Cikuya, Banjarharjo, Brebes

desa di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah


Cikuya adalah sebuah desa yang terletak di kecamatan Banjarharjo, Brebes, Jawa Tengah, Indonesia.

Cikuya
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Tengah
KabupatenBrebes
KecamatanBanjarharjo
Kode pos
52265
Kode Kemendagri33.29.17.2011 Edit nilai pada Wikidata
Luas888,8 Ha
Jumlah penduduk±7617
Peta
PetaKoordinat: 7°1′15″S 108°50′56″E / 7.02083°S 108.84889°E / -7.02083; 108.84889

Desa ini terbagi menjadi 4 Pedukuhan Utama yaitu Dukuh Kopi, Dukuh Cariyang, Dukuh Nanggerang, Dukuh Cikuya Hilir dan 8 Pedukuhan Kecil yaitu Karangsuwung, Parenca, Cariu, Tegalpacing, Nyodor, Bureyeung, CikuyaKubang dan Ciheleut.

Sekilas Cikuya

sunting

Desa Cikuya secara geografis terletak 200 meter di atas permukaan laut, terletak sejauh 35 km dari ibu kota kabupaten dan 4 km dari kota kecamatan Banjarharjo. Sebagai sebuah desa yang berada di ujung barat Kabupaten Brebes bersama desa-desa yang lainnya berbatasan langsung dengan wilayah dua kabupaten sekaligus yakni Kabupaten Kuningan dan Kabupaten Cirebon. Oleh karena itu Desa Cikuya memiliki ciri khas masyarakatnya berkebudayaan sunda atau setidak-tidaknya sehari-hari berkomunikasi dengan Bahasa Sunda.

Letak Desa Cikuya walaupun tidak terlalu jauh dari ibu kota kecamatan, tidak automatis dapat bergerak cepat dalam roda pembangunan salah satu penyebabnya adalah tidak dilaluinya desa ini oleh jalan kabupaten maupun oleh jalan provinsi. Istilah desa "kelek jalan" sering dialamatkan kepada desa ini mengingat nyaris terlupakan oleh desa-desa yang secara langsung dapat dilalui oleh jalan kabupaten maupun jalan provinsi.

Desa Cikuya merupakan Desa yang dimekarkan/mengalami program pemekaran dari Desa Malahayu dan merupakan bekas wilayah dari Desa Malahayu dengan dasar pemekaran yang bertujuan untuk mengefektifkan pembangunan, dan dari segi wilayah dan jumlah penduduk merupakan desa terbesar kelima dari 25 desa yang ada di kecamatan Banjarharjo. Wilayah Desa Cikuya terbagi kedalam 4 pedukuhan utama dan 8 pedukuhan kecil yang wilayahnya bervariasi baik dalam luas maupun jumlah penduduk. Dukuh dimaksud antara lain Dukuh Cariyang, Dukuh Nanggerang, Dukuh Kopi, Dukuh Cikuya Hilir, Parenca, Cariu, Nyodor, Bureyeung, Tegalpacing,Karangsuwung,CikuyaKubang dan Ciheuleut. Pedukuhan ini dipimpin oleh 5 orang Kepala Dusun (kadus) dan 7 Ketua RW, ditamah 28 Ketua RT. Dukuh paling padat penduduknya adalah Dukuh Cikuya dipimpin oleh 2 orang kadus, Dukuh Kopi oleh 1 orang kadus, dukuh Nanggerang dan dukuh Cariyang oeh masing-masing 1 orang kadus.

Layaknya sebuah desa, Pemerintah Desa Cikuya memiliki kantor Pemerintah Desa yang terletak di Dukuh Kopi. Dipimpin oleh seorang kades bernama A.Sekod, Desa Cikuya sedang berupaya terus menerus melakukan pembangunan di segala bidang. Kondisi perekonomian masyarakat Desa Cikuya sesungguhnya kurang begitu beruntung jika dilihat dari masyarakatnya yang mayoritas berprofesi sebagai petani. Lahan pertanian yang dimiliki 100 % lahan kering yang mengandalkan curah hujan setiap tahunnya. Sebetulnya letak Waduk Malahayu yang mampu mengairi wilayah pertanian 3 kecamatan jaraknya hanya 2 km saja dari desa ini, namun masyarakat desa Cikuya sedikitpun belum bisa menikmati manfaat irigasi dari waduk ini. Sedikitpun tidak ada saluran irigasi yang bersumber dari waduk ini bisa mengairi wilayah pertanian desa Cikuya. Kami masyarakat desa baru puas sekadar dilewati saja pahit dan sangat membuat iri. Oleh karena itu masyarakat baru bisa bercocok tanam hanya ketika tiba musim hujan. Panen hanya sekali dalam setahun itupun kalau berhasil.

Kondisi masyarakat yang seperti ini menyebabkan hampir 60 % masyarakat Desa Cikuya adalah masyarakat urban yang merantau ke berbagai kota untuk mencari pekerjaan sebagai kuli kasar atau buruh harian lepas. Kondisi seperti inilah yang terjadi di Desa Cikuya. Keprihatinan Pemerintah dan berbagai elemen masyarakat dengan kondisi desa belum mampu menggerakkan roda perekonomian secara signifikan. Dibutuhkan akselerasi pembangunan agar masyarakat segera keluar dari persoalan ini.

Motto Desa ini adalah: Desa yang Berbudaya