Celle merupakan jenis permainan tradisional yang berasal dari salah satu daerah di Sulawesi Tenggara. Dinamakan juga dengan Selle oleh penduduk di Kecamatan Lasolo dan Sampara. Ada kemungkinan ini berasal dari bahasa Bugis atau bahasa daerah Kendari yang telah mendapat pengaruh dialek Bugis, karena wilayah ini terdiri atas sebagian orang-orang Bugis. Dalam bahasa Kendari (bahasa Tolaki) hanya ada istilah seleko yang merupakan nama salah satu tempat penyimpanan padi terdiri atas selembar jelajah bambu yang dilingkarkan sehingga berbentuk drum. Dimungkinkan dari sini kemudian dihubungkan dengan suatu permainan yang mana para pemainnya berusaha untuk mempertahankan sekeliling lingkaran permainan agar tidak dimasuki lawan untuk diserang. Sejak pendudukan Jepang di Sulawesi Tenggara, permainan ini mulai berkembang di daerah Kabupaten Kendari. Akan tetapi, berdasarkan tradisi masyarakat Suku Tolaki di Kabupaten Kendari, permainan ini merupakan hasil kreasi mereka sendiri. Siapa pencipta permainan ini masih menjadi misteri sampai saat ini. Namun, diperkirakan permainan ini telah berusia lebih dari setengah abad.Permainan ini biasa dimainkan oleh anak-anak sekolah pada sore atau malam hari.[1]

Deskripsi

sunting

Deskripsi permainan ini, antara lain:[1]

  • Jumlah, usia, dan jenis kelamin pemain terdiri dari dua kelompok yang saling berkompetisi, tiap kelompok memiliki namanya masing-masing sesuai selera mereka. Satu kelompok terdiri atas 4 s.d. 7 orang dengan ketentuan jumlah anggota dari masing-masing kelompok sama. Usia rata-rata 9 sampai 15 tahun. Dapat dimainkan oleh laki-laki saja, perempuan saja, ataupun dicampur keduanya
  • Peralatan permainan hanya memerlukan sebuah lapangan rata yang tidak berumput dan berlumpur. Di atas tanah lapang tersebut dibuat sebuah lingkaran dengan jari-jari +/- 3 meter
  • Permainan dilakukan dengan jalan:
    • sebelum dimulai, masing-masing kelompok telah menetapkan anggotanya, satu diantaranya bertindak sebagai Kapten; kedua pimpinan melakukan suit untuk menentukan kelompok mana yang menjadi penjaga dan penyerang terlebih dahulu, kelompok yang kalah bertindak sebagai penjaga
    • Tahap pertama, kelompok pemenang mencari tempat persembunyian dan mengintai wilayah lawan, mereka mengamati sekitar wilayah pertahanan lawan
    • Tahap kedua, anggota kelompok penyerang bergerak dari persembunyian untuk menyerang ke medan pertahanan lawan (pihak penjaga menjaga ketat daerah pertahanannya agar tidak dimasuki lawan sebelum mereka dapat menyentuh bagian tubuh penyerangnya, sebaliknya penyerang berusaha mengelakkan diri dari jangkauan lawan dan memasuki garis pertahanan lawan dengan selamat tanpa tersentuh kelompok yang bertahan.
    • Tahap ketiga, terjadi pengejaran oleh penjaga terhadap kelompok penyerang yang mendekati garis pertahanan melalui satu garis lurus (tidak boleh membelok), penyerang dapat mengelakkan diri dari jangkauan lawan dengan membelok sedikit dari garis pelariannya tetapi tidak boleh keluar dari batas lapangan yang sudah dibuat
    • Tahap keempat, bila seorang penyerang tertangkap (berhasil disentuh) penjaga, maka yang bersangkutan dianggap gugur, tetapi bila salah satu anggota penyerang berhasil menginjak wilayah pertahanan lawan ia harus berteriak "Celle" dan mengangkat kedua tangan sebagai tanda kemenangan (pada saat itu juga pengejaran bagi penyerang yang belum gugur dihentikan dan dinyatakan satu kemenangan bagi kelompok penyerang
    • Tahap kelima, merupakan tahap pergantian peran antara kedua kelompok (peralihan peran terjadi bila keseluruhan anggota penyerang gugur sebelum ada yang berhasil memasuki wilayah pertahanan lawan), bila terjadi hal tersebut, maka kelompok penjaga segera menyebar untuk mencari tempat persembunyian di sekitar wilayah pertahanan lawan sedangkan kelompok yang tadinya bertindak sebagai penyerang harus segera memasuki lingkaran pertahanan dan mengamati tiap gerak-gerik lawan yang sudah siap mengintai dan memasuki wilayah pertahanan.

Referensi

sunting
  1. ^ a b Celle di Situs Warisan Budaya Takbenda Indonesia, Kemdikbud, diakses 17 Maret 2019