Cempa, Pinrang
Cempa adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan, Indonesia. Pembentukan kecamatan ini pada tahun 1984 dan terdiri dari 3 desa. Lahan di Kecamatan Cempa terbagi menjadi tambak, hutan bakau dan sawah. Objek wisata di Kecamatan Cempa adalah Pantai Wakka.
Cempa | |||||
---|---|---|---|---|---|
Negara | Indonesia | ||||
Provinsi | Sulawesi Selatan | ||||
Kabupaten | Pinrang | ||||
Pemerintahan | |||||
• Camat | Achmad Ade Sucitro. S, S.IP, M.Si | ||||
Populasi | |||||
• Total | 16,957 jiwa | ||||
Kode Kemendagri | 73.15.08 | ||||
Kode BPS | 7315060 | ||||
Luas | - km² | ||||
Kepadatan | - jiwa/km² | ||||
Desa/kelurahan | 6 desa 1 kelurahan | ||||
|
Geografi
suntingKecamatan Cempa merupakan salah kecamatan di Kabupaten Pinrang. Lokasinya terletak di pesisir pantai barat Sulawesi Selatan.[1] Wilayah Kecamatan Cempa merupakan dataran rendah.[2] Pembentukan Kecamatan Cempa ditetapkan dalam Pasal 2 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 1984. Kecamatan Cempa dibentuk sebagai hasil pemekaran sebagian wilayah Kecamatan Duampanua. Peraturan ini menetapkan bahwa Kecamatan Cempa dibentuk dengan meliputi tiga desa, yakni Desa Cempa, Desa Matunru TunruE, dan Desa Tadang PaliE. Saat pembentukan, Kecamatan Cempa berbatasan dengan wilayah Kecamatan Duampanua di sebelah utara. Kecamatan Cempa juga berbatasan dengan wilayah Kecamatan Watang Sawitto di sebelah selatan. Lalu di sebelah timur, Kecamatan Cempa berbatasan dengan Kecamatan Patampanua. Sementara di sebelah barat, Kecamatan Cempa berbatasan dengan Selat Makassar.[3]
Pemanfaatan lahan
suntingWilayah pesisir Kecamatan Cempa ditumbuhi hutan bakau yang merupakan bagian dari rangkaian hutan bakau yang membentang dari Kecamatan Cempa hingga ke Kecamatan Suppa. Formasi hutan bakau di Kecamatan Cempa bervariasi dari tebal ke tipis.[1]
Bagian pesisir dari Kecamatan Cempa dimanfaatkan untuk pembuatan tambak. Pada tahun 1991, melalui metode Penyamaran Rasio Gambar diketahui bahwa luas lahan yang digunakan sebagai tambak di Kecamatan Cempa adalah 875,755 ha. Kemudian diketahui pada tahun 2002 menggunakan Program Landsat, luasnya adalah 2.228,853 ha. Kemudian pada tahun 2005, menggunakan metode yang sama, diketahui luas tambak di Kecamatan Cempa adalah 2.680,011 ha.[4] Tambak yang ada di Kecamatan Lembang digunakan sebagai tempat budidaya udang windu, ikan bandeng dan rumput laut.[5]
Lahan di Kecamatan Cempa digunakan pula sebagai persawahan. Luas lahan persawahan pada tahun 1991 di Kecamatan Cempa adalah 3,694,507 ha. Luas tersebut diketahui melalui metode Penyamaran Rasio Gambar. Kemudian menggunakan Program Landsat pada tahun 2002, diketahui bahwa luas lahan persawahan di Kecamatan Cempa adalah 2.443,084 ha. Lalu pada tahun 2005, menggunakan metode yang sama, luas lahan persawahan di Kecamatan Cempa adalah 2.086,868 ha.[4]
Pariwisata
suntingKecamatan Cempa memiliki satu objek pariwisata yaitu Pantai Wakka.[6]
Referensi
sunting- ^ a b Azmi, Nurul (September 2018). "Society's Participation Model For Mangrove Rehabilitation in Cempa District, Pinrang Reency". UNM Geographic Journal. 2 (1): 10.
- ^ Hafid, Rosdiana (2012). Kila, Syahrir, ed. Toponimi Daerah Pinrang Sebagai Sumber Sejarah (PDF). Makassar: de La Macca. hlm. 9. ISBN 978-979-3897-52-3.
- ^ Presiden Republik Indonesia (22 Oktober 1984). "Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 1984 tentang Pembentukan Kecamatan Bungaya di Kabupaten Daerah Tingkat II Gowa, Kecamatan Gempa di Kabupaten Daerah Tingkat II Pinrang, dan Kecamatan Tulallu di Kabupaten Daerah Tingkat II Polewali Mamasa dalam Wilayah Propinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan". Database Peraturan Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia. Pasal 2. Diakses tanggal Januari 2023.
- ^ a b Paena, M., dkk. (2007). "Validasi Luas Lahan Tambak di Kabupaten Pinrang, Provinsi Sulawesi Selatan Menggunakan Teknologi Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis". Jurnal Riset Akuakultur. 2 (3): 338.
- ^ Jahid, Jamaluddin (2015). "Studi Pengembangan Kecamatan Mattiro Sompe sebagai Kawasan Minapolitan Kabupaten Pinrang". Plano Madani: Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota. 4 (1): 41.
- ^ Mihardja, E. J., dkk. (2018). Potensi Ekowisata sebagai Strategy City Branding (Studi Kasus Kabupaten Pinrang Sulawesi Selatan) (PDF). Jakarta: UB Press. hlm. 31. ISBN 978-602-7989-17-7.