Cipedes, Paseh, Bandung
Cipedes adalah desa di kecamatan Paseh, Bandung, Jawa Barat, Indonesia. Seperti halnya desa-desa lain, Desa Cipedes juga menjadi sasaran kekejaman Pemberontakan DI/TII, terdapat insiden yang menewaskan beberapa tentara pada 1958.
Cipedes | |||||
---|---|---|---|---|---|
Negara | Indonesia | ||||
Provinsi | Jawa Barat | ||||
Kabupaten | Bandung | ||||
Kecamatan | Paseh | ||||
Kode pos | 40383[1] | ||||
Kode Kemendagri | 32.04.35.2002 | ||||
Luas | 2,88 km² | ||||
Jumlah penduduk | 11.232 jiwa | ||||
Kepadatan | 3900 jiwa/km² | ||||
|
Pembagian administratif
suntingDesa Cipedes terdiri dari 4 Dusun, 15 Rukun Warga (RW) dan 61 Rukun Tetangga (RT) yaitu:
- Cipedes
- Gulang-Gulang
- Jatinunggal
- Sukarame
Geografis
suntingDesa Cipedes terletak di lereng perbukitan. Desa ini terletak 35 km di sebelah timur Kota Soreang.
Sejarah
suntingDesa ini diyakini sudah berdiri pada tahun 1900 an. Seorang bernama Anijem, diyakini sebagai pembuka lahan yang kala itu masih ditumbuhi pohon-pohon besar. Anijem lalu dianggap sebagai sesepuh desa sekaligus kepala desa. Setelah itu kepemimpinan dilanjutkan oleh H. Ismail hingga dekade 1930-an. H. Ismail lalu digantikan oleh Anggadireja yang dipilih oleh warga yang bisa menunjukkan kikitir (tanda bukti kepemilikan tanah). Anggadireja memimpin desa hingga 1941. H. Ismail lalu menjadi kepala desa lagi dalam masa yang singkat hanya satu tahun. Keadaan ekonomi saat itu makin sulit, terlebih lagi adanya Pendudukan Jepang. H. Ismail lalu digantikan oleh H. Daud yang merupakan guru SR di desa ini. Pada saat pendudukan Jepang warga desa juga mengalami arareum (jam malam) di mana pada malam hari lampu harus dipadamkan dan romusa. Masa kepemimpinan H. Daud berakhir pada 1945. Kemudian jabatan kepala desa diduduki oleh H. Ahmad. Pada masa pemerintahannya keadaan desa sangat tidak aman, muncul garong (penyamun) yang bahkan membunuh istri dari H. Ahmad. Ketika H. Ahmad selesai jabatannya, ia digantikan oleh U. Samudi. Pada masa kepemimpinan U. Samudi inilah Pemberontakan DI/TII sedang pecah. Masa jabatan U. Samudi berakhir di 1960
Selanjutnya kepala desa Cipedes adalah:
Nama | Periode | Keterangan |
---|---|---|
H. Oyo Juhara | 1960-1965 | |
Apud Nagara | 1965–1967 | Plt.; Sekretaris Desa II |
H. Z. Marpudin | 1967–1971 | Diberhentikan, dinilai terlibat PKI |
Rohmat | 1971–1973 | Plt.; Pegawai Kecamatan Paseh |
Obon Sobandi | 1973–1976 | |
Popon Sopandi | 1976–1984 | |
Idimiharja | 1984–1986 | Plt. |
Endang | 1986–1994 | |
Amik Yulianti | 1994 | Plt. |
Uu Djaenudin | 1994–2002 | |
Popon Sopandi | 2002–2007 | |
H. Ohan Sujana | 2007–2013 | |
Ujang Sulaeman, SH | 2013–kini |
Pada tahun 1984 Desa Cipedes dipecah menjadi dua desa yaitu Desa Cipedes dan Desa Tangsimekar.
Keadaan saat Pemberontakan DI/TII
suntingDesa Cipedes adalah tempat di mana beberapa anggota TNI gugur dibunuh oleh DI/TII saat sedang melakukan patroli di Kampung Jamban, Cipedes pada tahun 1958 . Beberapa diantaranya yang meninggal adalah Letda Karim, Serda Makmur, Praka Sa’ari, Praka Kardi dan Praka Sidik. Sebuah tugu dibangun untuk memperingati insiden ini.[2]
Pendidikan
sunting- SD Negeri Cipedes
- SD Negeri Gulang-Gulang
- SD Negeri Jatinunggal 01
- SD Negeri Jatinunggal 02
- SD Negeri Lokasiswa
- SD Negeri Sukarame
- SMP Plus Dharma Agung
- SMK Dharma Agung
Batas
suntingUtara | Desa Sangiang, Kecamatan Rancaekek |
Timur | Desa Cigentur |
Selatan | Desa Karangtunggal |
Barat | Desa Tangsimekar |
Pranala luar
sunting- (Indonesia) Laman resmi Desa Cipedes
- (Indonesia) Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 050-145 Tahun 2022 tentang Pemberian dan Pemutakhiran Kode, Data Wilayah Administrasi Pemerintahan, dan Pulau tahun 2021
- (Indonesia) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan
- (Indonesia) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan
Referensi
sunting- ^ Kode Pos Kecamatan Paseh
- ^ Digorok Gerombolan: Kesaksian Penyintas Kekejaman DI/TII di Bandung di tirto.id diakses 9 Maret 2019 20.07 WIB