Citrasena
Citrasena (Dewanagari: चित्रसेन; IAST: Citrasena ) adalah raja gandarwa dalam wiracarita Mahabharata, yang mengajarkan cara menari dan menyanyi kepada Arjuna. Ia tinggal di kahyangan Indra bersama para bidadara dan bidadari. Ia bertempur dengan laskar Duryodana saat para Pandawa menjalani hukuman pengasingan.
Tokoh Mahabharata | |
---|---|
Nama | Citrasena |
Kitab referensi | Mahabharata |
Kediaman | kahyangan |
Golongan | gandarwa |
Profesi | raja gandarwa |
Guru tari Arjuna
suntingCitrasena disebutkan dalam Wanaparwa, kitab ketiga Mahabharata, sebagai guru musik di kahyangan Indra. Indra meramalkan bahwa Arjuna akan hidup dalam penyamaran selama setahun di keputren Raja Wirata, sebagai orang kasim, sehingga ia perlu pengetahuan tentang musik dan tari untuk mendidik putri dan para dayang di keputren tersebut. Indra ingin agar Arjuna dilatih langsung oleh raja gandarwa, Citrasena. Citrasena segera memulai pengajarannya, dan sejak saat itu mereka menjadi sahabat.[1]
Setelah Urwasi mengutuk Arjuna agar menjadi orang kasim seumur hidup, Citrasena dan Indra membujuk Urwasi agar meringankan kutukan tersebut menjadi hanya satu tahun saja. Citrasena berhasil membujuknya setelah menceritakan kisah para Pandawa dan keberanian Arjuna.[2]
Pertempuran dengan Korawa
suntingPada kisah lain dalam kitab Wanaparwa, suatu laskar yang dipimpin oleh Duryodana dan seratus saudaranya (para Korawa), beserta Sangkuni, berkemah di Dwetawana dengan maksud memata-matai sekaligus mengolok-olok kehidupan para Pandawa yang sedang dalam masa pengasingan. Mereka tiba di suatu hutan dan terpikat dengan pesonanya. Duryodana bermaksud untuk berenang di suatu telaga di hutan tersebut. Tanpa ia ketahui, Citrasena sudah lebih dahulu berkemah di dekat sana, beserta laskar gandarwanya yang berjumlah lebih besar daripada yang dibawa Duryodana. Citrasena melakukannya berdasarkan petunjuk Indra, sebab Indra tahu akan maksud buruk Duryodana, sehingga ia memerintahkan Citrasena untuk menggagalkan rencana tersebut.
Duryodana marah setelah prajurit Citrasena melarangnya memasuki kawasan telaga. Ia pun mengerahkan pasukan Korawa dan melancarkan serangan kepada laskar gandarwa yang dipimpin Citrasena. Pada akhirnya, Citrasena berhasil mengalahkan Duryodana dan menawannya sebagai tahanan perang.
Beberapa prajurit Korawa berhasil kabur dan menuju ke tempat pengasingan para Pandawa untuk mencari cara membebaskan Duryodana. Yudistira, Pandawa yang sulung, menyuruh adik-adiknya untuk menyelamatkan Duryodana yang ditawan laskar gandarwa. Dengan berat hati, adik-adiknya menurut dan bersedia melawan laskar gandarwa. Setelah pertempuran singkat berlangsung, atas permohonan Arjuna, Citrasena bersedia membebaskan Duryodana.
Referensi
sunting- ^ Chandra Roy, Pratap. The Mahābhārata of Krishna-Dwaipayana Vyasa. Forgotten Books. hlm. 98–99. ISBN 9781451018240.
- ^ Chandra Roy, Pratap. The Mahābhārata of Krishna-Dwaipayana Vyasa. Forgotten Books. hlm. 100–102. ISBN 9781451018240.