Cascading Style Sheets

Aturan dalam pemograman
(Dialihkan dari Cascading style sheets)

Cascading Style Sheet (disingkat CSS) adalah bahasa lembar gaya yang digunakan sebagai penentu presentasi dan gaya dokumen yang ditulis dalam bahasa markup seperti HTML dan XML. CSS termasuk ke dalam teknologi dasar World Wide Web, bersama dengan HTML dan JavaScript.

Cascading Style Sheets (CSS)

Contoh dari kode sumber CSS
Ekstensi berkas.css
Jenis MIMEtext/css
Uniform Type
Identifier
public.css
Rilis pertama17 Desember 1996; 27 tahun lalu (1996-12-17)
Rilis terbaruCSS 2.1 : Level 2 Revision 1 / 12 April 2016; 8 tahun lalu (2016-04-12)
Jenis formatBahasa lembar gaya
StandarLevel 1 (Rekomendasi)
Level 2 (Rekomendasi)
Level 2 Revision 1 (Rekomendasi kandidat)
Situs webwww.w3.org/TR/CSS/#css

Nama cascading berasal dari skema prioritas yang ditetapkan untuk menentukan deklarasi mana yang berlaku jika lebih dari satu deklarasi properti cocok dengan elemen tertentu. Skema prioritas cascading ini dapat diprediksi.

Sama halnya styles dalam aplikasi pengolahan kata seperti Microsoft Word yang dapat mengatur beberapa style, misalnya heading, subbab, bodytext, footer, images, dan style lainnya untuk digunakan secara bersamaan dalam beberapa berkas (file).[1] Pada umumnya CSS digunakan untuk memformat tampilan halaman web yang dibuat dengan bahasa HTML dan XHTML.[1]

CSS dapat mengendalikan ukuran gambar, warna bagian tubuh pada teks, warna tabel, ukuran border, warna border, warna hyperlink, warna mouse over, spasi antar paragraf, spasi antar teks, margin kiri, kanan, atas, bawah, dan parameter lainnya.[1] CSS adalah bahasa style sheet yang digunakan untuk mengatur tampilan dokumen.[2]

Sejarah

sunting

Nama CSS didapat dari fakta bahwa setiap deklarasi style yang berbeda dapat diletakkan secara berurutan, yang kemudian membentuk hubungan ayah-anak (parent-child) pada setiap style.[3] CSS sendiri merupakan sebuah teknologi internet yang direkomendasikan oleh World Wide Web Consortium atau W3C pada tahun 1996.[2] Setelah CSS distandarisasikan, Internet Explorer dan Netscape melepas browser terbaru mereka yang telah sesuai atau paling tidak hampir mendekati dengan standar CSS.[3]

Untuk saat ini terdapat tiga versi CSS, yaitu CSS1, CSS2, dan CSS3. CSS1 dikembangkan berpusat pada pemformatan dokumen HTML, CSS2 dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan terhadap format dokumen agar bisa ditampilkan di printer, sedangkan CSS3 adalah versi terbaru dari CSS yang mampu melakukan banyak hal dalam desain website. CSS3 mendukung penentuan posisi konten, downloadable, huruf font, tampilan pada tabel /table layout dan media tipe untuk printer. Kehadiran versi CSS yang ketiga diharapkan lebih baik dari versi pertama dan kedua.

CSS3 juga dapat melakukan animasi pada halaman website, di antaranya animasi warna hingga animasi 3D. Dengan CSS3 desainer lebih dimudahkan dalam hal kompatibilitas websitenya pada smartphone dengan dukungan fitur baru yakni media query. Selain itu, banyak fitur baru pada CSS3 seperti: multiple background, border-radius, drop-shadow, border-image, CSS Math, dan CSS Object Model.[4]

Penulisan

sunting

Saat masuk pada bagian CSS, sering dijumpai kode sebagai berikut:

body {
    color: black;
}

Bagian pertama sebelum tanda kurung kurawal '{}' disebut selector, sedangkan yang diapit oleh kurung kurawal disebut declaration yang terdiri dari dua unsur, yaitu property dan value. Selector dalam pernyataan di atas adalah h1, color adalah properti, dan black adalah nilai[5].

