Cenderawasih kaisar

spesies burung
(Dialihkan dari Cendrawasih kaisar)
Cenderawasih kaisar
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Filum:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Genus:
Spesies:
P. guilielmi
Nama binomial
Paradisaea guilielmi
Cabanis, 1888

Cenderawasih Kaisar (nama ilmiah: Paradisaea guilielmi) adalah burung Cenderawasih berukuran sedang dengan panjang sekitar 33 cm dari genus Paradisaea. Burung ini berwarna kuning dan cokelat, memiliki paruh abu-abu kebiruan, kaki coklat keunguan, dan iris mata berwarna coklat kemerahan.

Burung jantan dewasa memiliki muka atas kepala bagian depan dan tenggorokan berwarna hijau mengilap. Kepala bagian belakang, punggung dan sayap berwarna kuning, dan tubuh bagian bawahnya berwarna coklat. Pada bagian sisi dadanya terdapat bulu-bulu hiasan berwarna putih dan pada bagian ekornya terdapat dua buah tali yang panjang berwarna hitam. Sedangkan, betina memiliki ukuran yang lebih kecil, tanpa dihiasi bulu hiasan, memiliki kepala berwarna coklat tua, punggung kuning kecokelatan, dan tubuh bagian bawah berwarna coklat. Di samping itu, burung yang masih muda memiliki bulu seperti burung betina.

Daerah sebaran burung Cenderawasih Kaisar terdapat di hutan-hutan pegunungan bagian bawah dan perbukitan Jasirah Huon di Papua Nugini, umumnya dari ketinggian 670 meter sampai ketinggian 1.350 meter di atas permukaan laut.

Cenderawasih kaisar adalah poligami spesies. Burung jantan memikat pasangan dengan ritual tarian di dalam kelompok lek. Jantan menggantungkan badannya ke bawah, membuka memamerkan bulu hiasannya. Makanan burung Cenderawasih Kaisar terdiri dari buah-buahan dan aneka serangga.

Cenderawasih kaisar ditemukan oleh Carl Hunstein dalam salah satu ekspedisinya di pulau Irian pada bulan Januari 1884. Nama ilmiah spesies ini memperingati seorang kaisar Jerman, Frederick William Albert Victor.

Berdasarkan hilangnya habitat hutan yang terus berlanjut, populasi, dan daerah di mana burung ini ditemukan sangat terbatas, burung Cenderawasih Kaisar dievaluasikan sebagai berisiko hampir terancam di dalam IUCN Red List. Burung ini didaftarkan dalam CITES Appendix II.

Pranala luar

sunting