Chetty ,Chitty, atau Chetti Melaka adalah istilah yang digunakan oleh para keturunan imigran Tamil yang sejak akhir abad ke-15 dan abad ke-16 telah berdomisili di Melaka (Malaysia) dan Singapura. Mereka juga dikenal sebagai "Peranakan India" dan telah mengadopsi praktik Budaya Melayu(kebanyakan) sambil mempertahankan d warisan Hindu dan Tamil mereka[2].Majoritinya adalah beragama Hindu (komuniti Tamil-Chettiar) telah tinggal selama beberapa generasi di sepanjang selat Malaka dan sebagian besar telah memiliki garis keturunan dari perkawinan dengan orang Nusantara pribumi dan Melayu.Pada abad ke-21, populasi mereka mencapai 2.000 jiwa.

CChitty
Peranakan Chitty
சிட்டி
Kuil Chetti di Melaka
Jumlah populasi
~5000[1]
Daerah dengan populasi signifikan
 Malaysia (Melaka) ·  Singapura
Bahasa
Melayu Chetty · Melayu · English · Tamil
Agama
Hindu
Kelompok etnik terkait
Orang Tamil Malaysia · Orang India Malaysia · Orang India Singapura

Bahasa

sunting

Bahasa orang Chetti , yaitu Bahasa Melayu Kreol Chetty (atau "Bahasa Melayu Chetty"), adalah dialek kreol dari bahasa Melayu, yang berisi banyak kata Bahasa Tamil.Bahasa ini dituturkan sejak abad ke-16 oleh keturunan pedagang Tamil di Selat Melaka dan mungkin berkaitan dengan bahasa Melayu kreol Sri Lanka.

Bahasa Melayu kreol Chetty adalah gabungan bahasa Melayu, Tamil, dan Inggris meskipun kehadiran bahasa yang terakhir itu dalam kreol tidak begitu menonjol dibandingkan dengan dua bahasa pertama. Oleh karena kuatnya pengaruh bahasa Melayu terhadap kreol ini, maka bahasa Melayu kreol Chetty tidak jauh berbeda dari dialek Melayu lain, terutama dialek Melayu Melaka Tengah.

Sejarah

sunting

Catatan sejarah menyebutkan bahwa para pedagang Tamil asal Panai di Tamil Nadu menetap di Melaka pada masa kedaulatan Kesultanan Malaka. Seperti kebanyakan Peranakan, mereka kemudian menetap dan dengan bebas berbaur dengan penduduk lokal Melayu dan Tionghoa. Namun, dengan jatuhnya Kesultanan Malaka setelah tahun 1511, suku Chitty akhirnya kehilangan kontak dengan tanah air mereka.

Di bawah pemerintahan penjajah Portugis, Belanda dan Inggris, suku Chitty akhirnya mulai menyederhanakan budaya dan adat istiadat mereka dengan mengadopsi adat istiadat setempat.Hal ini dapat dibuktikan pada arsitektur Kuil Sri Poyyatha Vinayagar Moorthi yang dibangun oleh Thaivanayagam Pillay, pemimpin masyarakat Chitty, pada tahun 1781 setelah pemerintah kolonial Belanda memberinya sebidang tanah.Permukiman tradisional Chitty terletak di Kampung Tujuh di sepanjang Jalan Gajah Berang.

Kebudayaan

sunting

Chitty adalah komunitas Hindu Saiwa[3] . Dewa seperti Ganesha dan Siwa disembah. Petunjuk pengaruh Tao dan Islam juga terlihat dalam ritual keagamaan mereka

Perayaan

sunting

Mereka merayakan Deepavali, Ponggal, Tahun Baru Hindu, Navratri dan festival tradisional Hindu lainnya yang dirayakan oleh kelompok Hindu di Malaysia. Namun, suku Chitty tidak berpartisipasi dalam Thaipusam secara besar-besaran seperti kebanyakan kelompok Hindu. Selama bulan Mei mereka mengadakan festival serupa dengan Thaipusam di kuil lokal mereka yang disebut Mengamay. Salah satu perayaan yang unik di komunitas Chitty adalah festival Parchu. Dirayakan dua kali setahun dengan Parchu Ponggal (Bhogi) diperingati sehari sebelum Ponggal pada bulan Januari dan Parchu Buah-buahan selama musim buah antara bulan Juni dan Juli.

Busana

sunting

Sebagian besar suku Chitty telah mengadopsi kostum Melayu seperti sarung dan kemeja Melayu.

Masakan

sunting

Chetti memiliki masakan yang unik dan lezat, termasuk nasi kembuli, kuih kayam, dan ikan pindang. Selain makanan, masyarakat Chetti juga memiliki minuman bernama air panakan, Air panakan dibuat dengan kombinasi lemon, gula melaka, dan rempah-rempah. Hidangan yang akan disajikan pada hari-hari besar atau festival oleh chetti adalah tause dan itali. Kedua makanan ini terbuat dari beras yang direndam dalam air lalu digiling halus.

Makanan tradisional mereka antara lain:

  • nasi lemak kukus
  • Nasi Kembuli
  • Kuih Kayam
  • Air Panakan
  • Lauk ikan parang, kuah terong
  • Lauk Haram Jadah
  • Sambal telur belimbing buluh
  • Sambal udang
  • urap kelapa
  • tumis kangkung
  • kacang goreng minyak
  • acar sambal
  • sambal taik minyak.

Lihat pula

sunting

Referensi

sunting