Selain itu, ada tiga metode penulisan atribut pada CSS, yaitu:[6]

Inline Style Sheet

sunting

CSS didefinisikan langsung pada tag HTML yang bersangkutan. Ini ditulis dengan menambahkan atribut style="..." dalam tag HTML tersebut.[6] Gaya hanya akan berlaku pada tag yang bersangkutan, dan tidak akan memengaruhi tag HTML yang lain.[6]

Contoh:

<html>

<head>
  <title>Contoh Bentuk Inline</title>
</head>

<body>
  <p id="cth1">
    Ini adalah contoh tag P tanpa diformat menggunakan CSS </p>

  <p id="cth2" style="font-size:20pt">
    Tag P ini diformat dengan besar font 20 point </p>

  <p id="cth3" style="font-size:14pt; color:red">
    Tag P ini diformat dengan besar font 14 point, dan menggunakan warna merah </p>
</body>

</html>

Internal CSS

sunting

CSS didefinisikan terlebih dahulu dalam tag <style> ... </style> di dalam tag <head>[6][7] . Pada pendefinisian ini disebutkan atribut-atribut CSS yang akan digunakan untuk tag-tag HTML, yang selanjutnya dapat digunakan oleh tag HTML yang bersangkutan.

Contoh:

<html>

<head>
  <title>Contoh Bentuk Embedded</title>
  <style>
      body {
          background: #0000FF;
          color: #FFFF00;
          margin-left: 0.5in;
      }

      h1 {
          font-size: 18pt;
          color: #FF0000;
      }

      p {
          font-size: 12pt;
          font-family: Arial;
          text-indent: 0.5in;
      }
  </style>
</head>

<body>
  <h1 id="cth1">Judul ini berukuran 18 dengan warna merah!</h1>
  <p id="cth2">Tag p ini di format dengan besar font 12 point dengan tipe font Arial dan mempunyai indntasi 0.5 inci
  </p>
  <p id="cth3">Yang perlu diperhatikan juga bahwa body disini telah diformat dengan margin kiri 0.5 inch dan warna
    background biru</p>
</body>

</html>

External CSS

sunting

CSS didefinisikan dengan disimpan di berkas yang berbeda. Ini dapat digunakan di semua berkas HTML sehingga memudahkan seorang pengembang web untuk mengembangkan situs web miliknya.

<link href="lokasiberkas.css" rel="stylesheet">

Shorthand CSS

sunting

Beberapa properti CSS dapat disingkat dengan metode shorthand CSS. Ini dilakukan dengan cara mempersingkat penulisan kode CSS yang memungkinkan untuk menetapkan nilai beberapa property secara bersamaan, sehingga kode yang ditulis lebih ringkas.

Dalam CSS, wajar jika satu properti memiliki banyak elemen; misalnya dalam properti margin yang memiliki 4 properti untuk setiap sisi elemen, yaitu:

  1. margin-top
  2. margin-right
  3. margin-bottom
  4. margin-left

Saat ini metode penulisan shorthand CSS tersedia untuk beberapa properti berikut:

  1. Margin
  2. Padding
  3. Font
  4. Background
  5. Border
  6. List

Margin

sunting
margin: 3px 5px 7px 10px;

Artinya:

margin-top: 3px;
margin-right: 5px;
margin-bottom: 7px;
margin-left: 10px;

Padding

sunting
padding: 3px 5px 7px 10px;

Artinya:

padding-top: 3px;
padding-right: 5px;
padding-bottom: 7px;
padding-left: 10px;
font: italic bold 14px/30px Arial;

Artinya:

font-style: italic;
font-weight: bold;
font-size: 14px;
line-height: 30px;
font-family: Arial;

Background

sunting
background: #cc0000 url('igniel.jpg') no-repeat top center;

Artinya:

background-color: #cc0000;
background-image: url('igniel.jpg');
background-repeat: no-repeat;
background-position: top center;

Border

sunting
border: 3px solid #0000cc;

Artinya:

border-width: 5px;
border-style: solid;
border-color: #0000cc;
list-style: disc inside url('dot.gif');

Artinya:

list-style-type: disc;
list-style-position: inside;
list-style-image: url('dot.gif');

