Cat minyak adalah cat yang terdiri atas partikel-partikel pigmen warna yang diikat (direkat) dengan media minyak pengikat pigmen warna yaitu minyak linen dapat juga dengan minyak papaver dalam bentuk pasta, sedangkan untuk mengencerkan cat tediri dari campuran terpentin dengan minyak linen.[1][2]

Lukisan cat minyak View of Delft , oleh Johannes Vermeer.

Sejarah

sunting

Cat minyak telah digunakan di Inggris sejak abad ke-13 untuk dekorasi sederhana. Sampai abad ke-15 belum banyak digunakan untuk keperluan artistik. Pemanfaatan yang paling sering digunakan saat ini adalah untuk keperluan domestik yang lantaran ketahanan dan warnanya yang cerah membuatnya cocok digunakan pada eksterior dan interior. Sifat cat minyak yang lama keringnya telah diketahui oleh para pelukis awal. Sulitnya mendapatkan dan mengaplikasikan membuat cat ini jarang digunakan. Seiring dengan naiknya minat masyarakat terhadap aliran realisme, cat tempera yang cepat mengering menjadi tidak cocok.

Para seniman Flanders mencampur tempera dan cat minyak pada abad ke-15, namun memasuki abad ke-17, melukis murni dengan cat minyak sudah mulai lumrah.

Penggunaan pertama cat minyak

sunting

Diketahui bahwa lukisan cat minyak tertua berasal dari 650 M yang ditemukan pada tahun 2008 di gua-gua lembah Bamyan di Afghanistan.[3]

Karakteristik

sunting
 
Pigmen yang dijual di kios pasar di Goa, India .

Campuran minyak membuat cat jenis ini memberi efek kecerahan warna yang cemerlang. Selain itu cat membentuk pasta liat sehingga memberikan efek tekstur yang mengesankan bila diolah dengan baik.

Kelebihan

sunting

Kelebihan cat minyak memiliki gradasi warna yang dicapai paling lebar tidak dapat dicapai oleh cat jenis lain.

Kelemahan

sunting
  • Cat minyak memiliki bau yang menyengat dan memerlukan teknik yang lebih rumit, jika tidak memahami teknik menggunakan cat minyak dalam waktu di atas satu tahun cat minyak ini dapat menjadi retak rambut atau retak telur, ini membuat beberapa seniman beralih kepada cat pengencer air yaitu cat akrilik. Teknik cat akrilik lebih mudah tidak berisiko retak rambut dan bau cat tidak menyengat.
  • Membutuhkan waktu beberapa hari untuk membuat cat ini kering. Lapisan cat yang lebih tipis biasanya akan lebih cepat kering dibandingkan dengan lapisan cat minyak yang tebal.
  • Warna cat minyak lebih cepat memudar apabila dibandingkan dengan cat akrilik. Dalam kurun waktu beberapa tahun, warna cat minyak akan menjadi kekuningan jika terkena udara lembap pada lukisan warna putih. Untuk warna lain tidak mengalami perubahan warna kekuningan.[4]

Referensi

sunting
  1. ^ "oil painting | Description, History, & Facts". Encyclopedia Britannica (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-09-13. 
  2. ^ "Ingredients in Oil Paints". Our Pastimes (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-09-13. 
  3. ^ "Oldest Oil Paintings Found in Afghanistan". web.archive.org. 2011-06-03. Archived from the original on 2011-06-03. Diakses tanggal 2020-09-13. 
  4. ^ "What Is the Difference Between Acrylic vs Oil Paint?". My Modern Met (dalam bahasa Inggris). 2018-02-17. Diakses tanggal 2020-09-13.