3. ^ van Niekerk, J. N. Schoening, F. R. L. “X-Ray Evidence for Metal-to-Metal Bonds in Cupric and Chromous Acetate” Nature 1953, volume 171, pages 36-37. doi:10.1038/171036a0.
  4. ^ Wells, A.F. (1984). Structural Inorganic Chemistry, Oxford: Clarendon Press.