Penulisan komentar pada CSS

sunting
h1 {
  /* ini adalah komentar untuk satu baris */
  color: red;  
}

p {
  /* 
   ini juga adalah komentar untuk dua baris atau lebih.
   seluruh teks yang berada pada pembuka dan penutup sebuah komentar 
   akan diabaikan oleh browser sebagai compiler.
  */
  color: red;  
}

CSS Selector

sunting

Universal Selector

sunting

Universal selector digunakan untuk diterapkan pada seluruh elemen.[8]

/* diterapkan pada seluruh elemen */
* {
  color: green;
}

Type Selector

sunting

Type selector merupakan cara penulisan CSS dengan nama elemen sebagai target untuk diterapkannya rule. Ketika menggunakan selector ini, maka rule akan diterapkan pada seluruh elemen target yang ada pada dokumen HTML.[9]

/* akan diterapkan pada seluruh elemen <a>*/
a {
    color: blue;
}

ID Selector

sunting

ID selector menetapkan target elemen berdasarkan nilai dari atribut id yang diterapkan pada elemennya. Agar elemen dapat terpilih, maka atribut id pada elemen harus sama persis dengan yang ada di selector.[10] Contohnya adalah sebagai berikut:

<!DOCTYPE html>
<html>

<head>
  <title>Page Title</title>
  <style>
    #contoh {
      border: black 1px solid;
      border-radius: 16px;
    }
  </style>
</head>

<body>
  <!-- Elemen dengan id="contoh" -->
  <p id="contoh">ini adalah contoh kalimat.</p>
</body>

</html>

Class Selector

sunting

Class selector menetapkan target elemen berdasarkan nilai atribut class yang diterapkan pada elemennya. Mirip seperti ID Selector, untuk menerapkan class selector maka atribut class pada elemen harus sesuai dengan yang ada di selector.[11] Contohnya adalah sebagai berikut:

<!DOCTYPE html>
<html>

<head>
  <title>Page Title</title>
  <style>
    .contoh {
      border: black 1px solid;
      border-radius: 16px;
    }
  </style>
</head>

<body>
  <!-- Elemen dengan class="contoh" -->
  <p class="contoh">ini adalah contoh kalimat.</p>
</body>

</html>

Grouping Selector pada CSS

sunting

Grouping selector pada CSS merupakan cara penulisan CSS yang mana ketika selector CSS memiliki property yang sama dapat dikelompokkan dengan selector lainnya. Contohnya adalah sebagai berikut:

h1 {
    color: red;
}

h2{
    color: red;
}

p{
    color: red;
}

/* ini adalah class selector */
.text{
    color: red;
}

Kode CSS di atas akan lebih baik dikelompokkan seperti di bawah ini, dengan tujuan untuk meminimalisasi penulisan kode yang sama berulang.[12]

h1, h2, p, .text {
    color: red;
}

Descendant Selector

sunting

Descendant selector merupakan cara penulisan CSS dengan memanggil semua elemen yang merupakan turunan dari elemen tertentu. [13]

/* Memanggil elemen <p> di dalam elemen <div> */
div p {
    font-size: 12px;
}

Child Selector

sunting

Child selector merupakan cara penulisan CSS dengan memilih semua elemen yang merupakan anak langsung dari elemen tertentu. [14]

Contoh:

<!DOCTYPE html>
<html>
<head>
  <title>Page Title</title>
  <style>
    div > p {
        font-size: 12px;
    }
  </style>
</head>
<body>
    <div>
        <p> Teks 1 di dalam div. </p>
        <p> Teks 2 di dalam div.</p>
        <section>
            <p> Teks 3 di section tetapi merupakan turunan dari div </p>
        </section>
        <p> Teks 4 di dalam div </p>
    </div>
    <p>Teks 5 tidak di dalam div.</p>
</body>
</html>

Ini akan menghasilkan teks yang berada langsung di elemen <div> akan dirender dengan font berukuran 12 px, sedangkan teks yang tidak berada di dalam elemen <div> atau berada di elemen lain tetapi merupakan turunan dari elemen <div>, tetap memiliki ukuran font yang normal.

Dukungan dari peramban web

sunting

Masing-masing peramban web menggunakan mesin tata letak yang berbeda. Contohnya Firefox menggunakan Gecko sebagai mesin tata letaknya dan Chromium menggunakan Blink sebagai mesin tata letaknya. Dukungan untuk fitur CSS dari setiap mesin tata letak terkadang sering tidak konsisten. Beberapa teknik pun bermunculan untuk menggunakan suatu fitur CSS ke peramban web yang tidak mendukung fitur tersebut (biasa disebut CSS hack). Adopsi fitur CSS baru dapat terhambat oleh kurangnya dukungan dari peramban-peramban web besar. Contohnya fitur cross-fade() telah didukung oleh Chrome dan Safari namun sampai tahun 2021 masih belum didukung oleh Firefox.[15]

Beberapa pengembang web biasanya memeriksa terlebih dahulu dukungan untuk suatu fitur CSS, terutama untuk fitur CSS baru. Beberapa situs web berikut dapat membantu seperti CanIUse dan Mozilla Developer Network. CSS 3 memiliki fitur kueri, yang memberikan arahan @supports yang akan memungkinkan pengembang menargetkan peramban web dengan dukungan untuk fungsionalitas tertentu langsung di dalam CSS mereka.[16] CSS yang tidak didukung oleh suatu peramban web kadang-kadang bisa ditambal menggunakan polyfill, yang merupakan potongan kode JavaScript yang dirancang untuk memberikan dukungan untuk peramban web terhadap suatu fitur yang sebelumnya tidak didukung. Solusi ini dapat menambah kerumitan pada proyek pengembangan, dan akibatnya, perusahaan sering kali menentukan daftar versi peramban web yang akan dan tidak akan mereka dukung.

Penggunaan CSS dalam perangkat lunak lain

sunting

CSS dahulunya dibuat hanya untuk mempercantik halaman web. Namun, seiring perkembangan waktu CSS mulai diadopsi oleh perangkat lunak lain.

GTK adalah peralatan gawit lintas platform yang menggunakan CSS untuk memberi gaya pada setiap widget. GTK sering digunakan untuk membuat program Linux. GTK memperkenalkan API Tema baru dengan menggunakan CSS pada pembaharuan besar GTK versi 3.[17]

Qt merupakan toolkit widget dan biasa dipakai untuk membuat aplikasi lintas platform. Qt juga menggunakan CSS untuk mengkonfigurasi tema.

Contoh berkas

sunting
/* Kode berikut didedikasikan ke ruang publik (public domain)
    Silahkan untuk menggunakan, menyalin, dan mendistribusikan kode berikut */

body {
    background-color: yellow;
}
p {
    color: red;
}

Kode diatas akan mengganti warna halaman menjadi kuning dan membuat warna paragraf menjadi berwarna merah.

CSS Preprocessor

sunting

CSS preprocessor (pra pengolahan) adalah bahasa script atau program yang memungkinkan pengguna menulis kode CSS sesuai dengan sintaksis (syntax) prepocessor itu sendiri.[18]

Ada banyak jenis CSS preprocessor yang dapat digunakan, namun sebagain besar CSS preprocessor memiliki beberapa fitur yang tidak ada dalam vanilla CSS (CSS murni). Beberapa fitur tersebut di antaranya yaitu penulisan variabel, nesting, mixins, extends, color operations, if/else statement, loops, dan lain sebagainya. Fitur-fitur tersebut membuat penulisan kode CSS menjadi lebih mudah dibaca dan lebih mudah dirawat,[19]

Berikut adalah beberapa CSS preprocessor populer dan sering digunakan, yaitu :[18]

Variabel

sunting

Salah satu fitur yang dimiliki CSS preprocessor dan sering digunakan yaitu penulisan variabel. Dengan menuliskan variabel, kode yang dituliskan dapat digunakan digunakan kembali (reusable). Sehingga proses pengembangan suatu web dapat lebih cepat dan mudah.

Berikut adalah contoh penulisan variabel dalam CSS preprocessor:[20][21]

Sass/SCSS

sunting
// Penulisan SCSS preprocessor 
$base-color: #c6538c;
$border-dark: rgba($base-color, 0.88);

.box {
  border: 1px solid $border-dark;
}

Less CSS

sunting
// Penulisan Less preprocessor 
@width: 10px;
@height: @width + 10px;

#header {
  width: @width;
  height: @height;
}

Stylus

sunting
// Penulisan STYLUS preprocessor
font-size = 1em

div
    font-size font-size

Nesting

sunting

Dengan menggunakan fitur nesting, pengguna dapat menuliskan selector di dalam selector (bersarang). Contoh penulisannya adalah sebagai berikut:[22][23]

Sass/SCSS

sunting
// Penulisan SCSS preprocessor 
nav {
  ul {
    margin: 0;
    padding: 0;
    list-style: none;
  }
  li {
    display: inline-block;
  }
  a {
    display: block;
    padding: 6px 12px;
    text-decoration: none;
  }
}

Less CSS

sunting
// Penulisan Less preprocessor 
nav {
  ul {
    margin: 0;
    padding: 0;
    list-style: none;
  }
  li {
    display: inline-block;
  }
  a {
    display: block;
    padding: 6px 12px;
    text-decoration: none;
  }
}

Stylus

sunting
nav 
  ul 
    margin: 0;
    padding: 0;
    list-style: none;
  li 
    display: inline-block;
  a 
    display: block;
    padding: 6px 12px;
    text-decoration: none;
/* Apabila ditulis dengan kode vanilla CSS atau CSS polos, maka hasilnya adalah sebagai berikut */
nav ul {
  margin: 0;
  padding: 0;
  list-style: none;
}
nav li {
  display: inline-block;
}
nav a {
  display: block;
  padding: 6px 12px;
  text-decoration: none;
}

Lihat pula

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ a b c Slamet Riyanto, Membuat Web Portal Multi Bahasa Jomla 1.5X + CD, halaman 236. Elex Media Komputindo.
  2. ^ a b Dominikus Juju & Matamaya Studio, Seri Penuntun Praktis Join Multiply, halaman 95. Elex Media Komputindo.
  3. ^ a b Sulistyawan, Rubianto, Rahmad Saleh, Modifikasi Blog Multiply dengan CSS, halaman 32. Elex Media Komputindo.
  4. ^ "CSS 3 Introduction". W3Schools. [pranala nonaktif permanen]
  5. ^ Untung Julianto, Modifikator Blogger + CD, halaman 22. Elex Media Komputindo.
  6. ^ a b c d Untung Rahardja, Augury El Rayeb, & Asep Saefullah (2009). Siapa saja bisa membuat website dengan CSS dan HTML, halaman 37-41. Andi Yogyakarta.
  7. ^ "How CSS is structured - Learn web development | MDN" (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-09-23. 
  8. ^ "Universal selectors - CSS: Cascading Style Sheets | MDN". developer.mozilla.org (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-09-11. 
  9. ^ "Type selectors - CSS: Cascading Style Sheets | MDN". developer.mozilla.org (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-09-11. 
  10. ^ "ID selectors - CSS: Cascading Style Sheets | MDN". developer.mozilla.org (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-09-11. 
  11. ^ "CSS .class Selector". www.w3schools.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-09-11. 
  12. ^ "CSS Selectors". www.w3schools.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-09-11. 
  13. ^ "Descendant Combinator - CSS: Cascading Style Sheets | MDN". developer.mozilla.org (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-09-03. 
  14. ^ "Child Combinator - CSS: Cascading Style Sheets | MDN". developer.mozilla.org (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-09-03. 
  15. ^ "Can I use... Support tables for HTML5, CSS3, etc". caniuse.com. Diakses tanggal 2021-02-24. 
  16. ^ "Using Feature Queries in CSS – Mozilla Hacks - the Web developer blog". Mozilla Hacks – the Web developer blog (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-02-24. 
  17. ^ "February 2011 – GTK Development Blog" (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-02-25. 
  18. ^ a b "CSS preprocessor - MDN Web Docs Glossary: Definitions of Web-related terms | MDN". developer.mozilla.org (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-09-28. 
  19. ^ "CSS Preprocessors Explained". freeCodeCamp.org (dalam bahasa Inggris). 2020-01-17. Diakses tanggal 2022-09-28. 
  20. ^ "Getting started | Less.js". lesscss.org. Diakses tanggal 2022-09-28. 
  21. ^ "Sass: Variables". sass-lang.com. Diakses tanggal 2022-09-28. 
  22. ^ "Sass Nesting". www.w3schools.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-09-29. 
  23. ^ "Getting started | Less.js". lesscss.org. Diakses tanggal 2022-09-29. 

Pranala luar

sunting